Bab 8. Protes Zaskia

1138 Words
"Novi! Cepat keluar kamu." Zaskia menggetuk pintu rumah Novi sambil berteriak memanggil nama wanita itu. Novi yang saat itu sibuk di dapur terkejut saat mendengar teriakan dari luar. Begitu juga dengan Helena yang sedang bermain dengan bonekanya. Setelah mematikan kompor Novi segera berjalan ke arah ruang tamu. Melihat kedatangan Novi, Helena segera berlari ke arah sang ibu sambil ketakutan. "Mama. Siapa yang ada di luar? Aku takut," ucap gadis kecil itu sambil memeluk tubuh Novi. wajahnya terlihat penuh dengan ketakutan. Hingga membuat seluruh tubuh bocah itu gemetar. "Mungkin kurir yang akan mengantar paket pesanan Mama, lebih baik sekarang kamu main di dalam kamar! Biar Mama yang membuka pintunya." Novi tersenyum ke arah sang putri. Setelah mengangguk kecil, gadis itu langsung berjalan ke arah kamarnya. Novi yang sangat paham dengan siapa tamu yang menunggunya. Langsung berjalan ke arah pintu. "Mau apa kamu kesini?" tanya Novi saat melihat madunya berdiri di hadapannya. Sebenarnya malas meladeni perempuan yang tidak memiliki urat malu seperti Zaskia. Tetapi apa boleh buat, jika pintu tidak dibuka Novi khawatir Zaskia akan semakin berteriak lebih keras lagi. Sambil berjalan masuk. "Aku kesini hanya mau meminta uang nafkah yang seharusnya menjadi hak ku." "Uang nafkah, kenapa kamu enggak minta langsung pada suamimu? Bukankah seharusnya dia yang memberi nafkah untukmu," jawab ibu satu anak itu. Sambil melipat tangannya. "Aku tahu jatah bulanan mu jauh lebih besar dariku. Makanya aku kesini untuk meminta sebagian dari jatah bulanan mu," jelas Zaskia sambil berbalik menghadap ke arah Novi yang ada di belakangnya. Perempuan itu membicarakan uang bulanan kepada Novi. seakan-akan hanya dia yang berhak atas uang yang dimiliki Soni. "Tidak bisa! Pembagian itu sudah sesuai dengan apa yang terjadi, kamu belum memiliki anak jadi tentu hanya akan mendapat nominal yang lebih rendah!" bentak Novi sambil menatap Zaskia tajam. "Eh perempuan kampung! Masih untung aku enggak minta Mas Soni untuk menceraikanmu, asal kamu tahu karena perbuatanmu dan mertuamu itu hidupku jadi berantakan. Aku harus tinggal di rumah kontrakan yang sempit dan bau," jawab Zaskia yang mulai hilang kesabaran. Matanya menatap Novi dengan tajam. Persis seperti seekor singa yang akan menerkam mangsanya. "Itu cocok untuk w************n sepertimu." Novi melipat tangannya sambil tersenyum. Mendengar pernyataan Zaskia hati Novi seakan bahagia. ia merasa jika dirinya sudah berhasil membuat suami dan madunya menderita. "Tutup mulutmu! Atau aku akan …." "Akan apa? Apa yang akan kamu lakukan? apa kamu membunuh ku seperti kamu akan membunuh Helena. Atau kamu akan membuatku bercerai dengan Mas soni? Lakukan saja, aku yakin perempuan licik dan gila harta sepertimu enggak akan pernah mendapatkan kebahagiaan," jawab Novi hingga membuat Zaskia mengepalkan tangannya. Zaskia yang tidak terima dengan ucapan Novi langsung menampar wanita itu dengan keras. Bersamaan dengan kejadian tersebut. Halimah yang baru saja tiba langsung memegang tangan Zaskia dengan erat. "Apa yang kamu lakukan pada menantuku, perempuan jalang?!" bentak Halimah sambil mencengkram tangan Zaskia. "Mama enggak perlu ikut campur dengan urusanku." Zaskia berusaha melepaskan tangan Halimah. Namun, semakin dia berusaha melepaskan tangan Halimah, semakin erat perempuan paruh baya itu mencengkram tangannya. "Apa yang menjadi urusan Novi secara otomatis akan menjadi urusanku. Sekarang lebih baik kamu cepat pergi dari rumah ini!" bentak Halimah sambil langsung melepaskan tangan Zaskia dengan kasar, hingga membuatnya hampir terjatuh. "Aku enggak akan pergi dari sini sebelum kalian memberikan apa yang menjadi hak ku! Aku istri dari Mas Soni, jadi aku berhak atas rumah ini dan semua yang menjadi milik Mas Soni." Zaskia memegangi tangannya yang sakit. "Hakmu? Hak yang mana! Ingat, kamu hanyalah istri dibawah tangan dan sampai kapanpun kamu enggak akan mendapatkan apapun dari keluarga Dirgantara. Jadi lebih baik sekarang kamu pergi dari rumah ini, atau aku akan menyeretmu dengan paksa!" ancam Halimah sambil menatap mata Zaskia dengan tajam. Tanpa menunggu lama, wanita berusia 56 tahun itu langsung mencengkram tangan Zaskia. Dan langsung menyeretnya keluar dari rumah. Sementara itu Zaskia terlihat berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman sang mertua. "Pergi kamu! Kedatanganmu di keluarga Dirgantara enggak akan pernah diterima." "Dasar perempuan tua! Lihat saja nanti. Aku akan membuatmu menyesal." Zaskia berteriak saat melihat Halimah masuk ke dalam rumah. *** "Zaskia! Sayang." Soni yang baru saja tiba berteriak memanggil nama istri keduanya. Berkali-kali dia memanggil nama Zaskia. Namun, tetap tidak ada jawaban dari sang pemilik nama. Bahkan dia juga tidak menemukan wanita itu di ruangan manapun. "Dimana dia? enggak biasanya dia pergi tanpa pamit," ucap Soni sambil duduk di kursi yang ada di meja makan. Cukup lama Soni menunggu kedatangan sang istri. Hingga membuatnya tertidur di meja makan. Tidak berapa lama wanita yang sejak tadi di tunggunya akhirnya tiba. "Dasar kurang ajar. Bisa-bisanya mereka memperlakukanku seperti itu, aku enggak bisa tinggal diam. Aku harus bisa segera memisahkan Mas Soni dan perempuan kampungan itu," ucap Zaskia sambil masuk ke dalam rumah. "Zaskia, kamu darimana saja. Kenapa wajahmu terlihat begitu kesal?" tanya Soni yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya. "Ini semua karena istri dan ibumu! Mereka sudah mempermalukan aku di depan banyak orang." Zaskia duduk dengan kesal. "Maksudmu? Apa kamu bertemu mereka atau kamu menemui mereka," tanya Soni yang terlihat bingung. "Sudah enggak perlu dibahas," ucap Zaskia sambil melipat tangannya. "Mas. Aku minta uang sepuluh juta, karena besok malam aku ada acara party dengan teman-temanku." "Sepuluh juta? Darimana aku mendapatkan uang sebanyak itu, kamu tahu sendiri sejak menikah denganmu gajiku enggak sebanyak itu. Bahkan aku saja harus berhemat demi bisa memberikan nafkah pada Novi dan kamu," jawab Soni yang terlihat terkejut. Sambil berdiri dari tempat duduknya. "Aku enggak mau tahu, Mas. Besok sore kamu harus mendapatkan uang itu! Kalau enggak lebih baik kita akhiri pernikahan ini." Zaskia langsung meninggalkan meja makan dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Sementara itu Soni yang masih di butakan oleh cinta. Terus berusaha meyakinkan Zaskia untuk tidak meninggalkan dirinya. "Sayang, aku mohon jangan bicara seperti itu. Kamu tahu 'kan kalau aku sangat mencintaimu," ucap Soni sambil berdiri di hadapan Zaskia dan memegang tangan wanita cantik itu. "Mas. Hidup itu realistis saja, aku menikah denganmu karena ingin hidup mewah. Jika kamu hanya membuatku menderita lebih baik kita pisah! Lagi pula apa gunanya kita bersama kalau kamu hanya membawa ku pada kesusahan," jawab Zaskia sambil melepaskan tangan sang suami dengan kasar. "Baik. Begini saja, aku akan coba bicarakan semuanya dengan Mama. Aku yakin dia pasti akan memberikan solusi," ucap Soni yang berusaha membujuk Zaskia. "Terserah kamu! Yang penting besok sore uang itu sudah harus ada di tanganku, kalau enggak lebih baik kita pisah. Aku enggak mau menjadi istri gembel sepertimu." Zaskia melipat tangannya dengan wajah kesal. "Iya. Aku janji besok sore uang itu pasti sudah ada di tanganmu," jawab Soni berusaha meyakinkan istri keduanya. Zaskia yang sudah malas melihat Soni di rumahnya. Langsung meminta pria tampan itu untuk pergi. Dengan kasar dia mendorong tubuh sang suami ke luar dan langsung mengunci pintu kamarnya. "Ya ampun. Apa yang harus aku lakukan sekarang, bagaimana caranya aku bisa meyakinkan Mama untuk memberikan uang sebanyak itu," ucap Soni sambil mengusap wajahnya dengan kasar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD