Terbongkar

1041 Words
Kini rumah Tania begitu sunyi. Sebab mereka masih saja terdiam. Hanya isak tangis Tania dan sang Mama yang terdengar disana. "Tania mohon maafkan Tania. Tania salah Ma, Pa, Kak. Tania janji akan menuruti apapun kemauan Mama, Papa dan Kakak. Asalkan kalian bersedia memaafkan Tania. Tania mohon maafkan Taniaaa.. hiks..hiks.." ucap Tania seraya memohon. Mama Tania pun hanya mengangguk seraya berusaha untuk tesenyum. Sedangkan Papa juga Kakaknya masih saja menatap tajam kearahnya dengan bibir yang merapat. "Pa, Kak, Tania mohon jangan seperti ini. Tania bersumpah Pa, Tania gak pernah bermaksud sedikit pun untuk melakukan hal bodoh itu, hiks..hiks.." isak Tania lagi. "Tania, hanya karena lelaki tak jelas itu kamu sudah membuat kami malu mengerti! Saat ini banyak media yang sedang membicarakan kalian! "Dan kamu tahu siapa lelaki yang bersama kamu semalam? Lelaki itu adalah anak dari pengusaha kaya raya yang sedang menanam saham untuk perusahaan Papa! Papa dan Papa Randy itu memiliki banyak pasang mata untuk mengawasi kalian! "Kamu tahu akibatnya seperti apa? Perjanjian kerjasama kami terancam batal!" Oceh Papa Tania dengan penuh amarah. Dan hingga kini Tania tak sanggup untuk mengangkat kepalanya. *** Plak.. Dasar lelaki bodoh!! Plak.. Mau ditaruh mana wajah Daddy!! Plak.. You are so stupid you know! Sudah dua tamparan keras dari sang Ayah mendarat dipipi Randy. Randy tak sedikit pun melawan dan tetap menundukkan kepalanya. Ia tahu betul jika ia telah membuat suatu kesalahan besar kepada kedua orangtuanya. Dan kini ia hanya mampu meminta maaf dan menerima semua hukuman yang memang pantas ia dapatkan. "Kamu telah mempermalukan kami mengerti! Kamu telah menghancurkan reputasi seseorang bodoh! Kamu tahu siapa Tania? Dia adalah putri dari pemilik perusahaan property ternama di LA. "Dan kami baru saja menandatangani kontrak kerja! Bagaimana jika akan terjadi pembatalan sepihak hanya karena kebodohan kamu! Jangan bodoh kamu Ran!" oceh Daddy seraya menahan airmatanya. Randy masih saja tetap terdiam sebab memang ia tak tahu harus mengatakan apa kepada kedua orangtunya. Aaaaaarrrrrgh.. Disaat Daddy nya ingin kembali memukul Randy. Tangan Mommy nya berusaha untuk mencegahnya. "Daddy cukup! Mommy mohon maafkan anak kita Dad. Mommy yakin jika Randy tidak akan sengaja melakukan itu semua," ucap Mommy seraya memohon. Dan kini Randy mulai bersimpuh seraya memeluk kedua kaki Daddy nya. "Randy minta maaf Dad. Hiks..hiks.. Randy memang bodoh, Randy melakukan semua itu karena.." Randy mulai menceritakan segalanya kepada kedua orangtuanya. Daddy nya kembali naik pitam saat mendengar jika Randy merasa begitu frustrasi karena disebabkan oleh Syakilla dan hal itu membuat Daddy kembali menampar Randy dengan cukup keras. "Daddy cukup!" pekik Mommy Randy seraya memeluknya begitu erat. "Daddy sudah bilang, lupakan saja perempuan itu! Harga diri kita sudah diinjak-injak oleh mereka mengerti kamu! Jadi jangan pernah kamu sebut nama dia lagi didepan Kami!" bentak Daddy. Daddy pergi begitu saja dari hadapan Randy juga Mommy nya. Dan kini Daddy nya sudah merencanakan sesuatu dengan Papa dari Tania. Demi kebaikan putra-putri mereka juga kelancaran bisnis keduanya. Daddy Randy mulai menghubungi Papa Tania dan kini keduanya pun sudah mulai setuju dengan rencana mereka masing-masing. *** Kini Tania masih termenung sendiri dikamarnya. Ia masih saja menangisi nasibnya sebab ia memang tak tahu harus melakukan apa. Banyak misscal dan pesan dari Jack di ponselnya, namun tak satu pun dari itu Tania berniat untuk membukanya atau pun berniat untuk mengangkatnya. Sebab saat ini kehancuran Tania dimulai memang dikarenakan oleh sakit hatinya kepada Jack. Meski Jack tak secara langsung bersalah dalam hal ini. Karena memang Tania yang selalu saja menyimpan rapi-rapi soal perasaannya terhadap Jack. Mama Tania yang kini mengintip diambang pintu kamar Tania yang sedikit terbuka pun merasa begitu iba dengan keadaan Tania saat ini. Ia tahu betul seperti apa rasa hancurnya hati Tania saat ini. Sebab Tania yang begitu sering menceritakan soal perasaannya kepada Jack. Dengan perlahan Mama mulai menghampiri Tania seraya memeluknya begitu hangat. Tania pun dengan segera menyeka airmatanya seraya membalas pelukan sang Mama. "Mama tahu Nak. Mama tahu betul seperti apa keadaan hati Tania saat ini. Mama juga percaya jika kamu gak pernah bermaksud untuk mempermalukan kami. Tapi Mama mohon Nak, Mama mohon tolong jangan pernah kamu siksa diri kamu dalam sebuah kesedihan. "Kamu harus bangkit Tania. Kamu harus berusaha untuk move on. Lupakan Jack, dan berusahalah untuk menemukan lelaki yang terbaik untuk hidup kamu. Buka hati kamu Nak, jangan pernah kamu berniat untuk mengunci hatimu hanya untuk satu orang saja." Ucap Mama Tania panjang lebar. Tania pun mengangguk seraya tersenyum. Dan kini ia mulai memeluk erat tubuh sang Mama. "Tania gak akan pernah melakukan itu kok Ma. Tania juga janji gak akan lagi berusaha menemui Jack, karena memang Tania sudah berusaha untuk melupakannya. Bahkan kalau bisa, Tania akan berusaha menganggap Jack seperti dulu. Hanya sebatas seorang sahabat untuk Tania," jawab Tania dengan yakin. "Alhamdulillah. Syukurlah Nak jika begitu, Mama bahagiaaa sekali Nak mendengarnya. Oh iya kalau gitu Tania gak boleh nangis-nangisan terus dikamar ya, dibawah sudah ada Kak Renata yang tunggu kamu," "Oh iya Ma. Sebentar lagi Tania kebawah ya," "Iya sayang, kami tunggu ya," "Iya Ma." Renata adalah istri dari Tristan. Baru tiga bulan lamanya mereka menikah. Renata selalu saja bersikap begitu baik kepada Tania, dan sore ini Tania berniatan untuk mencurahkan segala isi hatinya kepada Kakak perempuannya itu. Ternyata, Renata ingin mengajak Tania untuk menemaninya ke pusat perbelanjaan, dan diwaktu kebersamaan mereka itulah Tania memanfaatkannya dengan mulai bercerita kepada Renata. "Are you serious Tania? Randy Chandra? Seiously?" tanya Renata dengan kedua bola mata yang membulat. "Yes Sist he is," jawab Tania. "Hampir semua teman kantor Kakak itu membicarakan dia Tan. Ya first jelas karena ketampanannya, terus dia itu kan pengusaha terkenal juga, ya kan?" "Iya Kak aku tahu itu kok. Ya terus kenapa? Apa karena dia tampan dan tajir dia jadi bisa seenaknya aja gitu kurangajar ke aku?" "Ya gak gitu Tan. Kamu harus bisa manfaatin soal ini lah ke dia. Kamu harus minta dia nikahin kamu. Kapan lagi coba bisa dapat suami macam dia?" "What? No! It's a big no! Najis banget aku harus ngemis cinta sama laki-laki angkuh dan sok kayak dia. No Kak no!" "Ya terus gimana? Kamu ikhlasin aja gitu dia setelah dia udah apa-apain kamu? Kalau kamu hamil gimana? Kalau ternyata kamu sedang mengandung anak dia sekarang gimana? Hayo?" Tania pun mulai mengedarkan pandangannya ke sembarang arah sebab ia memang tak pernah tahu apa saja yang sebenarnya telah mereka lakukan malam itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD