“Ngapain senyum-senyum sendiri? Gila?” Juanda bertanya dengan kesal. Senyuman Alma mengingatkan betapa memalukan dirinya saat terciduk diam-diam mengagumi sosok istrinya yang kerap dipanggil Almarhum. Pernah merampas ciuman pertama saat terlelap dan juga mengakui bahwa dia menginginkan lebih atas pernikahan yang dijalankan setengah hati ini. Ini semua gara-gara alkohol sialan itu, andai saja Juanda tak mencicipinya, sungguh tak akan pernah terjadi hal memalukan seperti semalam. “Saya sedang bersedekah padamu. Senyum kan, sedekah. Banyak-banyak tersenyum, untuk menabung pahala.” Alma menyerahkan piring yang sudah diisi dengan nasi goreng pada suaminya, yang diambil lalu duduk di kursi meja makan. “Aa, pagi-pagi sudah sensi aja. Cepat tua tau,” ujar Laras ikut sarapan bersama dengan mere