bab 13

1114 Words
ayu sampai dirumah nya pada pukul sebelas kurang seperempat malam. rasanya badan ayu pegal semua. dia ingin segera membersihkan badan nya, kemudian lanjut tidur. matanya juga sudah sangat mengantuk sekali. selama menginap dirumah mas angga, ayu memang kurang tidur. tak bisa lelap, memang tidak seperti tidur dirumah sendiri. 'ahhh, nikmatnya' ayu merentangkan kedua tangannya. dia bersiap untuk memeluk guling yang sudah tiga malam ini dia tinggalkan. tak lama kemudian dia pun terlelap. ..... pagi pun menjelang.. dikediaman angga, sejak pagi buta keadaan sudah tampak riuh. dimulai dari aktivitas didapur, yang didominasi oleh ibuk ibuk. mereka kompak membuat sarapan bersama. sedangkan para lelaki cukup duduk sambil menikmati kopi dan kudapan yang sudah matang. pak yanto sedang menghirup aroma kopi yang masih tampak mengebul bersama bapak nya mbak fitri. sedangkan adik mbak fitri belum kelihatan, mungkin dia masih dikamar. sedangkan angga baru saja keluar dari kamarnya. semua mata lantas tertuju padanya. mungkin yang ada dipikiran semuanya sama, yakni apakah angga sekarang baik baik saja. namun angga tampak diam saja. kelihatanya dia sudah mandi, rambutnya basah dan muka nya tampak segar dibandingkan semalam. tapi tak dapat ditutupi juga, masih ada sisa sembab disekitar matanya. bu lastri yang pertama kali mengajak nya berbicara " angga " panggil lastri " iya ma" jawab angga. " kamu pengen makan apa nak, dari kemarin mama lihat kamu belum makan " tanya lastri. " makan seadanya aja mah. angga belum bernafsu makan" jawab angga. " jangan begitu ngga. ingat kamu tetap harus semangat, gak boleh sakit. kalau kamu lemah trus sakit bagaimana dengan nuri. kasihan kan dia" ucap bu lastri kemudian. " iyah mah, nanti angga makan. tapi sekarang angga masih belum pengen. boleh minta tolong bikinkan angga teh hangat saja mah" ucap angga. " iya nak mama bikinin " kata lastri. bu lastri bergegas menyeduh teh hangat dan meletakkan nya didepan angga. " makasih ma" ucap angga. bu lastri hanya menjawabnya dengan tersenyum. tapi sebenarnya hatinya teriris melihat penderitaan putra sulungnya itu. semoga dia bisa melewatinya ya Allah. bu lastri selalu berdoa didalam hati untuk kebahagiaan anaknya. perlahan angga menyesap teh hangat yang ada dalam cangkirnya. pak yanto menyodorkan pisang goreng hangat padanya. angga meraihnya, dan mengunyah nya perlahan. dia seperti tak bertenaga. kini separuh raganya hilang, dia linglung tak tau harus bagaiman dan hendak berbuat apa setelah ini. kalau saja tak ada nuri disisinya. entah bagaimana nasibnya kini. mungkin dia akan lebih putus asa. musibah yang tiba tiba menimpanya sungguh membuatnya terguncang. ternyata fitri selama ini menyimpan sakit yang tak pernah diketahuinya. betapa bodohnya dia, sebagai suami, kenapa selama ini dia tak peka terhadap istrinya itu. kalau saja dia tau jauh jauh hari, tentu saja dia akan berusaha mencari pengobatan untuk membuat istrinya itu sembuh. angga merasa bersalah terhadap fitri. jadi sakit perut yang selama ini dideritanya ternyata adalah kanker yang sudah stadium empat. dulu angga selalu abai saat fitri mengeluh sakit perut. penyesalan yang dia rasakan kini tak berguna sama sekali. semuanya sudah terjadi dan kini fitri pun tak mungkin kembali lagi. suara tangisan nuri terdengar dari kamar angga. angga pun lantas bergegas menuju kamarnya. " ayah, hauahuuaa bunda mana yah. nuli pengen peluk bunda" rengek nuri. " cup cup cup. anak cantik, ini ada ayah disini ... " angga menggendong putrinya dan menepuk pelan bokongnya. " nuli mau gendong bunda ayah" rengek nuri. " nuri, dengerin ayah. bunda kan lagi sakit. jadi bunda gak bisa gendong nuri lagi sekarang" kata angga sambil menahan air matanya. gadis kecil itu tampak berpikir sejenak dengan ucapan ayahnya itu. " jadi nuli gak bisa gendong bunda lagi ayah " ucap nuri. " enggak bisa sayang, nuri gendongnya sama ayah aja ya, kasian bunda kan lagi sakit" kata angga lagi " kalau sama nenek " tanya nuri. " boleh. tapi gak bisa lama lama ya sayang, kasian nenek udah tua" jawab angga. nuri tampak berpikir lagi " kalau gendong kakek " tanya nuri lagi. " iya boleh. tapi ingat ya sayang, gak boleh lama juga. kasian kakek juga udah tua. sayang, nuri kan juga udah gede harusnya jalan sendiri gak digendong lagi. tapi kalau sesekali saja gapapa ya sayang " ucap angga. " em...kalau....tante ayu..." sekarang angga seperti orang yang sedang berpikir, kenapa jadi tante ayu perasaan jarang sekali putrinya itu bertemu dengan adek iparnya itu. hanya kemarin saat dia tinggal kerumah sakit dan sebelum nya juga hanya sekali, waktu dia bersama fitri kerumah mama lastri. " emang tante ayu nya mau gendong nuri yang gembul ini ..." angga menggelitik pinggang putrinya. nuri tergelak. " mau ayah. kemalin waktu ayah pelgi sama bunda, nuli digendong ama tante ayu disisil, dikuncil, dicuapin makan juga " ucap nuri " ohhh gitu " kata angga. " yaudah nanti kalau ada tante ayu boleh deh, nuri minta gendong sebentar saja ya " ucap angga kemudian. " iya ayah " jawab nuri " sekarang, putri ayah ini harus mandi. bau, ni dari tadi ayah tutup hidung" angga pun berpura pura menutup hidungnya. " masa ayah " kata nuri " cium sendiri aja nuri coba " kata angga sambil mengangkat ketiak nuri tinggi tinggi. " hahahah iya ayah yuk mandi yuk " nuri pun lantas turun dari gendongan angga, kemudian hendak membawanya masuk ke kamar mandi. " sebentar nuri, ayah ambil perlengkapan mandi kamu. sama baju gantinya dikamar nuri ya, mau ikut ayah apa mau nunggu disini " kata angga " ikut ayah " " ayuk " mereka pun lantas berjalan bergandengan menuju kamar nuri. bublastri dan bu marni (ibunya fitri) melihat kebersamaan anak dan ayah itu. bu lastri senang sekali melihat cucunya tertawa bersama ayahnya. " hallo cucu nenek" ucap bu lastri " hallo nenek " jawab nuri " mau kemana sih " kata bu lastri. " mau ambil baju nuli nek, nuli mau mandi sama ayah dikamar ayah" jawab nuri " okedeh cantik. habis mandi nanti kesini ya, sarapan sama nenek sama kakek sama mbah kung dan mbah uti juga" kata bu lastri. nuri mengernyit tampak asing dengan wajah mbah nya yang sudah lama tak berjumpa itu. namun akhirnya dia mengangguk juga sembari terus berjalan mengikuti ayahnya. ceklek... angga kaget melihat seseorang yang tidur dikamar nuri. itu adalah linda adik dari fitri. jam segini masih tidur sih gapapa, ya mungkin capek. tapi baju perempuan itu sudah tersingkap kemana mana. dengan selimut dan bantal yang acak acakan. angga berbalik menutup pintu kembali kemudian menghampiri ibunya dan bilang pada ibunya untuk mengambilkan peralatan mandi nuri serta baju gantinya. bu marni yang tau kebiasaan tidur anak gadisnya itu menawarkan diri untuk mengambil keperluan nuri. bu marni masuk kamar nuri, nampaknya dia juga sekalian membangunkan linda. sebab setelah itu bu marni keluar bersamanya. tanpa membuang waktu, angga pun segera mengggendong nuri menuju kamar nya, dan gadis kecil itu segera dia mandikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD