SEMBILAN

1616 Words

Pegangan tangan Ray pada tanganku terlepas begitu saja melihat kedatangan Ervan di antara kami. "Elo rupanya." Ray tersenyum sinis. "Ngapain lo di sini? Masih inget jalan ke rumah ini?" "Gue cuma mau mastiin kalau karyawan gue sampe di rumah dengan selamat," jawab Ervan yang hanya menjawab satu pertanyaan Ray saja, pertanyaan yang juga mewakili apa yang yang ada di kepalaku. "Dari jauh gue ngeliat ada orang yang kayaknya mencurigakan di depan rumahnya. Jadi, gue ke sini buat memastikan. Takut karyawan gue kenapa-napa." "Oh, gitu, ya?" Ray tersenyum mengejek. "Ya udah sekarang lo pulang aja. Bisa dipastikan kalau karyawan lo ini baik-baik aja selama ada gue di samping dia." Ervan menoleh padaku. "Ray benar. Bapak bisa pulang sekarang, karena nggak ada yang perlu Bapak khawatirkan tenta

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD