"Ngapain kamu masih di sini?" Tak ada angin tak ada hujan, Juanda malah kena tegur dari ayahnya. "Gak boleh ya?" Juanda pun dengan polos malah bertanya. "Bawa pulang istrimu! Lanjutkan yang tertunda." Semua yang ada di sana malah tercengang dengan ocehan Pak Danu. Kepala cepat sekali terkoneksi, tahu ke mana arah pembicaraan pria paruh baya itu. "Papa memang paling paham." Bibir Juanda mengulas senyum bahagia. Segera berpamitan pada mereka, membawa istrinya pergi. "Mas, saya benar-benar malu loh, Mas terlalu frontal saat berbicara." Alma mengeluarkan unek-uneknya. "Di depan mereka gak apa-apa. Mereka itu senior, kecuali Laras yang masih bocil," ujar Juanda dengan santai menghindari mobilnya keluar dari pelataran rumah sakit. "Apa Mas juga akan menceritakan urusan ranjang kita pada