Mas Putra terlihat menikmati service yang kuberikan tadi. Aku mengarahkan pandanganku pada mata Mas Putra. Matanya terlihat memejam, nafasnya terlihat tak beraturan. Sebagai pemula, tentu ini bisa dibilang good job kan.
" Ayuuu...." Mas Putra memamnggilku lirih, suaranya seperti tercekat di tenggorokan.
" Ah...Ayuu..." Masih saja Mas Putra meracaukan namaku. Mas Putra menekan kepalaku sehingga benda itu masuk kedalam mulutku lebih dalam lagi. Aku tentu sangat terkejut.
Ah ... kenapa rasanya aneh begini. Aku hampir saja tersedak oleh benda itu. Mas Putra masih terus saja meracaukan namaku. Dia seperti sangat menikmati service dari ku itu.
" Yu... iya, Ayu ... su..dah ham ...pir ke ..luaarr sayang...cepat..." Kata Mas Putra dengan napas nya yang terputus putus. Dia tersengal kala mengucapkan nya.
Walau aku tak begitu mengerti, kuturuti saja apa yang Mas Putra instruksikan tadi.
Aku tingkatkan tempo semula menjadi lebih cepat. Kadang benda itu masuk hingga begitu dalam, rasanya hampir masuk sepenuhnya memenuhi tenggorokan ku. Walau rasanya sangat aneh, tapi tetap saja aku senang melakukan nya.
" Yuuu ... sayang..." sekali lagi Mas Putra memanggil namaku lirih, suaranya seperti sengaja ditahan, serak dan terdengar seksi. Hingga kurasakan benda yang ada didalam mulutku ini seperti bertambah besar saja. Seperti semakin menegang keras, aku takut tak lama lagi dia meledak, aku sudah membayangkan rasanya. Pasti rasanya akan sangat aneh, kukuatkan hatiku. Mau tak mau harus aku lakukan juga. Kasian juga suamiku ini. Biarlah ku puas kan dia sebisa ku saja malam ini.
Mas putra terus mengerang nikmat, tangan nya meremas seprei hingga sprei itu terbetot dari kasur, peluhnya yang sebesar biji jagung sudah membanjiri wajah. Melihatnya seperti itu, malah seperti tambah memacu adrenalin ku. Aku semakin bersemangat, ku percepat gerakan ku, sesekali juga ku tambah variasi lain sesuai naluri ku saja. Dan sesekali juga kugoda Mas Putra dengan meraba d**a bidangnya. Itu membuat Mas Putra semakin mengelinjang hebat. Hingga kemudian dia tampak tak kuasa menahan, dia remas seprei itu kuat kuat dan mengerang nikmat.
" Sa.. yang... Mas sudah mau ke.. luar.. " Kata Mas Putra setengah menahan suara nya. Lantas Mas Putra tergolek lemas, seperti orang pingsan, terkulai pasrah. Dan benar saja benda yang ada dimulutku itu tiba tiba menyemburkan cairan putih kental, tentu saja aku kaget, dan aku hanya bisa terdiam, dan membiarkanya saja memenuhi mulutku. Rasanya tentu sangat aneh, seperti ingin ku muntahkan saja. Tapi aku menghargai perasaan Mas Putra, takut dia tersinggung nanti, jadi aku diam saja seraya menetralkan deru napasku yang juga ikut memburu, aku juga berusaha meredakan gejolak rasa di mulutku. Kemudian pelan pelan aku mundur, beringsut, hendak menuju kamar mandi. Sebelum aku benar benar bangun, Mas Putra menahan jemariku, dengan tatapannya yang teduh dia pun tersenyum.
" Makasih Sayang, makasih karena kamu sudah mau melakukanya untuk Mas " Kata Mas Putra lirih.
Aku membalas ucapanya dengan senyum tipis, kemudian aku mengangguk dan bergegas ke kamar mandi, aku basuh mulutku dengan air keran yang mengalir, rasanya aneh. Apalagi tadi sempet tertelan sedikit. Walau lebih banyak kusimpan dimulut, lalu kemudian aku mengeluarkan sisa nya diwastafel.
Ahh lelah sekali, padahal ini baru awalan saja. Apalagi kalau benar benar kita melakukanya tadi. Pasti rasanya lebih capek dari ini, batin ku.
Walaupun pengalaman ini terasa aneh baginya, Ayu merasa lega karena sudah bisa memberikan kepuasan batin pada suaminya itu. Walau dia belum mampu menuntaskan kewajiban nya pada Putra malam ini, tapi dia sudah melakukan nya dengan cara lain.
Beberapa saat kemudian Ayu kembali ke tempat tidur. Putra tampak masih berada diposisi awal, sama seperti saat Ayu tinggal ke kamar mandi tadi.
Merasakan kasur bergoyang, Putra pun membuka matanya. Ayu datang, pikir Putra.
" Sudah, bersih bersih nya Yu.." Ucap Mas Putra, Ayu hanya menjawab dengan mengangguk saja. Ayu melirik ke arah Putra, saat ini tubuh suaminya itu tak terbungkus sehelai benang pun.
" Mas lega karena akhirnya adek Mas ini mau tidur juga Yu. Makasih ya sayang. Mas jadi gak sabar Yu, pengen membalas " Ucap Mas Putra. Aku pun tertawa lebar saat mendengarnya
" Hahaha iya Mas, awas ya nanti kutagih janji Mas. Ingat puasin Ayu juga ya nanti, jangan sampe loyo ya Mas " Ucapku berseloroh.
" Nanti Mas mau minum obat kuat ah hahahah " Kata Mas Putra sambil tertawa.
" Nggak ah Mas. Ayu mau yang normal saja, gak usah minum obat gituan " kataku.
" Iya, iya. kamu juga sudah gak sabar ya yu..." Tanya Mas Putra lagi.
" Hehheeh iya. sedikit sih Mas " jawab ku.
Mas Putra menciumi ku, tapi kali ini aku tahan agar gak kebablasan lagi, nanti adek Mas Putra bangun lagi, akan menjadi kerjaanku lagi nanti.
Kami pun akhirnya tidur saat jam sudah menunjukkan pukul dua belas tepat, tengan malam. Kami tidur dengan saling berpelukan. Kuhirup aroma maskulin suamiku ini, rasanya sangat menenangkan. Hingga membuatku semakin terlelap. Ingin rasanya malam ini berjalan lebih panjang. Agar aku bisa memeluknya semakin lama.
Aku sekarang merasa tenang saat berada disisi Mas Putra. Lelaki yang sangat aku cintai. Dia pun terlihat sangat mencintaiku. semoga kedepannya cinta kami berdua terus bersemi dan tak akan pernah goyah oleh terpaan badai rumah tangga nanti.
....
Selain karena saling mencintai, Ayu pun merasa menjadi wanita yang sangat beruntung, lantaran memiliki mertua yang sangat baik, yang sudah menganggap nya seperti putrinya sendiri.
Putra hanya dua bersaudara. Keduanya lelaki semua. Angga adalah nama kakak putra. Dia juga sudah menikah dan memiliki seorang putri. Karena semua anaknya laki laki, maka mama Putra sangat sayang kepada menantu dan cucu perempuan nya.
Memang mereka terlahir ditengah keluarga yang harmonis dan bahagia, yang terpenting adalah rasa tanggung jawab dan etos kerja yang baik yang sudah tertanam pada diri mereka bahkan semenjak mereka kecil. Kedua orang tua mereka menerapkan kedisiplinan semenjak mereka berdua masih belia. Sehingga saat mereka sudah dewasa dan memiliki keluarga sendiri, mereka sudah mapan secara finansial.
Keluarga Putra bukanlah keluarga kaya raya, mereka hidup sederhana namun terlihat berkecukupan, mereka mampu menyekolahkan kedua putra mereka ditempat yang bagus. Yang terpenting adalah kedua orang tua putra telah berhasil mendidik anak lelaki mereka menjadi lelaki yang bertanggung jawab bagi keluarga mereka masing masing.
Terlihat dari rumah tangga Angga, yang merupakan kakak ipar Ayu, mereka juga nampak hidup bahagia. Angga sudah memiliki rumah sendiri. Karier nya juga terlihat bagus. Istri Angga yang bernama Fitri pun menjalani peran sebagai ibu rumah tangga dengan baik.
Sebelum menikah, Ayu sering diajak bertandang kerumah Putra. Mereka sudah sangat dekat bahkan sebelum ikatan ini diresmikan.
Ayu juga termasuk perempuan yang hamble, mudah bergaul dan selalu bisa menempatkan diri, dimana pun dia berada. itulah poin plus yang membuat mama Lastri sangat menyayangi Ayu dan menganggapnya sudah seperti putri nya sendiri, bahkan saat statusnya masih sebagai pacar Putra.