“Cepat jelaskan!” Zeline masih diam di tempatnya. Tubuh gadis itu bergetar hebat. Bahkan untuk berbicara pun ia sudah tidak bisa lagi mengeluarkan suara. “Zeline, kamu tidak ingin aku kehilangan kesabaran ‘kan?” Toland bertanya dengan suara yang ditekan menandakan lelaki itu memang sudah lelah menunggu. “Ya, aku yang melakukan itu semua.” Zeline masih menunduk takut ketika tatapan Toland semakin tajam. “Aku yang sudah menculik Alger,” sambungnya, masih dengan nada yang lirih. Kepala Zeline mendongak, lalu ia menggeleng kuat, “Tapi aku tidak menyakitinya! Bahkan aku memperlakukan ia seperti adikku sendiri.” Linangan air mata itu kini sudah tidak bisa dibendung lagi. Cucuran deras itu semakin membasahi ke dua pipinya. Toland masih diam menunggu penjelasan selanjutnya. “Aku mencul