“Nanti malam kita akan makan di luar.” Satu kalimat yang keluar dari mulut Aris membuat ruangan tersebut penuh dengan pekik bahagia sang putri bungsu--Jannah. Anak kecil yang sedang menikmati kue terang bulan tersebut bahkan sampai bangun dari pangkuan sang ayah. Melompat sambil memekik senang. Aris tersenyum lebar. Pria itu kemudian memutar kepala ke samping. “Apa kataku? Anak-anak pasti senang, Res. Kamu lihat sendiri, kan?” Resa yang sebelumnya masih memperhatikan putri bungsunya itu, menoleh. Menghembuskan napas, Resa membenarkan dengan anggukan kepala. Lalu wanita itu memutar kepala ke arah sang putri sulung duduk. Kedua alis Resa berkerut melihat Syifa yang masih duduk dengan tenang sambil mengunyah makanannya. Berbeda dengan Jannah yang sampai melompat sambil berteriak karena te