Morgan mulai curiga

1036 Words
Orang suruhan Morgan itu mengabari dengan berita yang didengar dan dilihatnya, dia mengatakan pada Tuannya kalau merdeka memiliki perusahaan di dunia manusia, hal ini membuatnya geram dan mencurigai Nero, kini kecurigaan nya yang selama ini ternyata terbukti Nero ingin lepas darinya ingin menjadi dewa kembali. "Sudah kuduga, dia pasti ingin menjadi dewa kembali, susupkan seseorang masuk dalam perusahaan itu untuk mengawasi gerak-gerik gadis yang ditandai oleh Nero itu..!"perintah Morgan pada iblis kepercayaannya itu. "Baik Tuanku.."jawab iblis yang diperintahkannya itu, dia melesat pergi ke kelompoknya, dan memerintahkan anak buahnya untuk datang ke dunia manusia Setelah sang anak buah pergi, Morgan duduk dengan menghentakkan tangannya, di tangan kursi yang diduduki nya itu, dia tidak boleh kehilangan Nero, dia ingin menjadikannya iblis sejati, anak buah yang paling dipercayainya, kekuatan Nero melebihi iblis iblis lain, dia harus mencari cara bagaimana agar Nero menjadi setia kepadanya, dan tidak ingin menjadi dewa kembali. "Aku tidak bisa kehilangan anak buahku yang berpotensi, dia harus menjadi Iblis sejati senjataku untuk mengalahkan alam para dewa, beraninya kau menghianatiku..? lihat saja bagaimana caraku untuk menjeratmu kembali..?" ucap Morgan sambil duduk dengan kerangnya sorot mata tajam dan raut wajah yang sangat kesal. Morgan memang berencana untuk bersekutu dengan ibunda Nero, dia tahu wanita itu tidak menyukai putranya menyukai wanita bangsa manusia, wanita yang sangat tinggi hati itu menganggap bahwa derajatnya lebih tinggi dari manusia, seorang aristokrat yang menjadi imoratal. "Benar sekali, apakah aku harus menemuinya..?" Benak Morgan, dia berencana mengunjungi ibunda Nero, nyonya Liliana yang sangat rakus dengan uang dan kedudukan, dia tidak peduli menukar putranya sendiri demi keangkuhannya menganggap dirinya seorang bangsawan terhormat. Sementara ada tempat lain tepatnya di kastil tua milik mendiang suami nyonya Liliana, tanaman rambat mengelilingi kastil itu dengan bunga berwarna merah, taman-taman dibuat begitu tertata bonsai yang sudah setinggi atap itu, dihias berbagai bentuk melingkar, sungguh sangat indah layaknya surga tersembunyi. Terlihat seorang wanita paruh baya yang sedang memerintahkan anak buahnya untuk mempercantik tanaman-tanaman itu, dia begitu angkuh dan tak ingin di bantah permintaan nya, dialah nyonya Liliana, ibunda Nero. "Aku ingin suasana baru, tanam lebih banyak mawar lagi, dan aku ingin kalian membuat banyak pergola di sana, aku ingin mawar mawar dengan berbagai macam warna menjuntai di sana, sebentar lagi akan ada pesta pernikahan di sini pernikahan yang sangat agung untuk putraku Merdas Nero.." ucap nyonya Liliana, seluruh pelayan sangat tercengang mendengar ucapan dari nyonya mereka itu bahwa Tuan muda mereka akan segera menikah. Ini adalah salah satu kastilnya yang berada di belahan bumi lain, seorang bangsawan aristokrat yang sangat anggur dan waktu memuja derajatnya layaknya para aristokrat Eropa zaman dahulu, begitu eksentrik menganggap derajat mereka sama dengan Tuhan. "Baiklah nyonya.." jawab seorang kepala pelayan yang sudah sangat terlatih dan menguasai pekerjaannya, seorang pria paruh baya yang sama eksentriknya seperti nyonya, di kalangan para pelayan dia begitu dipandang sebagai seorang bawahan kepercayaan dari nyonya Liliana ibunda Nero. "Aku tidak akan mengizinkan putraku memiliki pasangan bangsa manusia, dan tahan paling tidak mereka harus memiliki derajat yang sama denganku para putri bangsawan.." Benak ibunda Nero yang begitu angkuh entah mengapa wanita ini menganggap derajat mereka begitu tinggi dan orang lain begitu rendah layaknya b***k. Seluruh pelayan tidak menyukai perangainya, ibundanya Ros selalu menghina dan mencaci maki para pelayan menganggap mereka begitu bodoh dan rendah, mereka tidak pernah menyukai majikannya ini mereka hanya takut dibunuh dan kehilangan pekerjaan. Morgan masih menunggu orang kepercayaannya yang lainnya, untuk datang memberi kabar tentang kemajuan Nero dan gadis yang ditandainya itu, dia yakin pasti ada kabar baru yang harus dia ketahui, dan benar saja seorang iblis rendahan datang memberinya berita. "Tuanku Morgan, aku datang membawa berita tentang seorang gadis yang ditandai oleh panglima Nero, dia sudah bekerja di sebuah perusahaan, dan ternyata itu adalah perusahaan milik Nero.."ucap iblis yang memberinya kabar dia seperti nongkrong di atas jendela begitulah wujud para iblis mereka tidak bisa berdiri dengan tegak. "Oke pergilah kau dari sini.., bisakah kalian beraiblis tidak berbau amis..?" ucap Morgan dia pun seorang iblis bahkan seperti vampir tapi para anak buahnya begitu jorok mereka tidak pernah mandi atau menggosok gigi setelah memakan bangkai manusia dan menghisap darah mereka tidak pernah membersihkan tubuhnya, maka itu tubuh mereka berbau bangkai. "Maafkan aku Tuan Morgan..?" jawab sang iblis yang menjadi minder karena aroma tubuh mereka yang sangat berbau itu, dia pun langsung mengepakkan sayapnya layaknya kelelawar yang berterbangan. "Apakah dia tidak tahu bahwa dia sama seperti kami seorang iblis juga..?" umpatan iblis yang memberi informasi pada Morgan, dia pun kesal mendapat perlakuan seperti itu padahal dia sudah susah payah membawa kabar agar Tuannya senang. Tapi karena mereka takut dibunuh oleh Tuhannya mereka hanya pergi saja dan hanya berani mencibir dari kejauhan, ternyata umpatan itu didengar oleh rekannya, yang sedang terbang juga berpatroli mengelilingi wilayah para iblis. "Hei kau iblis junior, tidak usah hiraukan ucapan Tuan kita, begitulah pimpinan mereka semena-mena tapi kita harus mendapatkan imbalan yang lebih tinggi, dengan begitu kekuasaan akan kita miliki kekuasaan, kita bebas memangsa manusia tanpa aturan..? bergabunglah dengan kelompok kau agar kau mendapatkan pelatihan lebih..?" ucap seorang kepala batalyon para iblis. "Baiklah aku akan bergabung dengan kelompok kalian, tapi apa keuntungannya denganku..? aku seorang informan langsung dari Tuhan kita Morgan..?"tanya informan Morgan ini. "Aku tahu memang iblis sangat licik, baiklah kau akan menjadi salah satu pimpinan dari 100 orang tentara iblisku..! tapi kau harus mengabdi padaku..?" ajakan iblis lainnya yang merupakan pimpinan batalyon iblis, bahkan para iblis saling berkhianat di antara mereka menginginkan kekuasaan yang lebih. "Apakah Tuan kita tidak akan mengetahuinya..?" tanya iblis yang menjadi informan Morgan ini. "hahaha.. siapa namamu iblis junior..?" "Aku Warlock.." "Aku akan memberimu nama si kepiting.." ucap senior batalyon para iblis ini, dan sepertinya warlock tidak menyukai nama itu terdengar seperti mengejeknya. "Apa kau sedang bercanda namaku Warlock.." "Hahaha... yah warlock si kepiting..! Apa kau tahu dengan tubuhmu yang kecil dan pendek itu bukankah kau seperti merangkak layaknya kepiting..?" tanya sang pimpinan batalyon. "Aku tidak peduli wujudku seperti apa bukankah kita dari ras yang sama..?" ucap warlock yang membela diri, dia tidak terima dihina sebagai si kepiting. "Hahaha..., ternyata kau tidak bisa bercanda..? baiklah, aku akan mengingat namamu, katakan padaku apa saja yang dilakukan Tuanmu, aku akan memberikan imbalan yang banyak untukmu, darah segar manusia dan tentu saja banyak betina..?" ucap sang pimpinan yang merayu warlock akan memberikan informasi padanya.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD