15

1123 Words

Vanilla tidak henti-hentinya tersenyum seraya menatap cincin mutiara di jari manisnya, cincin yang mengikat dirinya dengan Arga. Tidak ada satupun orang di dunia ini yang tidak bahagia jika dilamar oleh orang yang mereka sayang. Setelah bangun tidur Vanilla belum beranjak dari tempat tidurnya karena memandangi cincin itu lebih membahagiakan daripada mandi atau makan. Padahal cincin itu tidak akan keluar dari jarinya walaupun tidak ia pandangi terus. Aku sayang kamu, Ga. Makasih udah datang ke kehidupanku dan memberi warna hidup agar tidak selamanya hitam. Tak lama kemudian, ponsel Vanilla bergetar ternyata telepon dari Arga. "Halo," sapa Vanilla. "Halo juga sayang, nanti malam aku jemput kamu." "Ke mana?" "Ke rumah orangtua aku." "Buat?" "Minta izin sama mereka buat nikahi kamu."

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD