Salah Sangka

1001 Words
"Abis masih pagi udah tidur aja lo! Males banget sih lo jadi cewek!" maki Randy. "Apa? Gue males? Lo bilang gue cewek males? Gue ketiduran juga gara-gara kecapekan dodol! Dasar cowok dodol!" pungkas Tania memaki balik. "Yaudah lah terserah lo! Gue juga gak peduli lo kecapekan kek atau apalah itu. Mending sekarang lo ganti pakaian lo itu dan kita segera berangkat. Oh iya jangan lupa juga tuh sekalian rapihin semua pakaian baru gue!" pinta Randy seraya berlalu pergi tanpa ada rasa bersalah. "Iiiiiih dasar dodol, congkak, ngeseliiiiiin! Lihat aja lo Ran, gue akan balas semua perbuatan lo ini lebih-lebih menyakitkan lebih dari ini!" umpat Tania seraya membawa semua belanjaan Randy kedalam kamar. Tania mengenakan dress bewarna soft brown dibawah lutut juga berlengan. Membuat Tania nyaman memakainya juga ia merasa senang, karena ternyata selera Randy soal fashion wanita memang cukup baik. Tania biarkan Rambutnya tergerai dan hanya ia sisiri dengan rapi. Tak lupa flat shoes juga tas bewarna putih kesukaannya yang tak pernah lupa Tania bawa kemana pun ia pergi. Dan kini Tania kembali keluar dari kamarnya dan mereka siap meluncur kerumah orangtua Randy. *** Mereka baru saja tiba dirumah Randy. Seperti biasa, mereka kembali berakting bagai sepasang suami istri yang saling berbahagia. Kini Randy gandeng jemari Tania dengan lembut seraya tersenyum begitu manis padanya. Begitu pun sebaliknya. Tok..tok..tok.. "Spadaa.. Assalamu'alaikum.." salam Tania juga Randy. "Wa'alaikumussalam," jawab Mommy dari dalam seraya mulai membukakan pintunya. Wajah Mommy pun berseri melihat anak semata wayangnya yang sudah berada dihadapannya bersama sang istri. Bahkan kini, wajah Randy dan Tania terlihat jauh lebih bahagia dari sebelumnya. Sehingga Mommy merasa begitu lega telah menikahkan mereka. "Hai cantik," sapa Momny. "Hai Mom," jawab Tania seraya menyalaminya takdzim. Begitu pun dengan Randy. "Pagi ini auramu jauh lebih terpancanr lo sayang. Pasti kalian sudah? Ah sudah lah, Mommy gak mau lanjutkan lagi. Itu kan rahasia kalian berdua, hehehehehe," ledek Mommy. Yang membuat Tania juga Randy saling pandang satu sama lain dengan tatapan yang aneh. Kini mereka sudah mendduduki sofa keluarga dan ternyata sudah ada Daddy disana. Dengan segera mereka menyalami takzim punggung tangan Daddy seraya menduduki sofa yang telah tersedia. Dan tak lama kemudian asisten rumah tangga dirumah Randy datang membawakan empat cangkir lemontea hangat juga camilan. "Jadi merepotkan Dad, Mom," ucap Tania seraya tersenyum. "Tentu saja tidak sayang. Sama sekali tidak," jawab Mommy. "Iya Nak gak apa-apa. Oh iya sebenarnya Papa mengundang kalian kemari karena Papa ingin kamu dan Tania bekerja dalam satu kantor Ran," imbuh Daddy. "No Dad!" bantah Tania dan Randy bersamaan. "Lho kenapa? Apa hingga saat ini kalian masih saling benci satu sama lain?" tanya Daddy dengan kedua alis yang saling bertautan. Randy dan Tania pun mulai saling pandang dan gelagapan tak tahu harus menjawab apa. Hingga kini Randy yang memutuskan untuk lebih dulu angkat bicara. "Ya kan.. eum Randy itu.. sangat mencintai Tania Pa. Jadi nanti bakalan canggung aja gitu.. kalau setiap waktu kita ketemu," jawab Randy yang sedikit terbata. Dan sungguh jawaban Randy membuat darah Tania berdesir hebat seketika. "Hahahaha, kamu ini jadi lelaki kok cemen sekali. Kalian ini kan saling dijodohkan, jadi ya kami hanya ingin jika kalian jadi semakin dekat jika lebih sering saling bertemu. Bukan begitu Ma?" jelas Daddy. "Iya Tania, Randy, benar apa yang Papa kalian bilang. Jadi bagus tho kalau sering ada waktu untuk saling berdua?" imbuh Mommy. "Iya memang Mom, Dad. Apa yang Mommy sama Daddy sarankan memang begitu baik. Tapi jika dipikirkan lebih matang lagi menurut Tania, jika didalam satu perusahaan suami istri saling bekerja. Itu akan mengurangi profesionalisme kita dalam bekerja, juga akan lebih sering timbul perselisihan paham satu sama lain. "Dan lagi, jika ada berbagai permasalahan dirumah yang disangkut pautkan dalam pekerjaan. Apa dampak negatifnya tidak jauh lebih banyak Dad ketimbang positivnya? Mohon maaf ya Mom, Dad, Tania gak sedikit pun bermaksud menggurui. Tapi Tania hanya ingin mengutarakan pendapat Tania saja," jelas Tania panjang lebar. Yang membuat Mommy juga Daddy mulai memikirkannya. Sedangkan Randy mulai terkagum dengan statement yang Tania berikan. Tak lama kemudian Daddy mulai tersenyum seraya bertepuk tangan atas jawaban Tania yang jauh lebih masuk akal ketimbang jawaban putranya. "Bravo Tania bravo.. ternyata selain cantik, kamu juga seorang wanita yang cerdas ya. Daddy mu saja yang sudah memegang perusahaan puluhan tahun tidak berfikir sejauh itu Nak. Tapi kamu, pikiranmu itu terbuka luas juga bisa memberikan suatu cetusan yang baik. Gak salah deh Daddy pilih kamu jadi menantu Daddy. Untuk mendampingi Putra tunggal Daddy yang ceroboh ini," puji Daddy dengan bangganya. "Iya Nak. Kamu ini pasti keturunannya Mama mu yang sejak SMA sering ranking disekolah kami. Kalau begini, kami jadi gak khawatir lagi dengan Randy yang masih sering ceroboh ini," imbuh Mommy yang semakin membuat Tania merasa tersanjung. Sedangkan Randy, kini ia tengah merasa begitu marah besar sebab menganggap Tania yang memang sedang dengan sengaja menjatuhkan derajatnya didepan orangtuanya. "Aaamiiin semoga saja ya Mom, Dad," jawab Tania seraya tersenyum penuh ejek kepada Randy. "Kamu memang harus banyak belajar dari istrimu ini Ran," ucap Daddy yang membuat hati Randy semakin terasa panas. "Iya Pa." Jawab Randy singkat. Seraya tersenyum getir. Setelah berbincang cukup lama. Kini mereka kembali pamit untuk pulang. Hati Randy kembali tersakiti disaat Daddy nya yang kembali mengingatkan jika ia harus banyak-banyak belajar dari Tania. Agar bisa menjadi seorang pemimpin yang terbaik diperusahaan mereka nanti. *** Selama berkendara Randy selalu saja menekuk wajahnya tanpa ada satu pun kata yang terucap dibibirnya. Hal itu membuat Tania merasa cukup aneh. Karena baginya, sebelum ini tak ada perselisihan atau pertengkaran apapun diantara mereka. Bahkan Tania yang telah berusaha untuk menggagalkan rencana Daddy agar mereka tak bekerja didalam satu kantor yang sama. Hingga kini Tania mulai berusaha untuk mengajak Randy bicara. "Ran lo kenapa sih? Lo marah sama gue?" tanya Tania namun Randy tak mengindahkannya. "Ran ada apa sih? Apa salah gue sama lo?" tanyanya lagi namun Randy masih saja terfokus megendarai mobilnya dengan tatapan yang tajam. "Randy please jawab guee.. gue paling gak suka ya didiemin tanpa ada alasan yang jelas!" cecar Tania lagi seraya menggoyang-goyangkan lengan Randy yang tengah fokus mengemudi sehimgga membuat keseimbangannya terganggu. Ciiiiiiiiit..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD