Masih di sasana tinju. Beberapa saat kemudian, Ren terlihat sedang mengobrol dengan Ryuji mengenai suatu hal, sedangkan Alex sedang duduk bersebelahan dengan Ara, sambil menyantap makanan yang dibawakan oleh Ara, Alex seakan termenung dan tidak berbicara sama sekali, sehingga Ara pun langsung bertanya.
"Alex, kau tidak apa-apa? ... Maafkan kakakku ya, dia memang terlalu keras jika sedang melatih seseorang. Tapi dia sebenarnya orang yang lembut koq."
"A- ah aku tidak apa-apa." Ucap Alex dengan perasaan gugup.
"Lalu mengapa kau terlihat murung?" Tanya Ara.
"A- aku hanya, tidak menyangka bahwa aku yang seorang siswa SMA ini harus mengemban suatu tanggung jawab besar. Kurasa aku masih merasa belum siap dengan semua ini."
"Hmm, begitupun juga halnya denganku." Ucap Ara.
"Apa?"
"Pada awalnya, aku juga merasa belum siap dengan semua ini ... Apakah kau mau mendengarkan ceritaku, Alex?"
"Te- tentu saja."
"Dulu, Aku dan kakakku memiliki masa kelam sebagai anak yatim piatu ... Aku tahu bahwa kakakku memiliki kekuatan ras pedang dan dia jarang pulang ke rumah karena pekerjaannya. Lalu Saat masih duduk di bangku sekolah, kekuatan ras pedang di dalam diriku bangkit sehingga aku kebingungan tentang apa yang harus kulakukan kedepannya? ... Pada awalnya aku juga belum siap dan aku tidak mau menerima takdirku ini. Sehingga aku merahasiakan pedangku dari semua orang termasuk kakakku sendiri. Tapi kenyataannya, kami berdua saling menyimpan rahasia pada satu sama lain ... Di satu sisi, kakakku secara diam-diam menggunakan kekuatan pedangnya untuk melakukan berbagai pekerjaan yang buruk demi menafkahi diriku. Sedangkan aku menyembunyikan pedangku dan berpura-pura tidak mempunyai kekuatan agar aku bisa hidup seperti manusia normal. Namun takdir kita sebagai ras pedang selalu membawa kita pada sebuah pertarungan, entah kita menginginkannya atau tidak, karena ada berbagai macam kelompok dari ras pedang maupun ras perisai yang pastinya menginginkan kekuatan kita. Sehingga Mereka akan berusaha untuk memaksa kita bergabung dan melakukan berbagai hal demi kepentingan mereka. Dan jika kita tidak cukup kuat, maka kita tidak akan bisa bertahan, sehingga kita tidak punya pilihan lain selain harus bergabung dengan mereka."
"La- lalu A- apa yang terjadi kepada kalian?"
"Pada suatu hari diriku diculik, dan kakakku dipaksa untuk bergabung ke dalam sebuah kelompok Mafia besar ... Saat itulah kami mulai menyadari bahwa kami berdua tidak berdaya dan tidak akan bisa bertahan menghadapi dunia yang kejam ini ... Namun, ketika kami mengira bahwa harapan telah sirna, tiba-tiba Billy dan kelompoknya datang menolong kami."
"Waahh."
"Kami berdua berhasil selamat setelah Billy mengalahkan sang Boss Mafia ... Dan setelah itu, Berbeda dengan kelompok lainnya, Billy tidak memaksa kami untuk bergabung ke dalam kelompoknya, namun jika kami membutuhkan bantuan, maka kami boleh menghubunginya. Dia akan menolong kami tanpa imbalan ataupun hal lainnya ... Maka dari itulah Kakakku memutuskan untuk bergabung dengan kelompok Faksi angin, begitupun juga denganku. Maka setelah kejadian itu aku memutuskan untuk mulai meningkatkan kekuatan pedangku. Dan kami berdua juga mulai membangun kedai dari nol, dengan bantuan dari Billy dan kawan-kawan."
"O- ouh... Waah, mengesankan sekali."
"Ada Satu hal yang harus kau ketahui Alex."
"Apa itu?"
"Kami tidak memaksamu untuk bergabung ataupun bertarung, tapi kau juga tahu bahwa ada orang-orang berbahaya yang sedang mengincarmu saat ini ... Maka dari itu kami disini akan berusaha sebisa mungkin untuk membantumu serta membuatmu menjadi lebih kuat, dan itupun atas persetujuan dari dirimu, iya kan?"
"I- iya, benar."
"Jadi kau harus bersemangat, jangan murung lagi ... Kakakku akan berusaha melatihmu, dan kau pasti akan menjadi lebih kuat. Aku percaya padamu, kami semua percaya padamu ... Kami tidak menganggapmu spesial karena kau adalah seorang Holy knight, tapi kami menganggapmu spesial karena kau adalah bagian dari kami. Anggota kelompok Faksi angin." Ucap Ara sambil tersenyum.
"...."
Dan hal itu membuat Alex tertegun hingga dia tidak bisa berkata apa-apa.
Lalu tiba-tiba Ren datang sambil berkata. "Hey, apa yang kau bicarakan dengan adikku??"
Maka sontak saja Alex terkejut, dan dia berbicara sambil menengok. "Aahh ti- tidak, kami tidak membicarakan apa-apa."
"Hmm." Ren memberi tatapan mata tajam yang menyebabkan Alex ketakutan. Namun itu semua hanyalah candaan saja.
Lalu Ryuji juga datang menghampiri mereka sambil bertanya. "Apakah latihannya sudah selesai?"
"Untuk hari ini, iya." Jawab Ren.
"Kalau begitu, ayo Alex, kita pulang." Ajak Ryuji.
"Oh iya, Ngomong-ngomong Kemana Billy??" Tanya Alex sambil berusaha berdiri.
"Dia sedang pergi membasmi iblis bayangan."
"O- ouh." Kemudian, akhirnya Alex dan Ryuji pulang ke rumah, karena latihan hari ini sudah selesai.
Singkat cerita, sesampainya di rumah, Alex langsung berbaring di ranjang sambil merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Latihan hari ini terasa berat, sampai-sampai seluruh tulangnya serasa remuk.
Lalu sambil duduk di kursi dan membaca buku, Ryuji berkata. "Bertahanlah, semakin hari kau akan menjadi semakin kuat."
"Apakah kau tahu bagaimana sakit yang kurasakan saat ini??"
"Hmm, aku sudah pernah mengalami hal yang ratusan kali lebih parah daripada itu sob."
"Be- benarkah?"
"Ya, percayalah padaku. Kau harus jadi lebih kuat ... Dan untuk menambah lengkap latihan hari ini, sebaiknya kau lakukan push up sebanyak 1000 kali." Ucap Ryuji dengan nada bercanda.
"Apa??!! Tidak mau!!" Ujar Alex.
"Hmm, Jika kau ingin Ara menyukaimu, maka kau harus menunjukan bahwa kau adalah seorang pria tangguh."
Lalu sontak saja perkataan dari Ryuji tersebut membuat Alex beranjak dari tempat tidurnya, dan dia mulai melakukan push up dengan sangat cepat menuju 1000 kali, sesuai dengan yang diperintahkan oleh Ryuji. Dan hal itu tentu saja membuat Ryuji merasa senang serta bersemangat, sehingga dia terus menyoraki dan memberi dukungan kepada Alex. Karena jika seseorang sudah memiliki tekad, maka yang harus dilakukan temannya adalah mendukung tekad tersebut, supaya api semangat dalam dirinya semakin membara, dan tak akan ada apapun yang bisa menghentikan orang itu hingga tekadnya tercapai. Dalam kasus ini, Alex bertekad untuk menjadi lebih kuat, supaya dia bisa melindungi orang-orang yang dia sayangi, sekaligus membuat Ara kagum.
Pada keesokan harinya, Seperti biasa pada pagi hari Alex pergi ke sekolah untuk belajar, walaupun dia tahu bahwa setiap hari dia harus menerima sikap yang kurang baik dari orang-orang di sekitarnya. Namun pada hari itu ada sesuatu yang berbeda, karena sebelum masuk ke gerbang sekolah Alex sempat melakukan percakapan singkat dengan Ryuji.
Ryuji bertanya, "Alex, kenapa setiap kali kau mau masuk ke sekolah, kau tidak terlihat bersemangat?"
"Hmm, aku akan jujur padamu ... Sebenarnya, aku tidak diperlakukan dengan baik di lingkungan sekolah."
"Ouh, apakah kau mendapat perlakuan semacam bullying?"
"Ya, begitulah."
"Alex, apa kau lupa?"
"Hah?"
"Kau adalah seorang Holy knight ... Manfaatkanlah kekuatanmu untuk menghadapi apapun. Asal jangan terlalu berlebihan." Ucap Ryuji sambil tersenyum.
Kemudian Alex juga tersenyum menanggapi perkataan dari Ryuji tersebut, dan setelah itu dia berjalan dengan perasaan lebih bersemangat dari sebelumnya. Dia masuk melewati gerbang sekolah seakan tak ada beban sama sekali, tidak seperti biasanya.