Anak Ats tengah berkumpul di rumah Jin tanpa Yoogi sudah menghilang sejak keributan disekolah.
"Hyung -Yoogi hyung, ada kabar darinya?."tanya Jimmy sedikit khawatir -apalagi Yoogi terlihat seperti kerasukan setan ketika kembali untuk mengambil tasnya ke dalam kelas, dan pergi untuk membolos.
Bahkan Yoogi sempat membuat wajah 2 orang murid membiru akibat luapan emosi di tahannya.
"Anii.. tidak sama sekali. Aku mengirimnya pesan kalau kita semua berkumpul di rumahku, tapi dia tidak membalasnya."jelas Jin, membuat Jimmy sedikit berpikir.
"Aku hanya tidak mau Yoogi hyung melakukan tidak-tidak."papar Jimmy membuat Namhyun, Jin dan Jongguk menatap ke arahnya, tidak dengan Taehyun dan Jiseok asik bermain game boxing satu lawan satu dengan ocehan bahkan teriakan dari bibir masing-masing.
"Kau kira Yoogi akan melakukan apa -huh!."Tanya Namhyun membuat Jimmy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Jimmy berpikir keras untuk itu, dia mulai khawatir pada temannya sekarang.
"Bunuh diri misalnya."ucap Jimmy ragu setengah berbisik. Bodohnya hanya itu yang bisa ia pikirkan dari sekian banyak kemungkinan yang ada.
"ohh...Melompat ke Sungai Han dengan kalimat -Hyumi Saranghae (aku mencintaimu)"teriak Namhyun.
"Atau makan makanan beracun dan tidur selamanya"timpal Jin.
"Atau dengan menabrakan diri ke kereta api dan bilang Hyumi mianhae (maafkan aku)"ucap Jongguk dengan gaya lebaynya.
"Atau menari balet hingga jatuh pingsan."sahut Jiseok. dengan tarian dance lucunya hingga membuat semua nya tertawa.
"Hahahahaha."
"Aishh... Yak~ aku serius."ucap Jimmy dengan keningnya berkerut atas aksi lebay teman-temannya, Jimmy tak habis pikir, bagaimana bisa teman-temannya bisa sesantai ini ketika berbicara serius tentang salah satu teman mereka yang Jimmy rasa cukup serius.
"PABO"(Bodoh) ucap Ats serentak tepat di hadapan wajah Jimmy, hingga membuat pria itu memejamkan matanya.
"Yak~"protes Jimmy, jarinya menutup hidungnya rapat-rapat saat hembusan nafas ke 5 pria itu menerpa wajahnya. Membuatnya mencium aroma tak sedap dari teman-temannya.
"Kau kira ini drama TV -eoh"ucap Namhyun. Tak habis pikir dengan Jimmy.
"Berhentilah menonton drama hyung"papar Jongguk.
"Otakmu terkena virus drama Jimmy-aaaaa.... -Jongguk kau harus hati-hati "sahut Jiseok yang kembali fokus dengan gamenya sempat berhenti.
"Jimmy Pabo (bodoh)"gumam Taehyun sambil fokus ke layar flat hitam di hadapannya.
"Yak~ Kim Taehyun"ucap Jimmy dengan jitakan di kepala Taehyun.
***
"Kau sudah sadar"ucap Hyumi saat Hanbyun mulai membuka matanya, Hyumi tengah duduk di samping Hanbyun yang masih terbaring di tempat tidur rumah sakit.
Hanbyun tersenyum kecil, dengan nyeri di sekitar otot-otot wajahnya. Luka-luka itu menimbulkan bekas yang mulai membiru. di wajah tampannya.
Hyumi menghela nafasnya khawatir, ia benar-benar bernafas lega karena sudah menemukan Hyanbyun tersadar. Hyumi tak tahu jika Hanbyun.
"Kau di sini?"tanya dengan suara yang pelan. Hyumi tersenyum memandang Hanbyun prihatin, ia begitu marah pada Yoogi yang telah memukul Hanbyun hingga pria itu terlihat begitu menyedihkan seperti ini.
"Hmm.. mianhae (maafkan aku)"Hyumi merasakan hatinya sesak melihat Hanbyun harus seperti ini, t, kalau saja bukan karna Hanbyun membelanya dan berurusan dengan Yoogi dia tidak mungkin terluka seperti ini.
"gwenchanayo (Kau baik-baik saja)"ucap Hanbyun tangannya terulur menyeka air mata Hyumi yang mulai menetes.
"Jangan menangis."Hanbyun menyeka air mata Hyumi dan tersenyum. Hyumi menghela nafas gusar. Isakan itu ia tahan agar tidak menjadi-jadi dan membuatnya menangis tersedu-sedu.
"Berhenti bersikap bodoh, pria menyebalkan, kau tidak perlu melakulan hal itu -eoh"Hyumi tertawa tanpa suara.
"kau khawatir padaku."ucap Hanbyun. Ia senang mendengar hal itu. Hyumi khawatir padanya.
"Tentu saja -kau itu kan sahabatku."
Deg!
Hati Hanbyun mencelos mendengarnya.
*Sahabat
Hyumi hanya menganggap Hanbyun sebagai kakak laki-lakinya yang sangat ia inginkan, sekaligus menjadi sahabat terbaik yang di milikinya.
Berbeda dengam Hanbyun. Bukan kakak atau sahabat yang ia harapkannya. Melainkan, seorang pria. Hanbyun ingin Hyumi mengganggapnya sebagai seorang pria, pria bisa mendapatkan hatinya, bisa menjadi pendampingnya, menamakannya kekasih.
"Ne.. sahabat"ucap Hanbyun. Menunjukan senyumannya, walaupun sebenarnya di dalam hatinya yang terdalam hatinya sangat kecewa.
"Pinky Promise."Hyumi menunjukan jari kelingkingnya pada Hanbyun, sebuah janji selalu di ingat Hyumi.
Memoriee~~
"Setiap kita mengatakan sahabat kita harus melakukan "Pinky Promise" agar, kita selalu berjanji untuk menjadi sahabat selamanya."
"Park Hyumi dengan Kim Hanbyun sahabat selamanya yeayyy"
Memoriee end~
Hanbyun kembali teringat saat masa kecilnya, dimana dia dan Hyumi melakulan janji sahabat saat berumur 5 tahun di bawah pohon Persik„ di rumah lamanya dulu saat mereka masih menjadi tetangga.
Sahabat itu mereka mau saat dulu. Berbeda dengan sekarang, saat Hanbyun menatap Hyumi, bukan dengan tatapan sahabat saat dia melakukan Pinky Promise dengan gadis berumur 5 tahun dulu.
Hanbyun menatap Hyumi dengan berbeda, menatap seorang gadis ingin di lindunginya dan ingin dimilikinya, membuatnya selalu berada di sampingnya apapun terjadi.
Walupun harus melindungi dengan tubuhnya seperti saat ini. Hanbyun tidak perduli asalkan demi Hyumi, gadis yang di cintainya.
"Pinky promise."balas Hanbyun menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Hyumi dan kemudian saling tersenyum.
Bobby sedari tadi berdiri di dekat pintu, hanya bisa menyaksikan kedua insan tersebut dengan mata sendu.
Bobby sangat tahu benar bagaimana perasaan Hanbyun terhadap Hyumi bukan hanya sebatas sahabat melainkan lebih dari itu.
***
Sudah larut, Hyumi memutuskan untuk pulang dan kembali menuju ke rumahnya meninggalkan Hanbyun di rumah sakit, akan ditemani dengan sekumpulan teman-temannya.
Hanbyun meminta Hyumi untuk tidak mengatakan apa yang terjadi pada dirinya pada eommanya, dengan alasan tidak mau membuat eommanya khawatir. Hingga membuat alasan kalau dirinya menginap di rumah Bobby -sahabat Hanbyun, karna orang tua Bobby tengah pergi ke Jepang dan meninggalkannya sendirian.
"Ini baru jam 7 malam dan kau sudah mau pulang -Tsk! Bagaimana bisa seorang perawat perawat meninggalkan pasiennya-eoh"sindir Hanbyun atas jabatan Hyumi sebagai asisten PMR di sekolahnya.
"kau bahkan sudah mempunyai banyak suster cantik lebih berpengalaman dariku"bisik Hyumi dengan lirikan matanya ke arah suster paruh baya yang tengah mengganti selang infus Hanbyun.
"Dia terlalu berpengalaman."balas Hanbyun membuat mereka berdua terkekeh geli.
"Sudah aku pulang -paii.. Bobby-a titip anak kecil ini ya.. -maaf merepotkanmu"ucapan Hyumi membuat
"Yak~" protes Hanbyun. Hanbyun melambaikan tangannya dan tersenyum saat Hyumi keluar dari ruangannya kemudian berlalu dari hadapannya, namun lama kelamaan senyum itu berubah menjadi kecut.
"Hah!"
***
Hyumi. Gadis itu menyusuri setiap g**g kecil untuk sampai dirumahnya, malam sudah larut namun tidak membuatnya takut sedikit pun.
Tiba-tiba langkah Hyumi terhenti, saat mendapati pria membuat sahabatnya terluka itu tengah berdiri, bersandar pada tiang listrik tidak jauh dari tempat Hyumi berdiri saat ini, masih dengan seragam sekolah -lengkap, Hyumi yakini Yoogi belum pulang ke apartemennya.
Pria itu menoleh dan menatap Hyumi sendu.
Hyumi berjalan begitu saja tanpa memperdulikan Yoogi terus menatapnya.
"aaf"langkah Hyumi terhenti, tanpa berbalik ataupun menoleh. Hyumi -gadis itu hanya diam.
"Mianhae -sudah membuat temanmu terluka. Aku tahu, kau mungkin membenciku karna hal ini -aku membuatmu mendapat kesulitan disekolah -pasti kau sangat tidak nyaman dengan semua itu -payah. Aku hanya bisa menyakiti gadis aku cintai"
"Aku benar-benar pria bodoh -sangat bodoh"Hyumi berbalik menatap Yoogi saat ini menatapnya sendu.
"Tapi maaf kan aku, melepaskanmu adalah hal sulit bagiku"Hyumi tertegun -matanya menatap sendu pria berdiri di hapannya saat ini.
"aku tahu kau butuh sendiri -kelakuanku memang sulit untuk diampuni"
"Tapi aku mohon .... Saat kau sudah bisa memaafkan ku -aku mohon..."
"Kembalilah padaku"
Degg!!
Hyumi menahan mati-matian air matanya terlalu egois memang.
Egonya mengalahkan semuanya.
Yoogi berjalan ke arah Hyumi, langkahnya terhenti ketika tubuhnya sudah berada tepat dihadapan Hyumi.
Hyumi mendongkakan kepalanya untuk menatap Yoogi lebih tinggi darinya.
Yoogi menangkup kedua wajah Hyumi dengan kedua tangannya.
Bibir Yoogi mengecup kening Hyumi. Hyumi memejamkan matanya merasakan kelembutan menjalar di hatinya. Seakan waktu berhenti. Yoogi berharap posisinya akan terus seperti ini, hanya untuk beberapa saat. Tapi dia tidak boleh egois, wanitanya saat ini sedang marah padanya, dan butuh waktu untuk sendiri.
"Saranghae (aku mencintaimu)"ucap Yoogi saat melepaskan bibirnya. Kedua matanya menatap Hyumi dalam. Yoogi tersenyum yang kemudian mulai melangkah pergi dari hadapan Hyumi.
Takk!
Langkah Yoogi terhenti ketika Hyumi menahan tangan nya. Yoogi menoleh dan mendapati Hyumi sedang menatapnya sendu.
"Mungkin aku memang butuh sendiri saat ini, tapi aku mohon."
"Jangan bertengkar lagi dengan siapapun .. aku mohon"ucap Hyumi yang membuat Yoogi tersenyum.
"Aku janji"ucap Yoogi kemudian melangkah pergi menjauh, Hyumi terus menatap kepergian Yoogi.
Dalam diam Hyumi menangis
"Paboya (bodoh)"rutuk Hyumi pada dirinya sendiri. Ingin rasanya dia berlari mengejar Yoogi dan memeluknya, mengatakan aku sudah memaafkanmu .
Tapi Hyumi tidak bisa, semuanya seakan terasa sulit untuk dilakukan. Air mata Hyumi meluncur deras dengan hatinya mendadak berubah sesak.
"Kenapa aku jadi terlihat jahat sekarang"Hyumi menepuk dadanya tarasa begitu sesak, dengan isakan kerap kali lolos dari bibirnya.
"Hikss.. hiks... hiks.. hiks.."
"Mian (maaf)"