Momocha overdosis obat tidur

1146 Words
"Benarkah?" "Sepertinya begitu. Aku akan membawanya ke dokter." "Aku ikut." Minur dan Gasendra masuk ke dalam mobil dan langsung pergi ke dokter hewan. Matthew langsung membuat pengumuman di grup chatnya, bahwa Gasendra tidak masuk kerja, karena anaknya sedang sakit dengan memasang foto Gasendra yang sedang menggendong Momocha. Beberapa menit kemudian, grup chatnya dibanjiri oleh komentar-komentar ada yang tertawa, menanyakan keadaan Momocha, dan mendoakan Momocha cepat sembuh. Sesampainya di dokter hewan, Momocha langsung diperiksa, lalu dokter mengatakan Momocha terlalu banyak mengkonsumsi obat tidur dan sekarang keadaannya kritis dan harus dirawat selama beberapa hari. Minur dapat mencium aroma Bubur ayam dari tubuh dokter itu. Minur melihat Momocha yang sedang diinfus sambil terisak-isak menangis. "Momochaaaaaa, jangan tinggalkan aku." "Sudah Minur, jangan teriak-teriak disini. Momocha akan baik-baik saja." Minur menurut saat Gasendra mengajaknya pulang. Selama dalam perjalanan pulang, minur sama sekali tidak bicara dan selalu memasang wajah sedih dan tatapan mata hampa. Gasendra merasa aneh dengan diamnya Minur. Biasanya minur banyak bicara. Sesampainya di rumah, Minur langsung pergi ke kamarnya dan mengurung dirinya di sana. Gasendra menceritakan keadaan Momocha kepada keluarganya. Semua orang terlihat sedih. "Seharusnya kami tidak membawanya kesini mungkin sekarang Momocha akan baik-baik saja,"kata ayah Minur. "Sudah jangan menyalahkan diri sendiri,"kata Matthew. "Tapi ini aneh, kenapa Momocha bisa overdosis obat tidur?tanya Selina. "Aku juga merasa aneh. Terakhir aku melihatnya Momocha masih baik-baik saja,"kata Gasendra "Atau mungkin saja ada seseorang yang memberikan obat tidur di makanannya,"kata Selina sambil menyipitkan matanya. Gasendra pergi ke kandang kelinci lagi dan mengambil makan dan minum Momocha, lalu mengendusnya. Matanya menangkap ada kamera CCTV yang dipasang di depan kandang kelinci. Gasendra pergi ke ruangan keamanan untuk memeriksa dan menemukan siapa pelakunya. "Bella,"serunya tak percaya. Gasendra seakan tidak percaya pelakunya adalah Bella, ia langsung menggeram marah. Ia tidak pernah menyangka Bella akan melakukan perbuatan sekeji itu. Ia pergi dari sana san memceritakan penemuannya pada orang tuanya. "Sudah Ayah bilang apa. Bella itu bukan wanita baik-baik. Itu sebabnya Ayah tidak suka Bella menikah denganmu" "Ayah benar. Aku sudah mengenal Bella dalam waktu lama, tapi melihat perbuatannya ini sudah benar-benar keteraluan. Gasendra naik ke lantai atas menuju kamar Minur. Ia bermaksud untuk menemui Minur. Tangannya hendak mengetuk pintu, tapi tertahan di atas. Ia kembali ke kamarnya. *** Hari demi hari berlalu, Minur masih mengurung diri di kamar, bahkan ia jarang makan. "Paman, Bibi Minur kenapa? Apa dia sedang sakit?"tanya Daniel. "Paman juga tidak tahu." Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga. "Ini terjadi lagi. Dulu Minur pernah kehilangan kucingnya dan berhari-hari ia tidak makan,"kata ayahnya Minur. Pada malam hari ketiga, Gaendra yang sedang membaca buku dikejutkan oleh suara ketukan pintu. "Masuk!" Gasendra menoleh ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang dan jantungnya hampir lepas saat melihat Minur yang penampilannya seperti hantu. Keesokan paginya "MIINUUUURR,"teriak Gasendra. Pintu kamar Minur menjeblak terbuka. Gasendra mendapati Minur yang masih terlelap tidur. "Ayo bangun!" Gasendra menyibakkan selimut dan menggoyang-goyang tubuh Minur. "Ada apa?"tanyanya masih dengan mata yang masih mengantuk. "Apa yang sudah kamu lakukan semalam?" "Apa maksudmu?" "Lihat ini!" Gasendra menunjukkan layar ponselnya kepada Minur. "Ada banyak pesan masuk dan pesan rujak kepadaku. Sejak kapan aku buka toko online rujak?" "Oh itu. Dikira ada apa?" "Apa maksudmu? Ayo bangun!" Gasendra menarik Minur sampai terbangun dan duduk di tempat tidur masih dalam keadaan mengantuk. "Ayang Gasendra yang imut, tampan, dan lucu. Aku masih mengantuk. Biarkan aku tidur sebentar lagi!" Minur menatap Gasendra dengan mata yang setengah terbuka dan hendak kembali tidur, tapi ditahan oleh Gasendra dengan kembali menarik lengannya. "Kamu tidak boleh tidur lagi sebelum menjelaskan semuanya kepadaku." "Apa yang harus aku jelaskan?" "Kamu sudah memasang iklan di broadcast dan memasukannya ke grup ayahku, bukan?" "Iklan apa?" Gasendra sudah mulai gemas dan kesal. Rasanya ia ingin sekali menceburkan Minur ke dalam kolam renang supaya matanya terbuka lebar. "Iklan jualan rujak." Minur mengerutkan dahinya. Gasendra memberikan ponselnya kepada Minur untuk dibaca. RUJAK MANIS DAN SEGAR BUATAN WAKIL PRESDIR YANG TAMPAN DAN KECE. DIJAMIN ENAK, KARENA DIBUAT DENGAN PENUH CINTA. UNTUK PEMESANAN HUBUNGI WAKIL PRESDIR REIGN COMPANY, GASENDRA BALKER. NO. HP: 90902XXXX. "Aku ingat. Aku yang memasang iklan itu sebelum aku tidur. Ternyata sudah banyak yang pesan. Selamat untukmu, Honey Buns." Minur menyengir lebar. "Sekarang kamu punya pekerjaan sampingan sebagai tukang rujak. Aku yakin rujak buatanmu akan lari manis." Minur meraih tangan Gasendra. "Tanganmu benar-benar ajaib." Gasendra menarik tangannya. "Ajaib apanya?" "Karena kamu bisa membuat rujak yang enak padahal kamu baru pertama kali membuatnya." "Aku tidak ada waktu untuk berjualan rujak." "Tapi sudah banyak orang kantor yang pesan. Kamu harus membuatnya dan masih ada waktu sampai kamu pergi ke kantor. Aku akan membantumu berjualan rujak di kantormu." "Apa? Itu tidak perlu." Gasendra pergi meninggalkan kamar Minur dengan terburu-buru. Minur berlari menyusul Gasendra, lalu menyeretnya pergi. "Minur, kita mau ke mana?" "Ke dapur." "Aku tidak mau." "Kamu harus mau." "Jangan memaksaku!" "Aku nanti akan mengigitmu kalau tidak mau. "Eh. Yang benar saja. Apa kamu mengancamku?" "Iya." Gasendra pun menuruti Minur daripada digigit olehnya yang pasti rasanya sakit. Setelah mereka berdua sampai di dapur para pelayan menyambutnya. "Selamat pagi, Tuan muda!" "Pagi!" "Kami sudah mengupas buah-buahan untuk pesanan rujak Anda,"kata Sopi. "Dari mana kalian tahu?" "Kami mengetahuinya dari grup chat Ayah Anda." "Jadi kalian semua juga dimasukkan oleh Ayahku ke grup chat." "Iya,"kata mereka bersamaan. "Lihat! Banyak yang mendukungmu,"kata Minur, lalu ia memeluk tangan Gasendra. "Kyaaaa. Ayang Gasendra jadi tukang rujak yang tampan dan imut yang pernah ada." Minur tersenyum dan tersipu malu-malu. "Anda hanya membuat bumbu rujaknya saja. Semua bahan telah disiapkan,"kata Sopi. Mau tidak mau akhirnya Gasendra membuat bumbu rujak. Minur langsung mengambil beberapa foto. Ia begitu senang dengan foto-foto yang didapatnya. Ia menatap Gasendra dengan tatapan cinta dan seketika di sekeliling tubuh Gasendra ada bentuk hati yang berjatuhan. Matthew dan Selina datang ke dapur melihat Gasendra membuat rujak. "Selamat untukmu mulai sekarang kamu jadi pengusaha rujak." "Ibu dan Minur akan membantumu berjualan." Gasendra berhenti mengulek. "Aku tidak akan berjualan rujak. Rujak ini akan kubagikan gratis untuk para pegawai di kantor." "Sayang sekali,"kata Selina. Setelah bumbu rujak siap. Sopi dan beberapa pelayan membungkus rujak itu dan memasukkannya ke dalam satu container besar. Setibanya di kantor, Gasendra langsung membagikan rujak buatannya dan mereka sangat senang sudah ditraktir makan rujak oleh bos mereka sendiri. Gasendra pergi menuju ruangannya dan Luna segera menyambut kedatangannya. "Selamat pagi, Pak!" "Pagi! Ada tamu di dalam." Gasendra mengernyitkan dahi dan merasa heran ada tamu yang datang pagi-pagi menemuinya. "Siapa?" "Nona Bella. Dia sudah menunggu Anda sejak dari tadi." "Terima kasih." Gasenda membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Di sana Bella sedang duduk sambil membaca majalah. Gadis itu tersenyum kepadanya tanpa ada rasa bersalah sama sekali. "Ada apa kamu menemuiku?"tanya Gasendra sinis. "Sudah beberapa hari ini kamu selalu menolak panggilan telepon dariku dan tidak pernah menjawab pesanku." "Menurutmu kenapa?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD