bab 15

726 Words
" sebetulnya nak, ibu mau membawa nuri pulang kekampung. nuri mengingatkan ibu kepada fitri. kalau melihat wajahnya, rasanya seperti ibu melihat fitri kembali hidup nak angga." dengan berlinang air mata, ibu mertua angga itu pun mengungkapkan keinginanya. sebetulnya juga dia tak yakin angga akan mengizinkan, melihat betapa anak dan bapak itu sangat dekat. bahkan bu marni sendiri tak bisa mengatasi rengekan cucunya kalau sedang menangis. memang selama ini dia tak dekat dengan cucunya itu. " maaf bu. tapi angga mohon pengertianya, tapi saat ini, hanya nuri lah adalah separuh hidup angga bu. mungkin jika tanpa dia sekarang, tubuh angga sudah ikut dikubur bersama fitri" ucap angga. " ibu, sering seringlah berkunjung kemari. atau nanti angga akan menyempatkan diri untuk pulang kampung. percayalah bu, ada atau tanpa adanya fitri, angga sudah menganggap ibu seperti ibu angga sendiri. begitu pun dengan nuri, angga tak akan melarang ibu untuk menemuinya, kapan pun ibu mau" ucap angga. " baiklah nak angga, ibu mengerti. ibu titipkan nuri ya nak. ibu mohon jagalah dia sebaik mungkin, karena dia adalah satu satunya peninggalan fitri" kata bu marni. " tentu bu tentu..." jawab angga. angga merangkul tubuh tua mertuanya kedalam pelukanya. tangis wanita paruh baya itu pun pecah dipundak angga. " ibu, bapak juga linda pamit pulang ya nak. besok kami akan pulang, kalau ada waktu ibu harap nak angga mau datang mengunjungi kami" ucap bu marni lemah. angga mengangguk. menatap netra tua mertua nya itu. selama ini, memang jarang sekali angga bertatapan dengan mertuanya itu. angga berjanji akan memperbaiki hubungan mereka, agar menjalin kedekatan mereka. apalagi kini, ada nuri yang akan menjadi penyambung tali silaturrahmi diantara mereka sampai kapan pun. bu marni menghela nafasnya, lalu membuangnya perlahan. jelas sekali bu marni juga tau itu. bahwa angga tak akan pernah mengizinkanya membawa serta nuri bersamanya untuk tinggal dikampung. sudah seminggu bu marni, suaminya dan juga linda tinggal bersama angga. dia melakukan berbagai pendekatan kepada cucu semata wayangnya itu, agar mau ikut bersama mereka. namun hasilnya nihil. setidaknya bu marni ingin dekat dengan nuri, tapi hasilnya sia sia. nuri tak mau sama sekali ikut dengan nya digendong pun dia tak mau. pun dengan suaminya dan anaknya, nuri juga menolak. tapi bu marni sempat heran dengan ayu yang notabennya adalah mantan adik ipar angga, dia begitu lengket padanya, setiap hari nuri selalu mencarinya. makan dengannya, mandi pun sekarang susah kalau nggak ada ayu. angga atau bu lastri harus membujuk nya dahulu, baru dia mau. itu pun harus video call dengan ayu terlebih dahulu. setelah dibujuk oleh perempuan itu, kemudian baru dia mau. kadang timbul rasa iri dari diri bu marni. kenapa cucunya itu begitu dekat dengan orang lain, sedangkan dengan dirinya susah sekali. bu marni pun kini harus kembali ke kampung. dia tak mungkin berlama lama tinggal disini terus. kehidupan mereka harus terus berjalan. apalagi suaminya pun sudah mengajaknya pulang sejak beberapa hari lalu. sawah bapak gak ada yang urus bu, ujarnya begitu. pun dengan linda, dia juga harus bersekolah. adik fitri itu baru kelas dua belas. dan dia sudah terlalu lama izin. tentu dia tak mau saat ujian nanti nilainya jelek, karena terlalu sering ijin. keesokan harinya pun akhirnya mereka pulang dengan diantar oleh angga sampai ke stasiun kereta. .... selama ada mertua angga, bu lastri dan pak yanto gak menginap dirumah anaknya itu. mereka pulang jika malam hari dan akan datang lagi keesokan harinya. kini ada problem baru, karena mulai senin angga akan kembali masuk kantor. tak mungkin juga dia resign dari pekerjaanya, akan bagaimana diaa menghidupi nuri nanti jika dia keluar dari pekerjaannya itu. bu lastri meminta angga mengantar nuri setiap pagi sebelum berangkat ke kantor kerumah nya. itu solusi terbaik sejauh ini. tapi itu pun tidak serta merta menyelesaikan masalah, karena setiap hari nuri selalu mencari ayu. jadi setiap pagi ayu akan mampir kerumah ibu mertuanya, pagi sekali. kebetulan kantor tempat ayu bekerja melewati rumah bu lastri. setiap pagi ayu akan menyuapi nuri. untuk mandi biasanya bu lastri yang akan memandikan. kalau anak itu menolak, paling ayu berpura pura nanti malam tak akan datang kerumah nenek sepulang dia kerja. sejauh ini cara ini cukup efektif. lama lama angga merasa tak enak hati kepada ayu, karena selalu merepotkanya. tapi ayu selalu bilang dia senang dengan ini semua, karena menjadikanya ada kesibukan. tidak bengong sendirian dirumah. sepertinya bu lastri mengharapkan lebih pada hubungan mereka, bu lastri selalu berdoa semoga harapanya suatu saat akan terwujut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD