Memento

1656 Words
"Menurutmu, kemana MagniSeven itu pergi? Ke arah mana perginya mereka?" Loto bertanya. "Entahlah, aku tidak tahu kemana mereka akan pergi. Tapi aku melihat kelompok itu menuju ke arah Rodeo County, mungkin ke kota Memento." Jawab pria tersebut sembari menyulut api untuk rokok di mulutnya. "Mungkin sekarang mereka masih berada di sekitar sana. Ini belum terlalu lama semenjak aku melihat MagniSeven itu pergi. Disana ada sebuah bank swasta besar milik pengusaha kaya Marcus Ludborrough. Tentu saja MagniSeven akan menjarah dan mengincar setiap kota yang ada bank-nya, seperti semut yang akan menghampiri dimana ada gula. Merampok dan menggasak harta, itu sudah menjadi pekerjaan mereka." "Baiklah, terima kasih." Loto mengeluarkan beberapa logam Penny untuk membayar minumannya. "Aku harus segera pergi sebelum siang hari." "Kau mau pergi kemana anak muda?" tanya bartender. "Ke Rodeo County? Apa kau ingin menemui MagniSeven itu?" Sang bartender seperti pembaca pikiran bagi Loto. Dirinya seketika bisa membaca situasi. "Kau sepertinya tidak kenal takut nak. Aku salut padamu." "Takut hanya bagi mereka yang belum pernah kehilangan," jawab Loto. "Tidak ada rasa takut lagi bagi mereka yang telah kehilangan banyak, bahkan kehilangan segalanya. Hanya ada tujuan dan keinginan kuat yang harus segera ditunaikan. Kau membaca diriku dengan baik tuan bartender. Aku yang malah salut kepadamu. Selama beberapa tahun bekerja di firma, aku saja belum sebaik itu mengenali dan membaca manusia, apalagi hanya dari wajahnya." "Yah, mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi rutinitasku hingga menjadi terbiasa dengannya." Sang bartender tersenyum seraya mengelap bersih cangkir-cangkir di tangannya. "Tanpa kusadari, aku menjadi terlalu hebat mengenali emosi manusia-manusia yang pernah duduk di kursi ini. Pel4cur, orang kaya yang bangkrut, istri yang depresi, bahkan seorang pendeta, aku sudah pernah melihat semuanya menumpahkan perasaan dan emosi mereka di bar ini. Aku tidak tahu apa tujuanmu nak, tapi kudoakan semoga berjalan lancar. Bisa kulihat bahwa kau sedang berjalan di jalan yang mengarah ke lembah kebinasaan. Ikuti saranku yang sudah banyak melihat karakteristik orang-orang ini, jangan dibutakan dengan penilaian pribadi." Loto terdiam, merenungi ucapan sang bartender. Loto mengangguk pelan, "sekali lagi terima kasih." Loto mengambil tasnya dan berjalan keluar bar. Setelah mendapatkan informasi tentang MagniSeven, Loto bergegas hendak pergi ke kota Memento. Dirinya harus memastikan kabar yang ia dengar. Melihat sendiri wajah-wajah The MagniSeven yang terkenal. Jika dia beruntung, maka dirinya bisa bertemu langsung dengan mereka yang telah membunuh Nihima di kota itu. Entah apa yang akan dilakukan oleh Loto andaikan memang bertemu dengan mereka. Bahkan Loto sendiri tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Satu yang pasti, balas dendam sudah membutakan hati dan pikiran Loto. "Sepertinya aku harus segera kesana dan melihat sendiri sebelum pergi menuju gua rahasia Elfort Mass di perbukitan Mimahiavo tempat Nihima menyembunyikan Wakalyapi Langit itu." Loto sekali lagi melihat lembaran demi lembaran yang dituliskan Nihima. "Benar, Papuu menyembunyikannya di bukit itu. Jaraknya 240 km dari sini, berada di perbatasan negara bagian Nevada dekat dengan Idaho. Kurasa aku bisa mendahului MagniSeven jika mereka memang masih berada di Rodeo County." Loto mengelus dan mengusap kepala El-Doramu. "Tidak banyak berubah El-Doramu, kau tetap kuda tercepat di Vehaaruio. Dirimu berlari secepat angin, membelah udara. Tidak salah Nihima menyebutmu kuda paling kencang di pesisir barat Amerika. Ayo, kita harus segera ke Memento. Sekali lagi, aku mengandalkanmu untuk ini." Loto seketika menaiki kudanya dan memacunya dengan sangat kencang menuju pusat Rodeo County, Memento. Sesampainya Loto di kota Memento, dirinya tidak mendapati ada yang mencurigakan. Kota itu masih terlihat ramai dan beraktivitas seperti biasa. Ini aneh, karena kebiasaan sebuah kota jika kedatangan para penjarah atau para Koboy kriminal apalagi sekelas MagniSeven yang terkenal—akan terlihat sepi disebabkan ketakutan warga kotanya. Sama seperti yang dialami oleh Amity padahal MagniSeven hanya melewatinya saja. Sedangkan Memento sebuah kota besar di kawasan Rodeo County, mustahil mereka tidak akan bereaksi ketika MagniSeven beraksi disini. Loto berkesimpulan, itu artinya MagniSeven belum melakukan apapun di kota ini. Tidak ada penjarahan, perampokan ataupun penggasakan bank kota. "Tapi tetap saja, apa MagniSeven tidak memperlihatkan batang hidungnya di kota ini? Bukannya tadi katanya mereka kesini?" Loto menjadi bingung. Dia turun dari kudanya dan berjalan pelan di tengah jalan utama kota sambil menenteng El-Doramu. Loto mencegat salah satu pria paruh baya yang lewat dengan jas hitam dan topi hitamnya. Pria itu jelas sipil biasa mungkin akuntan dan tidak berpenampilan layaknya seorang pengembala atau Koboy. "Maaf tuan, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Loto. "Ya, tentu, apa yang mau kau tanyakan?" "Apa hari ini dan kemarin ada sesuatu yang besar terjadi disini?" "Sesuatu yang besar? Maksudnya apa, aku tidak mengerti." "Kau pernah mendengar tentang MagniSeven bukan?" "Tentu saja aku pernah mendengarnya. Kelompok Koboy paling ditakuti akhir-akhir ini, siapa yang tidak kenal atau tidak pernah mendengar tentang mereka." "Emm, begini. Kata orang-orang, ada yang melihat gerombolan MagniSeven memasuki kota ini. Apa itu benar tuan? Aku hanya ingin tahu." "Siapa yang mengatakannya? Tidak, mereka tidak datang kemari atau pernah terlihat kemari. Berharap saja mereka tidak datang kesini. Kami beruntung jika MagniSeven tidak datang ke tempat kami ini. Jangan bicara sembarangan! Semoga itu tidak pernah terjadi." Pria itu kemudian berjalan meninggalkan Loto dengan terburu-buru karena kesal. "Jadi benar MagniSeven tidak pernah datang ke Memento," gumam Loto. "Atau mereka datang kemari namun dengan menyembunyikan identitas mereka? Itu bisa saja. Mereka menyamar dan tak ingin mencolok ketika memasuki kota ini. Jika benar begitu, artinya di tengah-tengah orang ini, bisa saja ada MagniSeven. Para pembunuh Nihima ada di sekitar sini." Loto melihat ke arah sekitar, ke dalam keramaian khalayak banyak yang sedang memadati jalan, lalu lalang di tengah jalan utama yang sibuk. Pejalan kaki, penunggang kuda, penarik kereta andong, semua tumpah ruah. Salah satu dari ratusan orang ini bisa saja adalah para MagniSeven. Mereka yang sudah merenggut Nihima dariku. Loto kembali geram dan menahan kekesalannya. Matanya melirik kesana kemari memindai setiap sudut kota sementara dirinya masih berdiri di tengah jalan yang ramai. Satu persatu wajah itu Loto perhatikan. MagniSeven bisa saja salah satu dari mereka, sedang menyamar menjadi warga biasa. Loto kemudian meneruskan berjalan ke salah satu restoran dan bar besar. Dia mengikat El-Doramu ke salah satu tiang yang memang menyediakan parkir serta minum kuda berbayar. Loto membayar salah satu penjaga disana sebagai biaya penjagaan kudanya dan El-Doramu langsung menundukkan kepala meminum air di dalam wadah panjang yang ada di hadapannya. Loto berjalan di teras panjang bar resto yang juga dilalui oleh banyak orang. Loto melihat sebuah papan pengumuman buruan di depan kantor jaksa wilayah yang berada tepat berdampingan di samping bar tersebut. Loto melihat dengan seksama poster-poster pengumuman serta poster-poster bounty yang memasang beragam wajah bengis kriminal dan para blacklist penjahat. Mulai dari pelaku penipuan, penggelapan uang hingga pembunuhan. Satu persatu Loto mencermati wajah-wajah mereka, mencoba mengenali ciri-ciri wajah para pembunuh Nihima atau anggota MagniSeven yang sudah ia ketahui dari penuturan Souvkivva dan para warga Amity. Tapi tak ada satupun yang cocok atau persis sama dengan karakteristik para anggota MagniSeven. Akan lebih mudah bagi Loto memburu mereka jika sudah mengetahui bagaimana wajah mereka. Ketika Loto mengalihkan pandangan matanya, dirinya mendapati sesosok perempuan yang begitu familiar baginya. Seorang perempuan yang dikenali oleh Loto. "Itu kan ..." gumamnya. Loto seketika mengejar wanita bertopi Koboy merah tersebut. "Tunggu! Hei, kau." Teriak Loto. Wanita itu sedikit menoleh, ia tahu sedang dibuntuti oleh Loto. Wanita itu lantas mempercepat langkahnya dan berjalan dengan tergesa-gesa, mencoba untuk menghindar. "Hei, Zeta...!" teriak Loto. Wanita tersebut berhenti tanpa menoleh di tengah keramaian pejalan kaki. "Kau benar Zeta, bukan? Zeta Chloe Jones?" tanya Loto. Namun wanita itu tetap tidak menoleh. Dia hanya sedikit bergeming ketika Loto menyebutkan sebuah nama. Wanita tersebut hanya menyentuh dan menarik agak ke bawah topi Koboynya untuk menutupi wajahnya lalu kembali berjalan dengan cepat menjauhi Loto. Loto terus mengejar wanita yang dikenalinya itu, akan tetapi wanita tersebut malah hilang di tengah keramaian kota. Loto melirik ke kiri dan ke kanannya, tapi tak dia dapati wanita itu lagi. Loto tiba-tiba saja kehilangan jejak wanita tersebut di tengah para pejalan kaki yang ramai. Wajah Loto nampak kecewa karena tak bisa mengejar dan menemuinya. "Apa itu bukan dia ya?" gumam Loto. "Tapi aku sangat yakin, itu tadi adalah Zeta. Tentu aku mengenali wajah manisnya setelah berpacaran dengannya sekian lama sampai akhirnya kami putus dan tak pernah berhubungan lagi." Rupanya wanita tadi dikejar oleh Loto karena mirip dengan mantan pacar yang pernah berhubungan lama dengannya, Zeta Chloe Jones! "Astaga dia berjalannya cepat sekali, aku jadi kehilangan jejaknya." Gumam Loto. "Apa yang kulihat tadi benar-benar Zeta? Tak mungkin aku lupa dengan wajah mantan sendiri. Itu sepertinya memang benar-benar dia, tapi ... ah sudahlah." Loto jelas takkan bisa lupa dengan wajah cantik dan menawan Zeta sang mantan pacarnya. "Hmm, aku kelihatan jejaknya. Ya sudahlah, mungkin itu memang bukan dia." Ucap Loto masih melihat-lihat sambil berkacak pinggang. "Setahuku Zeta saat ini juga tinggal bersama dengan ayahnya yang kaya di California. Lagipula aku sedang dalam misi yang lebih penting dari sekedar bertemu dengan mantan pacar. Mencari dan memburu MagniSeven jauh lebih penting untukku saat ini. Itulah prioritas hidupku sekarang, tak ada yang lebih penting dari itu." Loto berjalan-jalan sebentar menyusuri jalanan kota Memento untuk kembali melihat-lihat. Kali saja dia bisa menemukan informasi lagi terkait MagniSeven atau informasi apapun sebelum dirinya berangkat menuju perbukitan Mimahiavo untuk menemukan Wakalyapi Langit tersebut. Sementara di dalam gelapnya selasar g4ng sempit di pinggiran emperan, di antara dua buah toko pakaian dan barbershop atau salon rambut, wanita yang tadi dikejar oleh Loto sedang bersembunyi. Sesekali dia mengintip, melihat ke arah dimana Loto sedang terlihat berjalan-jalan menyusuri jalanan utama kota. Mata cantiknya menatap Loto dengan tajam. "Lama juga tidak bertemu, Loto." Gumamnya. "Tidak kusangka bisa bertemu denganmu disini. Tak pernah mengira sama sekali aku akan bisa melihat dirimu lagi setelah sekian lama. Kau tidak banyak berubah, bahkan menjadi jauh lebih tampan dari yang kuingat." Wanita tersebut kemudian beranjak dengan buru-buru. Loto menyudahi jalan-jalannya di Memento. Sudah cukup yang dia lihat disana. Di kota tersebut tidak ada sesuatu yang bisa membantunya menemukan MagniSeven. Loto kembali ke tempat dimana El-Doramu ditinggalkan. Loto kemudian kembali menaiki kudanya. "Ayo El-Doramu, sekarang sudah saatnya kita pergi meninggalkan Memento untuk menuju perbukitan Mimahiavo di Idaho. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD