Hujan yang turun sedari subuh tak kunjung reda, semakin menjelang siang, butiran air yang turun semakin lebat. Sudah hampir satu jam, Kanaya mematung di depan jendela kamar, memperhatikan titik titik air menerpa kaca jendela. Cuaca mendung yang enggan memberi tempat pada matahari, seperti melarang semua orang untuk keluar rumah, mengurung diri dan bergulung di dalam selimut yang tebal. Kanaya melirik arlojinya, sudah pukul sepuluh lebih, wanita itu menghembus napas berat, sedikit mengesalkan keadaan yang tidak bersahabat. Kanaya sudah memiliki rencana hebat untuk hari ini, ia ingin bertemu dengan Arinda, mengenal lebih dekat dengan super model itu. desas desus yang beredar mengatakan Arinda sosok yang arogan, tetapi Revan membantah semua kabar miring itu. Kanaya tidak ingin mempercayai