HwaHigh School
10.00 Kst
"Yoogi sampai kapan kau akan berkelahi lagi -eoh"seorang pria paruh baya itu terlihat sangat kesal, berkali-kali telapak tangannya mengusap wajahnya kasar.
Terlihat sangat lelah karna ulah dari salah seorang wali muridnya yang sangat brutal. Tidak ada penyesalan, tidak ada rasa bersalah. jelas wajahnya terlihat tenang untuk menghadapi sebuah masalah.
Min Yoogi .
terlihat tidak jera dengan wajahnya yang sudah sangat lebam membiru.Berkali-kali ia masuk ke dalam ruangan ini, dengan berbagai kasusu yang sangat-sangat tidak perlu dilakukan dengan hampir setiap minggu.
"kau tahu! aku sangat bosan. berhentilah melakukan hal semacam ini -entah harus bagaimana caranya aku memberikan nasehat padamu, pergilah ke UKS dan obati lukamu"Yoogi bangkit dengan malas, wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi .Kakinya melangkah ke setiap lorong kelas menuju UKS
"isshh.."rintihnya saat merasakan rasa nyeri di sudut bibirnya dengan darah yang mulai mengering,
Wajahnya benar-benar mengerikan dengan warna biru lebam di wajahnya, akibat perkelahian antar sekolah yang di lakukannya tadi pagi. Benar-benar siswa pembuat onar, dengan wajahnya yang membiru tidak membuatnya jera untuk berhenti melakukan perkelahian.
Kriiet...
Yoogi membuka sebuah pintu berkaca dihadapannya, terlihat salah seorang wanita paruh baya di sana, dengan jas putih di tubuhnya, layaknya seorang dokter
Brakk!
Yoogi menendang cukup keras pintu tersebut, hingga membuat wanita di hadapannya itu menoleh
-wanita itu menggeleng heran, saat melihat wajah Yoogi yang terlihat buruk, seperti biasanya.
"lagi-lagi kau berkelahi, sekarang dengan siapa wajahmu membiru Min Yoogi"Yoogi menatap jengah dokter wanita paruh baya di hadapannya itu.
Yoogi berjalan dan mendudukan dirinya di tempat tidur.
"jangan banyak bicara, cepat mana obatnya"wanita itu terkekeh, hal biasa baginya mengingat Yoogi memang bukanlah siswa yang memiliki sopan santun.
Terasa seperti baru kemarin ia merawat wajah pria itu, dan kini ia datang dengan luka yang hampir sama. Tak heran, ahal yang menjadi aktifitas favoritenya memang membuatnya mau tak mau mendapat luka di wajahnya.
Membuat orang lain marah adalah spesialis Yoogi. ntah ada ahal apa yang membuat begitu.
"aku tidak bisa mengobati lukamu hari ini, dan beberapa bulan kemudian kalau hal ini terjadi lagi, tunggulah salah seorang asistenku yang akan membantu mengobati lukamu"
"Aku harus pergi karena banyak urusan, tunggulah"wanita itu pergi keluar meninggalkan Yoogi yang beralih untuk membaringkan tubuhnya yang terasa lelah, matanya terpejam karena mulai terasa mengantuk
Krieet....
"Mianhae (Maafkan aku).. aku terlambat, kau tidak apa-apa?"Yoogi membuka matanya ,dan mendapati seorang wanita tengah menatapnya dengan penasaran.Wanita itu berdiri tak jauh dari ranjangnya.
"aigooo... luka di wajah mu banyak sekali sunbae!! kau berkelahi?"tanya wanita itu dengan hebohnya, membuat Yoogi sedikit kesal, dan sekarang dia tahu wanita ini adalah hoobaenya.
"berisik. Obati saja luka ku tidak usah banyak bicara"wanita itu tersentak mendengar bentakan Yoogi.
"Hah!.. jinjja."wanita itu menatap Yoogi kesal, ternyata benar ucapan guru pembimbingnya yang mengatakan jika Yoogi memiliki sifat kurang menyenangkan
"arraseoyo"(baiklah) Wanita itu mengambil beberapa perlengkapan obat-obatannya
Hyumi beralih berdiri di hadapan Yoogi yang kini terduduk di pinggir ranjang, tangannya mulai menyusuri setiap lekuk wajah Yoogi dengan kapas putih bercampur obat merah di tangannya.
Hyumi berdiri tepat di hadapan Yoogi yang duduk di hadapannya seraya memejamkan mata.
Sesekali pria itu meringis ketika obat merah itu menempel dengan luka lebamnya.
"pelan-pelan bodoh ini sangat sakit"wanita itu tidak mengubris perkataan Yoogi yang kerap berulang-ulang memakinya saat obat merah itu menempel di lukanya.
"YAKK~"teriak Yoogi kesekian kalinya.Hyumi rasa ia akan tuli sebentaf lagi. Bagaimana bisa ada seorang pria yang jelas lebih cocok menjadi seorang wanita,
"Yeoja pabo, kau tahu ini sakit"(Wanita bodoh)
Yoogi melirik jas putih wanita itu terdapat sebuah namtag "Park Hyun Mi"
"nona Park Hyun Mi kau tahu ini sangat sakit"ucap Yoogi di balas tatapan kesal dari Hyumi.Pria itu membuatnya kesal bukan main. Hyumi sduah mencoba semampunya untuk menahan amarahnya dan tidak membuat insiden berbahaya yang dapat membuat pria itu merasa malu.
"kau pabo"(bodoh) ucap Hyumi kesal karna makian yang terus memeka di telinganya, wanita itu berusaha berontak dengan balasan makian keluar dari mulutnya, membuat Yoogi menatapnya sedikit terkejut dengan wajahnya yang masih terlihat tanpa ekspresi.
Belum pernah ada membalas kata makiannya selama ini, apa lagi orang yang berani membalas nya adalah seorang wanita. Hal ini sangat langka. dan anehnya Yoogi menikmati hal itu. Dia menjadi penasaran dengan apa yang akan wanita itu lakukan nantinya, jika ia membuatnya lebih kesal dari ini.
"aku dengar kau seorang maniak, gengster, bagaimana bisa dengan obat merah yang menempel di wajahmu saja kau sehisteris ini"
"Mworago! Yak- Neo chugulae!! "(Apa katamu! Hei-kau mau mati!!) Yoogi menatap tajam gadis di hadapannya,
yang di balas tak kalah tajam dari wanita itu.
"Daebakk!!! memangnya di tanganmu itu ada sebuah takdir kematian seseorang, lucu sekali kau mengatakan itu -sudah selesai pergilah jangan balik kesini lagi dengan lukamu dan sikapmu menyebalkan"Hyumi merapikan kotak obatnya dan berniat meninggalkan Yoogi yang terlihat sedang menatapnya tajam
Langkah Hyumi terhenti saat tangan Yoogi menahan pergelangan tangannya.
"apa kau tidak takut padaku"bisik Yoogi tepat di telinga kanan hyumi, membuat Hyumi bergidik karna hembusan nafas Yoogi hangat namun, Hyumi berusaha bersikap tegas dengan bersikap biasa dan sedikit ketus, berusaha untuk membentengi dirinya.
"memangnya apa membuat ku harus takut padamu! Ini tidak penting lepaskan aku"Hyumi meronta berusaha melepaskan tangannya masih di cengkram kuat oleh Yoogi
Tanpa berniat sedikit pun untuk melepas bahkan melonggarkan tangannya, Yoogi malah makin menguatkan cengkramannya pada Hyumi .
Yoogi menarik Hyumi untuk lebih dekat dengannya bahkan wajah mereka sangat dekat, kurang lebih hanya berjarak sekitar 3 cm.
Karena Hyumi dapat merasakan hembusan nafas Yoogi menerpa wajahnya. Hangat.
"Apa kau mulai takut sekarang "Yoogi tertawa dengan smirk di wajahnya, terlihat sangat menyebalkan di mata Hyumi.Ujung bibirnya tertarik membentuk seringaian. Hhyumi ingin sekali menjitak kepalanya.
Rasanya Hyumi ingin sekali menamparnya, atau pun memkinya dengan kata-kata makian dengan bertubi-tubi.
"Aku bilang lepaskan tanganku"Yoogi tertawa dan makin mendekatkan wajahnya dengan Hyumi,Pria itu seakan tak membiliki batas. Ia terlalu dekat, dan Hyumi spontan merasa harus menjauh, dan membuat harak yang cukup aman dengannya.
spontan membuat Hyumi menoleh ke arah samping karena jarak wajah mereka sangat dekat.Hyumi benar-benar dibuat gugup karenanya. Pria itu mempermainkannya. Seolah ia adalah sebuah mainan yang menyenangkan untuk di lempar dan di mainkan.
"kau galak sekali nyonya park?! Apa kau belum pernah berkencan sebelumnya"Hyumi menoleh ke arah Yoogi dan menatapnya aneh.
"ayo kita berkencan"Hyumi menatap Yoogi dengan tatapan terkejut, kedua matanya sukses melebar.
Wajah Yoogi mulai mendekat ke arah wajahnya seakan mau menciumnya.
"akhh... Yak~"teriak Yoogi saat sebuah tendangan melesat ke arah kakinya .
"Neo micheoseo?!!, (Apa kau sudah gila) siapa yang mau berkencan dengan maniak seperti mu, rasakan itu"
Hyumi pergi begitu saja setelah menendang kakinya, hal tiu sukses membuat Yoongi merintih kesakitan. Hyumi pergi begitu saja tanpa menoleh ke arah Yoogi.Sma sekali tidak, bhakan ketika pria itu memprotes dan meneriaki namanya. Hyumi bersikap seolah ia tidak mendengarnya, dan jujur saja ia memang tidak mau peduli.
Pria itu merintih kesakitan karena tendangan Hyumi lumayan keras di mengenai tulang keringnya.
"wanita gila"
***
19.00 Kst
"aku pulang"Hyumi melepaskan sepasang sepatu sekolahnya dan bahkan tak merapikannya. Ia langsung melenggang masuk ke dalam rumahnya dan pergi menuju kamarnya yang berada di lantai 2.
Hari ini benar-benar melelahkan. Ia cukup banyak berlatih untuk menjadi anggota UKS di sekolah barunya. Dan insiden nya bersama dengan seniornya di ruang UKS berhasil memperburuk segalanya. mood nya sangat tidak bagus apalagi setelah kejadian itu.
Hari ini benar-benar sangat melelahkan baginya, hari ini ada pelatihan dari organisasi kesehatan di korea membuat pelajaran ke antar sekolah, sebagai ketua, Hyumi menjadi sangat antusias dalam mengikuti hal itu, karna guru pembimbing nya sedang tidak ada Hyumi lah bertanggung jawab dalam mengurusi anggotanya.
"kau terlihat sangat kusut nyonya park, menyedihkan"Hyumi menoleh dan mendapati seorang pria tengah menatapnya dengan senyuman remeh di wajahnya.Sudut bibirnya tertarik membentuk senyum miring, yang terlhat cukup menyebalkan. Apalagi mood Hyumi tidak berada dalam kondisi yang cukup baik.
"Yak~ Kim Hanbyun jangan menggangguku , malam ini aku sangat lelah"Hyumi kembali berjalan dengan pria bernama Hanbyun itu yang mengekor di belakangnya.
Hyumi membanting dirinya di atas kasur empuknya, tanpa mempedulikan Hanbyun sedang berdiri di ambang pintu kamarnya seraya menatapnya lucu.Membuat wanita itu kesal adalah hobby nya.
"Yak~ wanitamenyebalkan setelah pindah dari Busan ke Seoul, kau masih tidak mau mengabariku!! ini bahkan sudah lewat 3 bulan,... Daebak (luar biasa). Apa aku adalah mantan sahabatmu sekarang. Katakan padaku. Mau sampai kapan kau akan pura-pura lupa pada tetangga tamapanmu ini. !"Hyumi menoleh ke sumber suara, dan mendapati Hanbyun menatapnya kesal.
Hyumi hanya tersenyum dengan cengiran di wajahnya. Hyumi bangkit dan menduduki dirinya di atas kasur .
"mianhaeyo, aku tidak tahu alamatmu -kau pindah juga tidak memberitahu kami, jangan salahkan aku kalau aku tidak memberitahumu. Kemana handphone mu aku menelepon mu tapi nomor nya tidak aktif"Hyumi membalas dengan ekspresi wajah yang terlihat kesal.
"ahh itu"Hanbyun menggaruk kepalanya tidak gatal, sambil berjalan menghampiri Hyumi.
"mian (maaf).. handphone ku hilang, tidak sengaja terjatuh, setidaknya aku sudah tahu untung saja Hanbyul tidak sengaja melihat ahjumma sedang berbelanja tadi siang, jadi akhirnya kita bisa bertemu lagi"Hanbyun terlihat sangat senang bertemu lagi dengan sahabat lamanya di Busan dan juga cinta pertamanya sampai saat ini.
Hanbyun tidak pernah mengungkapkan perasaannya karena takut persahabatannya akan berakhir dan membuat Hyumi menjauh darinya
Dia tidak mau itu dan dia sangat tidak mau berpisah dari Hyumi
"tunggu dulu. Apa ini?!"ucap Hanbyun seraya menyentuh almamater yang dikenakan sahabatnya itu
"Wae?"(Ada apa) tanya Hyumi bingung
"kau masuk di sekolah Hwayang ?!!"