"MIN YOOGIII"
Bugh!
Hanbyun memukul tepat di pipi Yoogi, hingga membuat laki-laki itu jatuh tersungkur dengan sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya.
"B***g**k, beraninya kau membuat temanku terluka. Pria macam apa kau huh!."Hanbyun kembali membuat ancang-ancang untuk memukul Yoogi, namun dengan sigap Yoogi menghindari pukulan tersebut
"Apa maksudmu?."Yoogi menatap tajam Hanbyun, pria yang ditatap hanya memasang senyum remeh diwajahnya
"Kau tidak tahu atau pura-pura tidak tahu huh!"masih dengan tatapan tajamnya, Yoogi sedikit memajukan tubuhnya ke arah Hanbyun .
"Fansmu itu sudah membuat temanku terluka, apa kau tahu selama ini dia di sakiti oleh para fans- fans mu itu eoh, kau tahu bagaimana Hyumi di perlakukan kasar oleh mereka. Sebuah cacian bahkan makian tidak pantas diucapkan haaa!!, KAU TAHU ITU HUUH!..."teriak Hanbyun dengan menunjukan kertas makian sempat diambil nya dari loker Hyumi dan menunjukannya tepat diwajah Yoogi hingga membuat Yoogi membeku.
Yoogi terkejut, Hyumi, wanita itu selalu terlihat tersenyum cerah di hadapannya bahkan terlihat seakan dia adalah manusia yang paling bahagia di dunia.
"Ckk! Aku rasa kau tidak tahu"Yoogi memandang kosong Hanbyun di hadapanya, dengan pikiran yang bergelut di dalam otaknya.
Yoogi tak tahu akan hal itu, Hyumi menutupi semua hal itu dari Yoogi. Jika Yoogi tahu tentu saja ia akan memberikan ultimatum pada setiap orang yang menyakiti Hyumi. Kedua tangannya terkepal erat, merasa sedikit geram.
"Apa kau benar kekasihnya min Yoogi -ckk!"
"Diam kau, apa pedulimu huh! Kau peduli pada kekasihku Kim Hanbyun. Kau menyukai kekasihku huh! ?"Hanbyun menatap Yoogi tajam.
"Jangan ikut campur dengan urusan kami. Urus saja urusanmu sendiri" Yoogi berbalik memunggungi Hanbyun, berusaha merendam emosinya. Yoogi sudah berjanji pada Hyumi untuk menghindari perkelahian dan itu membuat beban di hatinya, tidak biasa baginya menyelesaikan masalah dengan kata-kata.
Dan yang Yoogi inginkan sata ini hanyalah untuk mencari keberadaan Hyumi dan menanyakan perihal tersebut.
"NDE .. aku menyukai park Hyumi jadi kau, enyahlah dari hadapannya"
Yoogi berbalik dan menatap tajam Hanbyun. Tangannya mulai terkepal dengan emosinya menggebu-gebu.
***
"Hyumiii"teriak saeyoung. Hyumi sedang memungut sampah lokernya mendongkak dan mendapati saeyoung -sahabatnya itu sedang berlari tergesa-gesa ke arahnya.
"Saeyong-ahh, ada apa?"tanya Hyumi tak kalah panik. Saeyoung menarik Hyumi untuk mengikutinya tanpa menggubris pertanyaan gadis itu. Hyumi mengedarkan pandangannya seraya ikut berlari mengejar langkah Saeyoung yang begitu cepat berlari ke suatu tempat yang tak Hyumi ketahui. Ia hanya terus mencoba mengimbangi langkah Saeyoung yang kelewat cepat.
Saeyoung membawa Hyumi menuju lapangan basket, dapat Hyumi lihat banyak siswa-siswi sedang berkrumun di sana.Kedua mata Hyumi memincing mnatap ke arah para krumunan dengan penasaran.
"Itu.. bukankah itu temanmu"tunjuk saeyoung, membuat Hyumi mengikuti arah tunjuk saeyoung. Matanya membulat bahkan mulutnya sedikit terbuka saat mendapati Yoogi dan Hanbyun sedang bergelut. Saling meninju satu sama lain dan saat ini posisi Hanbyun berada di bawah Yoogi.
Hyumi berlari ke arah kedua pria masih saling memukul satu sama lain.
"Kenapa tidak ada menghentikan hal ini -huh!"anak ats lainnya tertunduk merasa tidak enak dengan Hyumi .namun ini semua permintaan keduanya dengan alasan jangan campuri urusan kami.
"Sunbae -geumanhae (hentikan)"Hyumi menarik paksa baju Yoogi dengan tangannya, tarikannya sia-sia Yoogi sama sekali tidak bergeser sedikitpun.
Hyumi memeluk Yoogi dari belakang dan menariknya, tampaknya itu berhasil Yoogi tertarik dan menjauh dari tubuh Hanbyun, pria itu terlihat terkulai lemas dengan luka-luka yang nampak mengerikan di wajahnya.
Saat ini Hyumi tahu kenapa Yoogi dijuluki sebagai monster. Karena siapapun yang berani menyulut emosinya akan di habisi tanpa ampun.
Hyumi melepaskan pelukannya dan menghampiri Hanbyun yang terlihat berbaring tanpa gerakan sedikitpun, terlihat terkejut melihat sahabatnya nampak begitu mengenaskan.
Rasanya Hyumi ingin sekali menangis saat ini. Hyumi mengangkat Hanbyun dengan bantuan Bobby yang kini sudah berada di sampingnya. Dan juga Saeyoung yang kini ikut berada di sampingnya.
Hyumi dan Saeyoung menatap ngeri wajah Hanbyun telihat memar dan darah di sekitar kening dan sudut bibirnya.
"Ayo bawa dia ke Rumah Sakit"seru Hyumi.
Nafas Yoogi terlihat memburu dengan tangannya masih terkepal.
Bahkan hatinya saat ini lebih tersakiti dengan sikap Hyumi .
Gadisnya saat ini, lebih memperhatikan pria lain di bandingkan dirinya notaben adalah kekasihnya,
wajah Yoogi memang tidak terlalu menyedihkan seperti Hanbyun hanya ada beberapa memar tanpa luka di wajahnya, berbeda jauh dengan Hanbyun penuh dengan memar dan luka di wajahnya.
"tidak perlu, ini bukan sekolah kami, mana boleh kami seenaknya begitu. Aku akan membawa Hanbyun ke rumah sakit"jelas bobby
"Tapi -"
"Gwenchana"(Tidak apa-apa) Hyumi mengangguk, tangannya meraih sebelah tangan Hanbyun ikut memapahnya namun langkahnya tertahan saat Yoogi mencengkram sebelah tangannya. Dan menariknya hingga menjauh dari Hanbyun dengan sigap saeyoung menggantikan posisi sahabatnya itu.
"Ikut aku"jelas Yoogi sambil menyeret Hyumi untuk mengikuti langkahnya.
***
Yoogi membawa Hyumi ke sebuah lorong-lorong sekolah, terlihat sepi tanpa ada satu siswa pun berada di sana, hanya ada mereka berdua. Hyumi mengedarkan pandangannya gelisah. Tidak ada siapapun di sana, Hyumi membuang arah pandangnya dari Yoogi.
Pria itu menatapnya tepat berada di hadapannya. Hyumi dapat merasakan jantungnya berdegup dengan kencang, debaran itu membuatnya gugup bukan main. Ia sering mendengar Yoogi adalah pria yang begitu mengintimidasi, dan Hyumi merasa semua itu benar. Dia merasakannya sekarang.
"Lepaskan aku sunbae"Hyumi meringis saat pergelangan tangannya terasa perih akibat cengkraman Yoogi di tangannya. "Kau melukai tanganku"Yoogi melepaskan cengkeramannya saat mendorong Hyumi kasar ke arah dinding.Menyudutkannya, mengurungnya dengan sebelah tangannya yang berada di samping wajah Hyumi. .
"Appo"(sakit) ringis Hyumi sambil memperhatikan pergelangan tangannya terlihat memerah.Dan amsih tidak mau membalas tatapan Yoogi.
Yoogi menatap tajam ke arah Hyumi dengan tatapan membunuh miliknya. Ia benar-benar marah.
"Kenapa kau tidak memberitahukan semuanya padaku"Hyumi hanya diam, tidak berani untuk menatap Yoogi.
Pria itu menghela nafas kasar, Hyumi tidak menjawab pertanyaannya dan dia sangat penasaran untuk itu. Yoogi mengalihkan pandangannya ke arah lain sebelum kembali menatap Hyumi kesal.
"Lihat aku, dan jawab aku. Apa mereka semua menyakitimu. Siapa yang menyakitimu. Dan kenapa kau tidak memberitahuku tentang hal itu."Hyumi mendongkak dan mendapati Yoogi menatapnya tajam.
"Apa maksudmu sunbae"Hyumi tertunduk tidak berniat membalas tatapan membunuh milik Yoogi.
"Kenapa kau tidak cerita padaku soal kau dibully -huh!, siapa berani membullymu! Beritahu aku,.. akan ku hajar siapapun menyakitimu"Hyumi menatap Yoogi sedikit terkejut,, tatapan Yoogi begitu menusuk bahkan perkataannya begitu penuh dengan keseriusan.
"Siapa dibully, aku tidak di bully, kau salah sunbae(senior)"ucap Hyumi menyanggah apa yang hanbyun katakan. Ia melirik ke arah kiri, menghindari tatapan Hanbyun yang begitu mengintimidasinya. Hyumi menjadi kikuk seolah-olah seperti bocah berumur 5 tahun yang ketahuan berbohong.
"Kau bisa jelaskan ini padaku"Hyumi menoleh pada Hanbyun, lagi. Ia terkejut dengan matanya sedikit membesar saat menatap kertas bully ditunjukan yang berasal dari siswi-siswi yang membencinya, dan tidak menyukai kedekatannya dengan Yoogi.
"Hanbyun"batin Hyumi -ini semua dari Hanbyun kenapa dia lupa akar dari permasalahan ini.
"Sunbae -kau tidak perlu tahu"ucap Hyumi sambil berusaha mengambil kertas di tangan Yoogi.
"Tidak perlu tahu -ckk. Kau kira aku ini siapa huh! Aku kekasihmu. Dan kau menutupi semua ini dariku"Hyumi membuang wajahnya kasar, dan kembali menatap Yoogi dihadapannya.
"Lalu aku harus apa sunbae, memberitahukan semuanya padamu dan mencoba mencari perlindungan padamu begitu. tidak perlu, aku bisa mengatasinya sendiri"
"Hyumi, aku kekasihmu ingat. Tentu saja melindungimu adalah tanggung jawabku sekarang. Beritahu aku siapa membullymu! Aku akan membuat perhitungan dengannya"
"SUNBAE! "teriak Hyumi membuat Yoogi terdiam. Mata mereka saling menatap tajam.
"Apa kau selalu seperti ini! Menyelesaikan suatu masalah dengan k*******n, membuat perhitungan dan menghajar mereka hingga terluka. Bisakah kau tidak melukai orang lain!. Berhentilah melakukan hal ini. Berhenti melakukan k*******n seperti ini! "
"Kau juga sudah berjanji padaku"gumam Hyumi dengan suaranya lemah.
Tes..
Air mata Hyumi menetes, bahkan Hyumi sedikit terisak dengan tangis kecilnya.
Hyumi berjalan melewati Yoogi hatinya benar-benar kecewa dengan Yoogi selalu menyelesaikan masalahnya dengan k*******n
-Hyumi benci itu. Bahkan sangat membencinya. Hyumi bingung kenapa setiap pria selalu memilih k*******n fisik dalam menyelesaikan masalahnya.
"Mau kemana kau?"ucap Yoogi membuat Hyumi menghentikan langkahnya sambil menyeka air matanya.
"Ke Rumah Sakit, menyelamatkan Hanbyun"ucap Hyumi tanpa berbalik untuk melihat Yoogi.
Yoogi berdecak kesal, mendengus sebal.
"Kau tahu aku juga terluka sekarang"Hyumi menoleh ke arah Yoogi, wajahnya terlihat datar dan tidak bersahabat. Kekecewaan terlalu menguasai dirinya.
"Hal apa harus membuat mu disebut terluka sunbae, tidak ada luka sedikitpun untuk disebut sebagai terluka -aku rasa Hanbyun cocok disebut terluka, karna kau"Hyumi berbalik meninggalkan Yoogi berdiri mematung ditempatnya.
Yoogi terus memperhatikan Hyumi berjalan menjauh darinya. Ingin sekali Yoogi berlari dan merengkuh Hyumi ke dalam pelukannya,
Namun kakinya seakan kaku dan tidak bisa digerakan sama sekali. Mata Yoogi memerah, dadanya sangat sesak melihat Hyumi lebih peduli dengan pria lain dan kenyataan bahwa dia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuat Hyumi peduli padanya.
"Hatiku.. hatiku terluka Hyumi-ah. Di sini sesak sekali"ucap Yoogi sambil menyentuh dadanya dan memukulnya pelan.
"Haruskan wajahku berlumuran darah, agar kau peduli padaku"