Gagal menikah, hal seperti ini pasti akan menjadi gunjingan beberapa orang di lingkungan sekitar rumahnya. Untuk itu Ibu Iris dan Arumi harus saling mensupport satu sama lain untuk melalui semua ini, karena suatu hari orang-orang akan lupa dengan kejadian yang kurang mengenakan.
Bu Iris melonggarkan pelukannya dan mengusap air mata anaknya yang jatuh di pipinya. “Ibu harap kamu bisa melewati semua ini ya Nak, yang berlalu biarlah berlalu, mungkin dia bukan jodohmu. Dan sebaiknya kamu sekarang fokus dengan kuliahmu saja dan gapailah mimpimu itu Nak,” tutur Bu Iris dengan menatap teduh anak satu-satunya.
“Iya Arumi, dengar kata-kata ibumu, sebaiknya kejarlah cita-citamu, jangan gara-gara gagal menikah ... kamu mengurung diri,” timpal Yudha adiknya Ibu Iris.
Kedua netra Arumi yang mulai sayu menatap secara berganti dari ibunya lalu ke omnya, kemudian dia mengangguk pelan.
Arumi saat ini statusnya masih menjadi salah satu mahasiswi di universitas negeri yang ada di Yogyakarta tingkat 2. Walau Ibu Iris hanya pegawai negeri namun masih bisa membiayai pendidikan anak satu-satunya, dan terkadang om Yudha suka membantunya juga.
Gapai masa depan yang masih dia lalui, dan melupakan kejadian yang kemarin, itu lebih baik. Jadikan kegagalan ini sebagai pelajaran, dan jangan sampai terulang kembali.
Wanita paruh baya itu menggenggam tangan anaknya. “Jadilah wanita yang sukses, mandiri secara finansial karena hidup kita tidak selalu bersandar pada orang lain, baik itu pada orang tua, saudara bahkan dengan suami jika sudah menikah. Buatlah diri kamu berharga, jangan merendahkan diri pada laki-laki atau mengemis cintanya, lebih baik dicintai bukan mencintai Nak! Ibu minta kamu jangan sesekali mencari atau menghubungi pria itu, sekarang kamu fokus dengan diri kamu sendiri,” tutur Bu Iris memberikan wejangan untuk anak satu-satunya.
Masa lalu, menjadi pelajaran buat Bu Iris, bagaimana dia dulu sangat mencintai mantan suaminya, sedangkan mantan suaminya memang sejak awal tidak mencintainya, namun terpaksa mereka menikah karena perjodohan kedua orang tuanya. Pikir Bu Iris seiringan waktu mantan suaminya akan jatuh cinta padanya, namun kenyataannya berbeda mantan suaminya tetap menjalin hubungan dengan kekasih hatinya dan akhirnya Bu Iris memilih untuk mundur. Cinta tidak bisa dipaksakan!
Lantas benarkah sepatah lebih baik dicintai daripada mencintai? Sebagian ada benarnya.
Hari demi hari Arumi lalui, segala sindiran atau gosip tentang dirinya yang telah gagal menikah dia acuhkan, dia tulikan kedua telinganya. Jika tidak seperti itu maka hati Arumi akan merasa terbebankan.
Nomor telepon Abyan yang baru saja ingin dia blokir ternyata pria itu yang terlebih dahulu memblokir, Arumi hanya bisa tersenyum kecut.
Sedih itu sudah pasti, namun keluarga intinyalah yang membantu untuk dia bangkit dari rasa sedih dan sakitnya. Teman dekatnya serta saudara sepupunya juga mensupport agar melupakan cinta pertama yang sangat menyakitkan itu.
Arumi kembali melanjutkan kuliahnya, dan gadis itu semakin dingin dengan makhluk yang bernama pria. Arumi bisa dibilang gadis yang sangat cantik mirip ibunya yang memiliki garis campuran Belanda, Arumi memiliki wajah orang bule padahal ayahnya orang Jawab Tengah asli, tapi sepertinya gennya tidak kuat.
Sebenarnya banyak pria yang menyukai Arumi, namun sayangnya Abyan lah pria yang pertama kali mampu membuat dia jatuh cinta sekaligus patah hati, ketimbang pria lain. Namun kini hatinya sudah tertutup untuk pria mana pun.
**
Tiga tahun kemudian ...
Jakarta
Perusahaan Globe
Waktu masih jam 07.00 wib, namun beberapa karyawan sudah ada yang datang di jam tersebut, padahal masuk jam kerja pukul 08.30 wib. Termasuk gadis bermata hazelbrown yang tiba di pagi hari, gadis itu melangkah dengan anggunnya, tampilannya sangat memukau dengan setelan blazer kerja berwarna navy dipadu dengan rok bentuk V sepanjang lututnya. Rambut berwarna coklatnya dia kuncir tinggi hingga memperlihatkan curly helaian bawah rambutnya, wajah cantiknya hanya dipoles dengan dandanan natural tapi memesona jika dipandang.
Gadis bermata hazelbrown itu adalah Arumi Mahreen, dia salah satu lulusan terbaik di universitasnya dan langsung ditawarkan pekerjaan di perusahaan Globe yang ada di Jakarta, ini adalah kesempatan yang terbaik dan tawaran tersebut diterimanya setahun yang lalu.
“Selamat pagi Mbak Sarah, ada surat yang masukkah?” sapa Arumi pada salah satu staf resepsionis.
“Pagi juga Mbak Arumi, sebentar ini ada surat buat Pak CEO,” jawab Sarah sembari mengambil beberapa surat masuk yang diterimanya di meja resepsionis.
Arumi menerima surat tersebut. “Terima kasih ya,” ujar Arumi ramah, lalu dia melanjutkan langkah kakinya menuju ruang kerjanya yang ada di lantai 12. Sudah hampir satu tahun Arumi tinggal di Jakarta dan bekerja sebagai sekretaris CEO perusahaan Globe, perusahaan yang menaungi beberapa bidang usaha mulai dari property, Fashion, IT dan lain-lainnya.
Gadis daerah sekarang sudah bermetamorfosis menjadi gadis kota yang semakin memesona, tapi sayangnya dia tidak bisa disentuh oleh lelaki mana pun.
Kini gadis itu sudah sampai di meja kerjanya, dan langsung berkoordinasi dengan office boy untuk menyiapkan ruang rapat yang akan dipakai pagi ini, serta dia menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawanya nanti. Beginilah kerja Arumi sebagai sekretaris CEO, harus datang lebih pagi dan pulangnya juga paling lambat menunggu atasannya, namun dia enjoy menjalankannya, apalagi gajinya juga lumayan besar.
**
Jam 8.00 wib.
Dari lorong di lantai 12 terlihat pria tua dengan pakaian setelan jasnya ditemani oleh pria yang kelihatan masih muda berjalan menuju ruang CEO.
Arumi bergegas berdiri dari bangkunya lalu menyapa pria tua itu. “Selamat pagi Pak Raffa,” sapa hormat Arumi, lalu dia bergegas mengambil notenya dan mengikuti langkah kaki bosnya.
“Pagi Arumi,” sapa Pak Raffa dengan ramahnya.
Pria tua itu lantas masuk ke ruangannya lalu duduk di bangku kebesarannya, dan menatap kedua orang yang sudah berdiri dihadapannya.
“Berkas untuk rapat hari ini sudah saya siapkan semua Pak Raffa, dan ini ada beberapa surat yang harus di tanda tangani,” pinta Arumi, dia mencondongkan tubuhnya ke depan lalu membuka map yang berisi beberapa surat yang harus ditandatangani.
Pak Raffa sangat menyukai kinerja sekretaris yang baru bekerja selama satu tahun, sangat teliti dan cekatan, serta cepat belajar.
“Arumi, Bapak harap nanti kamu tetap menjaga kinerjanya dengan baik saat Bapak sudah digantikan dengan anak Bapak,” pinta Pak Raffa sembari menandatangani surat-surat tersebut.
Sudah hampir sebulan ini Pak Raffa memberitahukan jika dia akan pensiun dari jabatan serta kepemilikan perusahaannya, yang selanjutnya akan dipegang oleh putra pertamanya. Namun hingga kini Arumi belum tahu siapa anak Pak Raffa yang akan menggantikannya, karena selama satu tahun dia bekerja tidak pernah bertemu, paling hanya bertemu Ibu Wanda istrinya Pak Raffa, dan anak perempuannya yang bernama Cyra. Sedangkan figuran foto pun hanya terpasang foto Pak Raffa bersama istrinya saja yang ada diruang kerjanya. Sungguh misterius!
bersambung ...