Will to protect

1150 Words
Lalu Alex yang melihat bahwa pertarungan Ryuji sudah selesai, segera menghampirinya sambil berkata. "Kita berhasil ... Mereka berdua sudah kembali seperti semula. Ayo kita bawa mereka pergi dari sini, aku akan membawa Henry, dan kau bawa si pria itu."  "Tidak, biarkan saja pria itu disini. Sebentar lagi dia akan siuman dan melupakan semua hal buruk yang sudah terjadi. Lalu Dia bisa pulang sendiri ke rumahnya."  "Ouh, begitu."  "Ayo bawa Henry saja." Ucap Ryuji.  "Baiklah."  Singkat cerita, beberapa waktu kemudian, kini Alex dan Henry sedang berada di tempat lain, mereka sedang duduk di bangku yang berada di pinggir sungai, sedangkan Ryuji sedang berdiri sambil bersandar pada sebuah tiang, dia memperhatikan mereka dari kejauhan. Ryuji tidak ingin mengganggu percakapan serius antara kedua orang teman semasa kecil itu.  Sambil menunduk, Henry berkata. "A- Alex, aku ingin minta maaf."  "Tidak perlu... Kau sudah kumaafkan."  "Ta- tapi, Kesalahanku padamu sangatlah besar. Aku telah membuatmu dijauhi oleh banyak orang sejak SD hingga sekarang. Dan bahkan aku juga selalu memperlakukanmu dengan buruk." Ucap Henry.  "Tidak apa-apa Henry ... Semua yang sudah terjadi tidak bisa di reset lagi. Kita harus terus menjalani hidup dengan baik, dan belajar dari kesalahan ... Aku senang jika kau sudah menyadari kesalahanmu."  "I- iya, aku mengerti ... Tapi untuk menebus kesalahanku padamu. Aku siap menerima hukuman apapun darimu, bahkan kau juga boleh menghajarku."  "Hmm, tidak, aku tidak akan melakukan hal itu."  "Kenapa??" Tanya henry.  "Karena kau adalah temanku."  "...." Henry tidak bisa berkata apa-apa saat mendengar perkataan tersebut dari Alex.  "Ka- kau masih menganggapku sebagai teman?" Tanya Henry.  "Sampai kapanpun kau tetap akan menjadi temanku, dan yang terpenting adalah, sekarang kau sudah belajar dari kesalahanmu."  "A- Alex." Henry mulai menangis.  "Jujur saja, sekarang aku sudah terlalu banyak mendapatkan musuh ... Maka dari itu aku tidak ingin menambah musuh lagi." Ucap Alex sambil beranjak dari tempatnya duduk.  Sedangkan Henry tetap melihat Alex sambil terperangah, dan dia berkata. "A- aku tidak mengerti tentang kekuatan yang kau miliki atau siapa saja yang harus kau hadapi. Tapi aku berjanji tidak akan memberitahu orang lain mengenai hal ini."  Kemudian Alex pergi sambil berkata. "Hmm, baguslah kalau begitu. Aku pamit pulang."  "I- iya."  "... Oh iya, sebaiknya besok kau jangan datang dulu ke sekolah, jika kau masih kurang enak badan."  Lalu setelah mengucapkan hal itu, Alex pun pergi meninggalkan Henry disana, yang kini hanya bisa menunduk sambil menyesali segala perbuatannya. Dia sadar bahwa dirinya telah melakukan sesuatu yang buruk dan tak termaafkan terhadap Alex, namun dengan kebesaran hati, Alex mau memaafkannya. Maka Disaat itu, Henry berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan menjadi orang yang lebih baik.  Singkat cerita, kini Alex dan Ryuji sudah berada di Sasana tinju. Mereka berdua sedang mendapatkan pengobatan dari Ren dan Ara, tanpa ada Billy disana karena sepertinya dia sedang ada urusan. Beberapa waktu sebelumnya, Ketika sedang menunggu kedatangan Alex untuk berlatih hari ini, Ren dan Ara dikejutkan oleh kondisi tubuh Alex dan Ryuji yang terlihat lusuh karena sudah mengalami sebuah pertarungan melawan dua iblis bayangan, sehingga mereka bergegas mengobati keduanya, dan untuk hari ini sepertinya Alex akan libur latihan.  Ara merawat luka di tangan Alex dengan sangat hati-hati, dia tidak ingin Alex merasa kesakitan, walaupun Alex tidak akan merasakan apapun karena dirinya terlalu fokus menatap wajah Ara.  "Lain kali, Jika kalian sedang berhadapan dengan musuh, sebaiknya kalian segera menghubungi kami." Ucap Ara.  "Ti- tidak apa ... Kami berdua bisa mengatasinya. Lagipula kalian kan sedang sibuk menjaga restoran." Jawab Alex.  "Jika ada teman yang sedang kesulitan, kami pasti akan bergegas menolongnya."  Ren bertanya, "Ryuji, kenapa kau tidak memancarkan aura life force yang kuat supaya aku bisa segera datang membantu."  "Aah, itu tidak perlu. Yang kami lawan hanyalah iblis bayangan biasa." Jawab Ryuji.  Lalu Alex juga bertanya, "Apa itu 'memancarkan aura life force'?"  "Sebagai ras pedang atau ras perisai, kita memiliki kemampuan untuk memancarkan aura life force kita, yang bisa dirasakan oleh sesama dalam jarak yang tidak begitu jauh. Sehingga dengan begitu kita bisa saling mengetahui posisi masing-masing." Jawab Ren.  "Ta- tapi aku masih belum bisa melakukan hal itu?" Ucap Alex.  "Tehnik itu hanya bisa dilakukan jika kekuatanmu sudah berada di tingkat lanjut atau lebih tinggi lagi."  "Ya Alex, bahkan aku juga masih belum bisa melakukan hal itu." Ucap Ara.  "O- ouh, begitu ya."  Kemudian, setelah luka Alex dan Ryuji selesai dibalut, maka mereka segera duduk bersama dan saling berhadapan untuk membicarakan tentang masalah ini lebih lanjut. Ren dan Ara sudah mendengar tentang keseluruhan ceritanya dari Ryuji, dan hal yang membuat mereka terkejut adalah mengenai kekuatan perisai Alex yang kini sudah mencapai tingkat 2, karena saat melawan iblis Henry, Alex bisa menciptakan ukuran perisai yang lebih besar, dan dengan bentuk yang lebih bervariasi.  "Ceritakan pada kami Alex, bagaimana perasaanmu ketika kau bisa mendapatkan kekuatan perisai tingkat 2?"  "A- aku merasa senang."  "Hal Apa yang mendorongmu sehingga kau bisa meningkatkan kekuatanmu?"  "Ketika aku Sedang melawan iblis Henry, aku merasakan kesedihan dan penderitaan dari dalam tubuhnya, sehingga aku sangat ingin menyelamatkannya ... A- aku ingin Henry terlepas dari penderitaan itu dan melenyapkan iblis yang sedang mengambil alih tubuhnya."  "Hmm, Itulah dia."  "A- pa?"  "Keinginan untuk melindungi, dan keinginan untuk menyelamatkan ... Dua keinginan itulah yang akan membuat ras perisai jadi bertambah kuat."  "Benarkah?"  "Tentu saja ... Kau harus bertarung untuk dua keinginan itu. Walaupun ada juga ras perisai atau ras pedang yang bertambah kuat karena amarah mereka, yang membuat semangat bertarung mereka tercemar, sehingga mereka lebih senang menggunakan kekuatan mereka untuk kehancuran."  "Wahh ... A- ada juga kasus seperti itu?" Tanya Alex.  "Ya ... Para anggota Sword of freedom hanyalah sebagian kecil dari hal itu. Dan bahkan hal itu juga yang terjadi kepadaku dulu. Sebelum aku bergabung ke dalam kelompok ini, Kekuatan yang kumiliki telah merenggut banyak nyawa, akibat dari kesombonganku sendiri." Ucap Ren.  "Kakak." Ara memperingatkan kakaknya untuk tidak mengingat tentang hal itu.  Lalu Ren melanjutkan perkataannya, "Aku senang Alex, karena kau memilih untuk bertarung berdasarkan keinginan baik itu. Keinginan untuk melindungi, keinginan itulah yang harus terus kau pertahankan untuk terus bertambah kuat ... Aku menaruh keyakinan kepadamu, bahwa kau akan menjadi seorang Holy knight yang hebat, dan kau akan membawa akhir bagi konflik yang sudah terlalu berkepanjangan ini, sehingga selanjutnya kita semua bisa lebih fokus dalam membasmi para iblis bayangan. Bukannya malah berperang antar satu sama lain" Ucap Ren.  "Se- sebaiknya kau jangan berharap terlalu besar, a- aku..."  "Tak apa-apa Alex, aku juga berharap besar kepadamu." Ucap Ara.  "Aku juga." Ryuji menambahkan.  Hal itu menyebabkan wajah Alex jadi memerah, dan dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia baru saja mendapatkan kepercayaan dari orang-orang yang dia kagumi, tentu saja hal itu membuat Alex senang sekaligus sedikit terbebani, tapi walau bagaimanapun juga dia memang harus berjuang untuk terus menjadi lebih hebat, karena setelah dia melihat hal yang telah terjadi kepada Henry, maka dia tidak ingin jika hal itu terjadi kepada orang lain, apalagi dia memiliki kekuatan besar di dalam dirinya yang bisa dia gunakan untuk menyelamatkan banyak orang. Dan hal itu merupakan tanggung jawab yang harus dia emban.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD