Dua puluh tiga

2078 Words

"Weiss... itu mata sampe segitu banget ngeliatnya!" Ervan berbisik pelan sembari tersenyum mengejek kepada Ray. Saat ini Ervan dan Ray sedang berkumpul dengan beberapa teman basket mereka dulunya. "Cemburu, hmm?" Ray mendengkus. Memang dari tadi walau tidak berada di dekat Livya, namun matanya tidak bisa untuk tidak melihat ke arah perempuan itu. Memperhatikan apa saja yang sedang dilakukan Livya—dengan siapa perempuan itu berbicara dan bagaimana ekspresi wajahnya. Dan saat ini, Ray melihat perempuan itu tak berbicara dengan Anita lagi. Anita sedang berbicara dengan teman-teman satu jurusannya dulu tak jauh dari Livya berada, namun dengan meja terpisah. Sedangkan Livya, perempuan itu kini berbicara dengan seorang lelaki. Hal itu lah yang membuat Ray gerah seketika. Dari mula lelaki itu d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD