Tania tarik napasnya dalam, seraya ia buang perlahan. Berusaha untuk menahan amarah juga emosinya. Dan kini ia mulai kembali tersenyum kepada Randy yang masih menyantap roti isinya tanpa sekali pun menganggap ada seorang Tania dihadapannya saat ini. "Oh ya? Ya bagus dong Ran kalau gitu. Krena seorang lelaki yang bertanggung jawab, adalah lelaki idaman bagi hampir setiap wanita. Termasuk gue. But so sorry Ran, bukan lo lelaki bertanggung jawab, yang gue kagumi itu," jawab Tania dengan santai dan tetap tersenyum. Sedangkan saat ini Randy menatapnya tajam seraya memutar bola matanya jengah. Sebab baru kali ini Tania dapat menusuk hatinya karena perkataannya, namun dengan intonasi yang tenang. Randy letakan sisa rotinya seraya meneguk habis susunya. "Yaudah gue mau siap-siap dulu. Lo janga