Setelah pertemuan keluarga yang terasa seperti ajang saling menyudutkan, Dara kembali ke kamar hotelnya. Sendirian. Ia merenung di depan jendela besar menatap keluar. Pikirannya tidak mau tenang meski hari sudah mulai larut. Meski hidup Dara tidak berjalan dengan semestinya, namun ia tidak pernah berpikir untuk menghentikan napas tanpa persetujuan Tuhan. Tapi kali ini ia mempertanyakan keberadannya. Apakah ia lahir hanya untuk menyusahkan ibunya, Gina Mahira? Apa ia lahir hanya untuk mendapatkan kebencian dari ibunya? Dara tahu ibunya sangat marah. Hal pertama yang Dara lihat saat Arik sangat keras kepala ingin mengesahkan pernikahan, adalah wajah Gina Mahira. Seolah Gina sudah siap untuk menampar wajahnya lagi, Gina menatap Dara dengan penuh kebencian. Di mata Gina, Dara adalah penye