"YAKK~ PARK HYUN MI KELUAR DARI KELAS KU"
***
"namja menyebalkan, namja tidak tahu diri, gengster, maniak, keras kepala, namja byuntae.. hoshh...hoshh...hosh."(Namja:Pria) (Byuntae: m***m) makian terus keluar dari mulut manisnya, hanya untuk seorang pria yang saat ini berada di pikirannya.
'Min Yoogi’
"akhhhh."teriak Hyumi frustasi seraya mengacak rambut panjangnya, dia benar-benar benci pria itu, gara-gara dia Hyumi harus melewatkan pelajaran matematika favoritnya hanya karena ulah seorang pria.
Yoogi tersenyum, beberapa kali kekehan keluar dari mulutnya saat memandang wanita itu yang tengah berlari di pinggir lapangan basket, dimana tempatnya berlatih itu, karena ulahnya.
Yoogi tahu kalau Hyumi berlari karena ulah nya namun, Yoogi tidak mau mengakui hukuman yang Hyumi lakukan karena ulahnya, itu semua karena sikap Hyumi yang sangat berlebihan dengan aksi tunjuknya itu.
Yoogi berlari ke arah Hyumi, hanya mengikutinya dari belakang, Yoogi terkekeh ketika mendengar kata makian yang keluar dari mulut Hyumi, sangat di yakini nya kalau makian itu pasti untuknya.
"jadi slogan itu untukku."Hyumi tersentak kaget ketika mendengar suara tak asing, dan membuatnya seperti ini terdengar dari arah belakangnya.
Tidak ada niat berbalik atau pun memastikan, Hyumi malah mempercepat laju larinya begitu juga dengan Yoogi yang semakin mempercepat laju larinya.
"jangan mengikuti ku PABO".(bodoh) teriak Hyumi. terlalu kasar baginya bahkan dia merutuki dirinya sendiri karena berucap seperti itu. Tapi siapa yang tahan jika seseorang yang kau tak ingin lihat malah berdiri di belakangmu dan mengikutimu seperti anak ayam dan induknya.
Hyumi benar-benar tak mau melihatnya untuk saat ini. Rasanya ia ingin sekali memukulnya, atau mencakar-cakar wajahnya sekarang.
"aish pabo.”(bodoh) batin Hyumi
"MWO! Pabo!."(Apa, Bodoh) ucap Yoogi terkejut dan mulai mempercepat larinya ke arah Hyumi.
Yoogi meraih tangan Hyumi, menariknya hingga membuat Hyumi menghentikan langkahnya. Hyumi membalikan tubuhnya ke arah Yoongi.
"akhhhh."terdengar teriakan fans Yoogi yang membuat Hyumi bingung seketika. Apa ini karena Yoogi. Efek pria itu cukup mengejutkan.
"Mau apa kau, lepaskan tanganku dasar maniak."Hyumi meronta-ronta meminta Yoogi untuk melepaskan cengkraman tangan Yoogi di pergelangan tangannya.
"ckk,"decak Yoogi."aku hanya menciummu di lorong gelap waktu itu, dan kau terlihat semarah ini, lucu sekali."gerutu Yoogi menatap Hyumi dengan smirk di wajahnya, menyering terlihat begitu menyebalkan di mata Hyumi.
"Ya.. kau tahu kenapa! Itu ciuman pertamaku dan kau, pria maniak sepertimu menciumku, kau kira bagaimana perasaanku."Hyumi menatap pria itu dengan muka memerah, menahan amarahnya.
"ckk! Banyak dari wanita di sini sangat ingin ciumanku. Kau! Aku memberikanmu dengan cuma-cuma kau malah menggerutu seperti ini. Tidak tahu terima kasih."Hyumi menatap Yoogi dengan bola matanya melebar
"Kyaa, apa kau bilang?! Apa kau sudah gila!! Berterima kasih ?!! kau kira aku ini wanita seperti apa huh!!kau kira aku ini seperti wanita fans-fansmu itu -eoh, dasar pria maniak."gerutu Hyumi dengan berusaha menendang Yoogi walau selalu dapat di hindari oleh pria itu.
"saat itu di tempat gelap, bagaimana kalau aku menciummu di sini?."Seketika Hyumi menatap Yoogi dengan kedua bola mata nya yang membesar. Pria itu pasti sudah gila. Ya, dan Hyumi rasa ia harus memukulnya dengan keras.
"Aku akan membunuhmu."ancam Hyumi, membuat Yoogi tersenyum evil dan hal itu sukses membuat Hyumi bergidik ngeri.
"Jinjja! (Benarkah)."tantang Yoogi yang tiba-tiba mendekatkan dirinya ke arah Hyumi.
"Aa..app..apaa yang mau kau lakukan?."ucap Hyumi seraya berjalan mundur menghindari Yoogi yang berjalan mendekat ke arahnya.
"Kau pikir apa?!."ucap Yoogi. Bibirnya tersenyum, lagi-lagi menyeringai. Sudut bibirnya tertarik menunjukan seringaian.
Yoogi semakin mendekatkan wajahnya.
Degg!
"jangan mendekat."perintah Hyumi yang tidak di hiraukan Yoogi. Pria itu malah semakin mendekatkan dirinya ke arah Hyumi. Jarak mereka sangat dekat hingga membuat Hyumi memejamkan matanya karena takut.
Hingga 30 detik Hyumi terdiam.
Tidak ada apa-apa terjadi, Hyumi membuka matanya dan mendapati Yoogi menatapnya dengan smirk di wajahnya.
"Apa yang kau lakukan?! menungguku untuk menciummu -eoh!."
"ckckck."beberapa wanita yang ada di sana terlihat menyunggingkan senyumannya, tat kala menyaksikan Hyumi yang seakan di permalukan oleh Yoogi.
"akhh."rintih Yoogi ketika kakinya di injak oleh Hyumi.
"Rasakan itu dasar pria gila."Hyumi berbalik dan segera berlari meninggalkan Yoogi yang sedang merintih kesakitan, wajah Hyumi memerah karenanya. Hal ini benar-benar memalukan baginya.
***
Hyumi membanting pintu kamar mandinya kencang. Kedua tangannya bertopang pada wastafel kamar mandi dengan erat.
"hikss... hiks... pria menyebalkan dasar maniak. Seenaknya dia melakukan hal ini padaku hikks."Hyumi menangis ini baru pertama kali dirinya merasa terbully, dan semua itu ulah seorang pria.
"aku membencinya hikks...hiks."
***
Sudah lebih dari 3 hari Hyumi kerap menjadi bulan-bulanan para fans Min Yoogi yang kerap kali meledeknya tentang peristiwa waktu itu, dan itu membuat Hyumi kesal bukan main.
Hyumi kerap kali memutar balik arah, ataupun berlari sekuat tenaga untuk menghindari Yoogi ketika berpapasan dengannya. Hyumi berjalan ke arah lokernya untuk menaruh buku pelajarannya.
"Bukankah dia wanita yang waktu itu?."bisik salah seorang gadis membuat Hyumi terdiam sebentar.
"Benar. Dia w*************a Yoogi itu kan, yang dibicarakan orang-orang,"bisiknya lagi. "Benar. Apa dia kira Yoogi akan menciumnya, kepedean sekali dia."
"Benar, aku rasa dia tidak cantik, mana mungkin Yoogi mau dengannya."lanjutnya.
"Haah"desah Hyumi yang mulai meletakan bukunya di dalam loker.
"Memalukan."Gerutu Hyumi yang kemudian bergegas menutup lokernya dan berjalan pergi menuju tempat UKS yang biasa dia lakukan, menjaga UKS dan untuk menolong setiap siswa-siswi yang sakit.
***
Hyumi mencoret-coret note, sebuah tanda tangan tidak jelas, terlihat abstrak hingga aktifitasnya terhenti dengan sebuah geseran pintu ruang kesehatannya.
Hyumi berbalik. namun hanya beberapa detik sebelum Hyumi kembali dengan aktifitasnya.
"bisakah kau merawatku?"ucap orang itu membuat Hyumi menghentikan coretannya masih tanpa menoleh.
"Minji-ah bisakah kau membantunya"perintah Hyumi pada bawahannya itu
"nde, mari sunbae"ajak Minji pada seseorang di hadapannya itu
"aku tidak mau kau. Aku mau dia menolongku."ucap orang itu seraya menunjuk ke arah
Hyumi.
"Yoogi sunbae, bisakah kau tidak pilih-pilih, Minji tolong dia."perintah Hyumi. Yoogi menatap kesal ke arah Hyumi.
"Aku bilang, aku mau kau."ucap Yoogi dengan penekanan pada kata kau.
"hah."desah Hyumi dan bangkit dari kursinya lalu ia menghampiri Yoogi dan duduk di hadapannya.
"Minji tolong kotak obatnya."seru Hyumi.
"nde"(Ya) Minji mengambil sebuah kotak obat dan menaruhnya di samping Hyumi.
Hyumi menatap tangan Yoogi yang terlihat sebuah goresan seperti sayatan kaca di telapak tangan kirinya.
Hyumi memulai membersihkan tangan Yoogi dengan air bersih dengan sebuah kapas putih, Untuk menghilangkan bekas lukanya.
"Bisahkah kau meninggalkan kami berdua."perintah Yoogi. Minji terlihat bingung dan beralih menatap Hyumi. Seolah bertanya tentang persetujuannya.
"A... Arraseo sunbaenim."(Baiklah, senior). Ucap Minji kikuk.
"Tidak. Tetaplah di sini Minji-ah."perintah Hyumi.
"Pergilah."perintah Yoogi lagi. Hal itu membuat Minji frustasi karena harus menurut pada siapa.
"Andwae."(Jangan) Ucap Hyumi.
"Bisakah kau tinggalkan kami berdua."bentak Yoogi yang membuat Minji tersentak kaget karenanya.
"Arraseo."(Baiklah) Secepat kilat Minji meninggalkan ruangan itu dengan Hyumi dan Yoogi yang berada di dalam sana.
Hyumi dan Yoogi terdiam, Hyumi fokus dengan pengobatan tangan Yoogi, dan Yoogi terlihat begitu fokus menatap Hyumi dengan tatapan intens.
"Mianhae. (Maafkan aku)"Seketika pergerakan tangannya terhenti seketika, lalu ia melanjutkannya seperti tidak peduli.
"Aku benar-benar minta maaf. Kejadian waktu itu –aku..,”Ucapan Yoogi tergantung seketika. "aku menyesal."lanjut Yoogi.
"Tidak ada gunanya kau minta maaf, aku tidak peduli dengan semua itu, apa urusannya denganku."ucap Hyumi ketus. Setelah selesai Hyumi bergegas bangkit berdiri dan berbalik untuk bermaksud pergi namun, langkahnya terhenti seketika ketika Yoogi menahannya dengan mencengkram pergelangan tangannya.
“Aku rasa, aku mulai menyukaimu."
Deg!
"Hentikan sunbae. Kalau kau bilang menyukaiku hanya karena kau merasa bersalah padaku karena kejadian waktu itu, maka lupakan saja,"ucap Hyumi kesal.
“Aku sudah tidak peduli lagi, terserah kau anggap apa aku ini. Jelas aku tidak mau berurusan lagi dengan mu. Untuk terakhir kalinya aku katakana, berhenti mendekatiku."Hyumi melepaskan tangannya dengan sekali hentakan dan berjalan menjauhi Yoogi.
Yoogi bangkit dari duduknya dan berjalan dengan cepat menghampiri Hyumi, memeluknya dari belakang dengan sekuat tenaga, berusaha menahan tubuh Hyumi yang meronta-ronta meminta untuk di lepaskan.
"Aku mohon dengarkan aku."mohon Yoogi membuat Hyumi terdiam.
"Aku sudah berpikir selama tiga hari ini ketika kau menjauhi ku, perkenalan kita singkat aku juga terasa aneh dengan semua ini. Mencintaimu aku rasa tidak mungkin."
"Tapi aku mulai berpikir selama tiga hari ini bagaimana perasaanku padamu, setelah kejadian itu aku tidak henti-hentinya menyesal. Aku tahu aku begitu bodoh dan kelewatan tidak pernah seperti ini sebelumnya aku menyukai seseorang. Seorang maniak, berandalan seperti ku mengemis cinta pada seorang gadis. Itu bukan gayaku. Hanya kau, hanya denganmu aku melakukan semua ini."Hyumi terdiam mendengar semua penjelasan Yoogi, ada rasa senang namun Hyumi berusaha untuk menepis semua hal itu.
"Maafkan aku, aku tidak mau terlihat seperti orang bodoh untuk kedua kali."Pelukannya terlepas, Hyumi berlari untuk menjauh dari Yoogi ke arah pintu keluar.
Hyumi menghentikan langkahnya ketika pintu itu berhasil dia buka. "Maaf."ucap Hyumi.
"Aku akan membuktikan padamu kalau aku benar-benar mencintaimu."Hyumi menoleh ke arah Yoogi. Pria itu menatapnya, sudut bibirnya tertarik membentuk seringaian.
"Aku akan membuktikannya padamu, dan membuat mu mencintaiku Park Hyu Mi. Itu janjiku sebagai seorang pria."ucap Yoogi seraya tersenyum dan lagi-lagi dengan smirknya.
Hyumi menggeleng kan kepalanya seakan menganggap hal itu hanyalah sebuah omong kosong, dan mencoba menyadarkan dirinya. Semua itu pasti hanyalah sebuah kebohongan belaka.
Hyumi berjalan ke arah toilet dan membasuh wajahnya. "akhh menyebalkan."Jantung Hyumi berdegup dengan kencang.
Berkali-kali Hyumi merutuki jantungnya yang berdegup dengan sangat kencang, tidak seperti biasanya. Apa semua ini karena Yoogi, Hyumi menggelengkan kepalanya, seolah-olah menarik kesadarannya kembali.
Ia tidak boleh terpengaruh karena ucapan pria itu. Yoogi hanyalah seorang playboy, dan Hyumi yakin banyak wanita di luar sana yang ia berikan kata-kata manis seperti ini.
Hyumi kembali membasuh wajahnya, berkali-kali. “akhhhhhhh.”rutuknya sebal.