Bab 4. Kenyataan Pahit

1475 Words
Saat langkah Novi baru saja masuk, terdengar suara samar wanita tengah mendesah yang seketika melemahkan kedua kakinya. “Mah, i-tu … itu suara apa?” Dengan terbata, Novi bertanya pada ibu mertuanya. Menatap wajah wanita paruh baya itu dengan air mata yang sudah siap menetes jatuh. Sungguh, jika boleh memilih, Novi ingin kalau hasil penggerebekan malam ini tak membuahkan hasil apa-apa. Namun, apa yang terjadi malah sebaliknya. “Enggak apa-apa! Ayo, Nov!” Sang ibu mertua yang sebenarnya sangat malu dengan tingkah putranya coba menguatkan menantunya. Novi pun mengusap air matanya. Menguatkan hati sebelum melihat sesuatu yang pasti akan sangat menyakitkan. "Oh, jadi begini kelakuan kalian berdua di belakangku selama ini!" bentak Novi yang sudah berdiri di depan pintu. Terlihat butir-butir air mata mulai membasahi kedua pipinya. Soni dan Zaskia yang saat itu sudah dalam keadaan telanjang. Langsung terkejut dan segera menutupi tubuh mereka dengan selimut. Sementara itu Novi yang sudah tidak dapat menahan emosinya langsung berjalan ke arah tempat tidur. "Dasar perempuan enggak tahu diri! Aku sudah menganggapmu sebagai keluarga, tapi kamu justru merusak keluargaku." Novi langsung menjambak rambut wanita itu. Dan menariknya turun dari tempat tidur. "Novi, hentikan." Soni terlihat berusaha melepaskan tangan Novi dari rambut Zaskia. Ia langsung turun dari tempat tidur sambil membalutkan selimut ke tubuhnya dan langsung mengejar Novi yang masih menjambak rambut Zaskia. "Soni! Mama enggak nyangka kamu bisa tega melakukan hal ini pada istrimu. Apa kurangnya dia sebagai seorang istri, selama ini dia selalu mengabdi dengan tulus padamu, tapi ini balasanmu." Halimah menarik tangan sang putra. Sambil menjauhkan Soni dari Zaskia dan Novi. "Ini enggak seperti yang kalian pikirkan." Soni berusaha untuk membela diri. "Kalian sudah melakukan zina di rumah ini, dan sekarang kamu bilang ini enggak seperti yang kami pikirkan!" jawab Novi sambil menoleh ke arah sang suami. Dengan tangan kanan masih terus menjambak rambut Zaskia. "Kami enggak pernah berzina, kami adalah pasangan suami istri yang sah dimata agama," ucap Soni hingga membuat Novi dan Halimah terkejut. Soni yang tidak mau terjadi sesuatu pada istri keduanya. Akhirnya mengakui jika wanita yang selama menjadi baby sitter itu adalah istri keduanya. Mendengar ucapan Soni, tangan Novi yang sejak tadi menjambak rambut Zakia. Langsung terlepas begitu saja, kaki yang kuat kini terasa lemas. Sambil meraih meja, dan duduk dengan perlahan Novi terlihat begitu syok atas ucapan sang suami. "Suami istri. Ternyata selama ini kamu sudah membohongiku, Mas. Kamu bilang dia adalah baby sitter dari Yayasan pembantu! Tapi ternyata dia adalah gundikmu." Novi menatap sang suami sambil menangis. Ia tidak menyangka jika pria yang begitu dicintainya justru tega mengkhianatinya. "Novi, kamu enggak apa-apa. Nak?" tanya Halimah yang terlihat khawatir dengan keadaan sang menantu. Istri mana yang tidak sakit hati mendengar pengakuan suaminya yang mengatakan jika wanita yang selama ini tinggal bersama mereka sebagai baby sitter, adalah istri keduanya. Sesaat ia terdiam sambil terus menangis. Hingga akhirnya ia menghampiri Zaskia dan dengan kasar ia langsung menarik tangan wanita yang baru saja selesai memakai pakaian itu. "Dasar perempuan jalang! Beberapa hari yang lalu kamu hampir saja membunuh putriku. Dan sekarang kamu justru merebut suamiku, apa kurang kebaikanku selama ini!" bentak Novi sambil langsung menarik tangan Zaskia ke arah kamar mandi. "Ampun. Mbak, kami berdua memang sudah saling mencintai. Jauh sebelum kalian berdua menikah." Zaskia berusaha membela diri. Sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Novi. "Aku enggak peduli apapun alasanmu, yang pasti perempuan kotor sepertimu enggak pantas hidup di dunia ini," jawab Novi yang langsung memasukkan wajah Zaskia ke dalam bak mandi yang berisi air. Hingga membuatnya kesulitan bernafas. Khawatir dengan keselamatan Zaskia, Soni langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mendorong tubuh istrinya hingga jatuh ke lantai. "Soni! Apa yang kamu lakukan." Halimah langsung berlari ke arah Novi. Dan membantunya berdiri. "Apa Mama enggak lihat, bagaimana perlakuan Novi pada Zaskia? Apa yang dilakukannya bisa membahayakan nyawa Zaskia. Ma." Soni langsung menggandeng tangan istri keduanya. Dan menariknya agar menjauh dari Novi dan Halimah. "Wanita sepertinya memang pantas mendapatkan pelajaran dariku! Sebenarnya apa kurangku sampai kamu tega mengkhianatiku, Mas? Apa kurang pengabdianku selama ini." "Enggak ada yang salah darimu, kamu adalah istri yang sempurna. Hanya saja … aku mencintai Zaskia jauh sebelum aku menikah denganmu." Pria itu berdiri di depan Zaskia. Semua itu ia lakukan agar Novi tidak dapat menyakiti istri keduanya. "Soni! Apa maksud ucapanmu itu?" tanya Halimah yang terlihat penasaran. Pasalnya selama ini sang putra tidak pernah mengatakan jika ia sudah memiliki seorang kekasih. Perlahan pria tampan itu menceritakan siapa Zaskia sebenarnya. Zaskia adalah kekasih Soni saat ia masih duduk di bangku kuliah. Keduanya memutuskan akan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan setelah menyelesaikan S1nya. Namun, semuanya tidak sesuai dengan rencana mereka. Penampilan Zaskia yang begitu sangat terbuka membuat Halimah menentang hubungan mereka. Bagi Halimah wanita yang tidak dapat menjaga tubuhnya dari tatapan pria. Adalah wanita yang pastinya tidak dapat menjaga kehormatannya sebagai seorang istri. Soni yang begitu sangat menghormati dan menyayangi orang tuanya. Akhirnya bersedia meninggalkan Zaskia. Dan memilih menikah dengan Novi. Seorang gadis sederhana dan lugu yang dijodohkan oleh orang tuanya. Dua tahun berlalu, cinta yang sudah lama hilang akhirnya kembali terjalin saat keduanya bertemu di sebuah acara reuni. Soni dan Zaskia yang masih memiliki perasaan yang sama. Rupanya menjalin hubungan terlarang, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah secara siri. "Jadi wanita ini adalah perempuan yang pernah kamu kenalkan kepada Mama dan Papa malam itu." Halimah terlihat terkejut. Ia tidak menyangka jika Soni akan kembali menjalin hubungan dengan mantan kekasihnya itu. "Iya. Dia adalah wanita yang Mama tolak dulu," jawab Soni sambil terus memegang tangan Zaskia. Wanita itu terlihat menempelkan wajahnya ke punggung Soni karena ketakutan. "Lalu, kenapa kau membawanya kesini? Apa kamu sengaja. Karena ingin memamerkan kemesraan kalian di hadapanku!" bentak Novi sambil terus menangis di hadapan Soni. Dadanya terasa sakit atas kenyataan yang dihadapinya saat ini. "Awalnya aku tidak bermaksud membawanya kesini. Tetapi saat kamu bilang ingin membuka butik, aku pikir kenapa enggak Zaskia saja yang menjaga Helena. Toh, siapa tahu dengan begitu mereka bisa semakin dekat," jawab Soni dengan enteng. Seolah ia ingin menceraikan Novi dan menjadikan Zaskia istri satu-satunya. "Semakin dekat kamu bilang. Mas? Yang ada putri kita hampir saja meninggal karena perempuan ini, apa kamu lupa." Novi mengacungkan jari telunjuknya ke arah Zaskia yang masih bersembunyi di belakang punggung Soni. "Tidak. Mas! Itu tidak benar, aku tidak mungkin melakukan hal itu pada Helena. Dia hanya salah minum obat." Zaskia berusaha membela diri di hadapan sang suami. Ia berharap Soni tidak begitu saja mempercayai ucapan Novi. "Eh p*****r! Lebih baik sekarang kamu kemasi barang-barangmu, dan cepat pergi dari rumah ini!" usir Halimah sambil melebarkan matanya. Bahkan dengan kasar ia langsung menarik tangan wanita yang berdiri di belakang Soni. "Mas. Tolong aku, dong! Masa kamu tega aku diperlakukan enggak adil sama Mama mu." Zaskia menoleh ke arah Soni sambil menarik tangannya dari cengkraman Halimah. "Mama enggak bisa mengusir Zaskia begitu saja, karena bagaimanapun juga dia adalah istriku." Dengan segera Soni langsung menahan tangan Zaskia. Hingga membuat Halimah kesulitan untuk menyeret Zaskia pergi dari rumah itu. "Lepaskan tangan wanita ini Soni!" bentak Halimah sambil terus berusaha menarik tangan Zaskia. "Enggak. Ma, sampai kapanpun aku enggak akan membiarkan Mama atau siapapun menyakiti Zaskia." Soni terus menggenggam tangan Zaskia dengan erat. "Baik, jika kamu keberatan Mama mengusir istri keduamu ini. Lebih baik sekarang cepat kemasi barang-barangmu dan pergi dari rumah ini! Ingat. Sesuai perjanjian kamu enggak akan pernah mendapatkan sepeserpun harta almarhum Papa jika kamu meninggalkan Novi," ancam Halimah sambil melipat tangannya. Kehilangan harta yang selama ini ia miliki. Tentu itu adalah hal yang sulit bagi Soni. Terlebih Zaskia yang hanya menikahi pria itu karena harta. "Mama enggak bisa melakukan ini! Harusnya Mama lebih membelaku daripada Novi, karena aku adalah anak kandung Mama." Protes Soni kepada Halimah. "Membelamu. Untuk apa Mama membela pria tukang selingkuh sepertimu! Mama kasih waktu 24 jam untuk kamu mengambil keputusan, mengusir wanita ini atau kamu menjadi gelandangan bersamanya," ucap Halimah. "Novi ayo kita pergi dari rumah ini, biarkan mereka menentukan hidupnya malam ini." Kedua wanita itu pun akhirnya meninggalkan rumah itu. "Kamu gimana sih. Mas, bukannya kamu bilang kalau perempuan kampung itu enggak pulang malam ini!" bentak Zaskia sambil melipat tangannya dan menoleh ke arah Soni yang berdiri di sampingnya. "Ya, mana aku tahu. Tadi saat di pesan w******p dia bilang kalau dia tidur di rumah Mama." Soni mengusap wajahnya dengan kasar sambil duduk di tempat tidur. Ia tidak menyangka jika perselingkuhannya dengan Zaskia bisa diketahui Novi dan Halimah dengan begitu cepat. "Lalu sekarang apa yang akan kamu lakukan? Kamu enggak bisa ya, ninggalin aku gitu aja." Zaskia berjalan mendekati Soni yang terlihat menunduk sambil memegangi kepalanya. "Lebih baik kamu diam! Biarkan aku berpikir sebentar," perintah Soni sambil langsung menatap Zaskia yang berdiri di sampingnya. Sulit bagi Soni untuk memilih antara Zaskia atau harta yang ia miliki saat ini. "Apa yang harus aku lakukan sekarang, aku enggak bisa jika harus kehilangan Zaskia, tapi bagaimana kalau sampai Mama serius dengan ucapannya tadi." Soni terus memegangi kepalanya sambil menunduk.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD