bc

Nirmala Misteri Kampung Janda

book_age18+
1.8K
FOLLOW
19.2K
READ
adventure
goodgirl
comedy
bxg
mystery
secrets
witchcraft
lonely
spiritual
widow/widower
like
intro-logo
Blurb

Ini kampung janda. Penghuninya kebanyakan seorang janda mati atau janda cerai. Lelaki di kampung itu dapat dihitung oleh jari.

Nirmala adalah salah satu janda yang terkenal di kampung, dia seorang putri semata wayang dari seorang tuan tanah terkaya di desa. Rentetan kejadian tragis membuatnya menjadi janda sembilan kali.

Azal lebih dahulu menjemput lelaki yang menikahi gadis bermata biru tersebut sebelum malam pertama. Sembilan suaminya meninggal secara misterius dan Nirmala kecewa untuk kesekian kalinya, menelan pil pahit kehidupan. Janda kembang tersemat panggilan untuknya, bahkan ada juga yang mengatakan bahwa Nirmala adalah wanita pembawa kematian.

Ini bukan cerita horor seram, tetapi cerita horor humor, yang akan membuat tawa membahana.

Ada apa di balik misteri kampung janda?

Apakah Nirmala dapat mengungkap siapa pembunuh para suaminya itu?

Ikuti kisahnya Nirmala melawan tak kasat mata.

chap-preview
Free preview
Tamu Dari Kota Untuk Penyelidikan
Desa Sukaratu disebut kampung janda kembang yang letaknya di bawah kaki gunung berdekatan dengan hutan. Hanya ada beberapa rumah sekitar empat lima kepala keluarga, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Itu sudah amanat dari nenek moyang mereka, jika ada yang melanggar aturan pasti semua warga kena dampaknya, terserang penyakit cacar serentak atau kematian mendadak yang menyerang sang kepala keluarga. Sinar mentari baru menyembul dari ufuk timur, seorang perempuan membawa cucian kotor di ember kecil, berjalan di tengah pematang sawah. Dia terus melangkah hingga di pinggir sungai yang airnya deras dan sangat bening. Sungai yang membelah desa Sukaratu dan desa seberang bernama Sukaraja. Air mengalir cukup tinggi karena beberapa hari ini turun hujan. Perempuan itu duduk di atas batu besar dan datar, kakinya menjuntai ke air. Dia mematung sejenak, menghela napas kasar, merasakan arus membelai kaki, dan memandang batu-batu di tengah sungai yang tetap tegak berdiri meskipun, terus-menerus diterpa arus. Ingin sekali dirinya setegar batu itu. Perempuan berambut ikal dan panjang itu bernama Nirmala berusia dua puluh dua tahun. Dia perempuan tercantik di desa, sebagai anak tuan tanah di desanya. Ayahnya memiliki banyak pegawai untuk mengerjakan sawah dan kebun. Karena paras cantiknya itu, membuat para gadis di desa itu iri dan dengki kepadanya. Tangannya bermain air dan baju, melakukan aktivitas mencuci. Dia lebih senang mencuci bersama alam sambil mendengar suara burung bernyanyi. Nirmala lebih menyukai kesendirian di sungai daripada harus beramai-ramai dengan para gadis yang lain atau ibu-ibu. Dia tidak suka privasi kehidupannya digunjing dan menjadi buah bibir warga karena setiap lelaki yang menikah dengannya akan meninggal. Sesuai dengan namanya adalah perempuan suci, tanpa cacat, dan bersih. Nirmala seorang janda yang sudah menikah sembilan kali. Namun, dia masih gadis sampai sekarang. Baru tiga bulan yang lalu, suami terakhirnya mendadak meninggal sebelum malam pertama. Sudah ditemukan menggantung diri di pohon sirsak. Nirmala harus menelan pil pahit di usianya yang masih muda, menerima rentetan pristiwa tragis dalam hidupnya, darah dan kematian seseorang yang dia cintai. Belum merasakan sesungguhnya berumah tangga dan manisnya surga dunia. "Mala, dari subuh yah, ke sini?" tanya seorang wanita berambut panjang terurai berkulit hitam manis sudah berdiri di belakang punggung Nirmala. "Iya, Rosa, aku ke sini barengan sama kokoknya ayam jantan. Enak, enggak denger bigos," sahut janda kembang itu sembari memasukkan baju ke dalam ember kecil. "Si bigos lagi sakit tuh, bibirnya mendadak bengkak. Katanya, semalam ada yang mencubit bibir seksinya menjadi dower, hehehe." Rosa terkekeh sambil jongkok di atas batu dan menaruh baju kotornya. Dia mulai memberi sabun colek ke baju marunnya itu. Nirmala membelalak dan menganga lebar tidak percaya dengan yang baru saja didengar. Baru kemaren, Ira itu mengejek dirinya karena perempuan pembawa kematian. Ira---teman SMA yang selalu iri dan benci kepada Nirmala karena semua lelaki yang disukainya pasti akan berpaling ke gadis berkulit putih itu. Perempuan berhidung mancung itu menepuk bahu Rosa. "Aku tidak mau menikah lagi, kasihan nanti yang jadi suamiku nanti nyawanya akan melayang." Nirmala berucap serak dan lirih, menunduk sedih ke arah air sungai. "Jangan begitu. Akan ada benar-benar jodoh untuk kita datang. aku pun seorang janda. Tapi, suamiku tiba-tiba hilang di malam pengantin dan itu terulang kembali kejadian yang sama. Aku nggak nyerah dan putus asa, mungkin mereka lagi hilap mau menikah dengan aku gadis hitam!" Suara Rosa meninggi ada emosi yang menguasai dirinya, dia juga seorang janda kembang. Dua perempuan duduk berdampingan di atas batu. Mereka berdua meratapi jalan takdir yang sedang dijalani. Banyak di desa ini yang serupa dengan kisah mereka, tetapi hanya Nirmala dan Rosa yang terus berganti pasangan. Perempuan lain yang sudah merasakan kehilangan, cukup menikah satu kali saja. Ada juga yang keluar dari desa menuju ke kota membuka lembaran baru untuk bekerja dan bahkan menjadi ajang mencari jodoh. Nirmala dan Rosa beranjak dari sungai menuju jalan perkampungan. Mereka sudah selesai rutinitas paginya, berjalan beriringan sambil ketawa-ketiwi. Tiba-tiba datang sebuah mobil jeep besar berhenti di depan mereka. Dari dalam mobil itu keluar seorang pria bertubuh tinggi, bermata sipit, dan berkulit putih. Ini pria tertampan yang baru mereka lihat, sehingga mata Nirmala dan Rosa tidak bisa berkedip. Terperangah oleh ciptaan makhluk Tuhan yang paling seksi dan maskulin. "Assalamullaikum, Neng, kalau rumah Pak Boni kepala RT di mana, yah?" tanya pria yang memegang kamera DSLR Cannon menggantung di lehernya. "Itu ayahku, kalian siapa?" tanya Nirmala singkat sembari menyipitkan mata belonya. "Kebetulan sekali bisa bertemu dengan anak Pak Boni langsung. Saya Akmal beserta teman-teman ke sini mau mengungkap tentang misteri di kampung janda ini dan kami cuma berlima dari Jakarta," sahut Akmal mengulas senyum dan mengulurkan tangan. Nirmala menelungkupkan kedua tangannya. Dia cuma membungkukkan punggung sedikit sebagai menghormati tamu. Akmal melempar senyum dengan begitu semanis madu, dia terkesan dengan sikap perempuan yang ada di depannya. Rosa yang dari tadi mengagumi ketampanan pria yang seperti negeri ginseng itu yang selalu dia lihat dari televisi. Kini terpampang jelas datang ke desanya. Hidungnya mendadak mimisan, kedua tangan bergetar, dan dia menarik lengan sahabatnya, mendekatkan bibirnya ke telinga Nirmala. "Mala, ningali anu kasep asa murag jantung urang. Kehabisan oksigen, uey." Rosa berbisik pelan. ("Mala, lihat yang ganteng jantung aku copot. Kehabisan oksigen, euy.") Badan sintal Rosa luruh ke bawah dan dia tidak sadarkan diri. Nirmala terbelalak melihat sahabatnya pingsan dan langsung menghambur memeluk tubuh kurus di depannya. Akmal pun tersentak kaget. Lalu, berjongkok melihat keadaan Rosa dan memegang urat nadi tangan mulus itu. "Tolong gotong timbunan lemak ini, Mas. Dia sedang kronis kalau lihat yang ganteng," pinta perempuan bermata biru itu sembari mencubit pipi bakpau Rosa. Akmal menyuruh teman lelakinya berbadan lebih besar menggotong Rosa masuk ke dalam mobil. Ketika Nirmala masuk ke dalam mobil ada satu perempuan memakai jilbab merah dan lelaki kurus yang duduk santai di kursi belakang. Mereka memperkenal dirinya bernama Tina dan Angga. Akmal menjelaskan kalau teman satunya lagi akan menyusul besok harinya. Akhirnya, sampai di rumah Nirmala. Rumahnya berdiri kokoh dengan warna biru muda. Rumah itu paling besar di antara rumah warga lain yang Akmal temui di sepanjang jalan perkampungan dengan pekarangan halaman luar yang luas seperti lapangan bola dan dipenuhi oleh pot tanaman, beragam bunga-bunga. Rosa dibopong oleh Angga dan direbahkan ke sofa ruang tamu. "Maaf, saya ke sini mau mewawancarai anak Bapak yang bernama Nirmala. Saya Akmal, wartawan sekaligus anak kuliah yang sedang melaksanakan skiripsi tentang desa Sukaratu ini," ucap Akmal mengulurkan tangannya, memperkenalkan diri, dan teman-temannya. Nirmala yang mendengar perkataan pria berambut hitam itu langsung beranjak pergi masuk ke dalam kamar. Dia membantingkan tubuhnya di atas kasur, tidak terasa air mata itu gerimis di pipinya. Pak Boni dan Bu Susi tersentak kaget dengan kedatangan tamu dari Jakarta. Mereka berdua tidak mengira kisah anak gadisnya bisa sampai di telinga orang kota. Ini bukan maunya Nirmala menjadi seorang janda yang ditinggal mati oleh suaminya, yang sampai sekarang belum tahu apa penyebab kematian para suaminya yang misterius.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
115.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
219.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
19.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
203.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
19.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook