6. Curiousity May Kill The Cat

1353 Words
"Sepertinya, lokasi syuting tidak cocok untuk anak-anak," keluh Frey pada Lea. "Aku berpikir, mereka bisa bertemu Jevais dan menghabiskan waktu bersama di sela kesibukan syuting, juga membuat mereka mengerti mengapa ayahnya tidak bisa pulang, tapi ternyata, Bianca dan Basil tidak bisa memahami pekerjaan Jevais." "Mungkin mereka memang terlalu kecil untuk mengerti. Tidak apa-apa, mereka akan mengerti nanti saat mereka tumbuh lebih besar," balas Lea. Frey menghela napas. "Melihat Jevais bersama Kyo, Bianca menjadi histeris. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika aku juga mengambil kontrak sinetron dan berinteraksi dengan aktor lain, Bianca pasti akan merasa semakin bingung." "Pekerjaan ini memang tidak mudah dijelaskan pada anak-anak, tidak seperti profesi lain yang lebih mudah dijelaskan atau familiar dengan anak-anak seperti guru atau dokter." "Apa sampai sekarang Jevais belum sempat pulang?" Frey mengangguk. "Chen memberitahu ada platform belanja online yang meminta Jevais bersama Kyo menjadi bintang tamu dalam acara mereka. Selain itu, ada juga produk furniture yang meminta mereka untuk menjadi bintang iklan. Karena itu, Jev tidak bisa pulang." "Wah, Jev akan menjadi miliarder dalam waktu satu minggu." "Cobalah berkomentar serius." "Apa komentarku tidak serius? Benar kan? Jev akan jadi miliarder kalau begini." Frey terdiam, bola matanya bergerak gelisah. Soal ekonomi, memang tidak perlu dikhawatirkan. Jevais yang dulu dinilai tidak akan bisa membiayai hidup Frey oleh orangtua Frey kini berpenghasilan fantastis. Akan tetapi, uang yang mengalir deras dan popularitas yang Jev dapatkan harus dibayar mahal menurut Frey. "Kamu ingin mengatakan sesuatu?" tebak Lea. "Aku memikirkan soal Jevais dan Kiyoko." "Kali ini apa?" "Basil mengatakan, dia melihat video Jev bersama Kyo di ponsel Risa." "Kalau begitu tanyakan pada Risa, video macam apa yang dilihat Basil." "Aku takut." "Takut?" "Takut, kalau ternyata, aku mendapatkan kenyataan yang sama sekali tidak aku inginkan." Lea menatap Frey prihatin. "Kamu bilang percaya pada Jevais dan Kiyoko bukan seorang perempuan penggoda atau semacamnya. Kyo memiliki Kai sebagai kekasihnya dan kecil kemungkinannya Kyo meninggalkan Kai." "Aku tahu, tapi Jev dan Kyo selalu bersama belakangan ini, bukan tidak mungkin perasaan muncul di antara mereka kan?" "Jangan menduga-duga Frey, kamu tidak punya bukti apa-apa. Memikirkan hal yang tidak nyata hanya bisa membuatmu stres." "Basil punya buktinya. Aku akan menanyakannya pada Risa. Video macam apa yang Basil lihat." Suara Frey bergetar oleh berbagai pikiran yang berkecamuk. "Apa kamu sudah memikirkannya baik-baik Frey? Sangat tidak mudah, jika kamu menemukan kenyataan yang tidak sesuai keinginanmu. Curiousity may kill the cat." Lea memperingatkan. "Akan lebih baik, tetap tidak tahu apa-apa." "Dan menjadi badut yang dipermainkan?" "Well, itu pilihan hidup Frey. Seperti kamu, yang memilih menikahi Jevais, meski banyak orang menentang." "...." "Pikirkan baik-baik." Lea menepuk pundak Frey pelan. *** "Kapan Papa libur?" tanya Bianca di pangkuan Jevais saat lelaki itu akhirnya pulang di awal minggu setelah meninggalkan rumah berhari-hari. "Hm... mungkin bulan depan. Kenapa?" "Aku sudah ingin pergi berlibur." "Ah, tentu saja. Kita akan segera pergi berlibur. Papa akan minta Om Chen mengatur jadwal agar Papa bisa libur." "Apa Tante itu juga ikut berlibur." Basil tiba-tiba bertanya. "Tante itu? Tante siapa maksudnya?" "Kiyoko Forest." Frey menjawab datar, dan Jevais tertawa. Sejak Frey mencurigai ada sesuatu antara Kiyoko dan Jevais, dia merasa tidak tenang. Frey mencari tahu apa yang terjadi, meski Lea sudah memperingatkannya dan dia menemukan suatu hal yang sama sekali tidak menyenangkan. "Tentu saja tidak. Kenapa kamu bertanya Basil? Apa kamu menyukai Tante Kyo? Namanya Tante Kiyoko Forest, namanya bagus bukan? Kamu bisa memanggilnya Tante Kyo." "Aku tidak menyukainya. Bianca juga." "Oh...." Frey menatap ekspresi Jevais yang nampak kaget dengan ketidaksukaan anak-anaknya pada Kiyoko dan merasa tidak nyaman. "Katakan pada Mama, mengapa kalian tidak menyukai Tante Kyo? Dia cantik dan ramah kan?" Frey berkata dengan nada biasa saja, dia sekuat tenaga menyembunyikan gejolak hatinya. "Dia jahat!" Bianca berkata dengan semangat membuat alis Jevais terangkat. "Aku tidak menyukainya karena dia bersama Papa." "Dia mencoba memberikan banyak coklat untuk ditukar dengan Papa, tapi itu tidak berhasil." Basil menambahkan dan membuat Jevais sangat kaget. "Basil, Bianca, Papa rasa, Papa perlu bicara dengan Mama. Kalian bisa bermain sebentar dengan Sus. Oke?" "Tapi aku masih kangen Papa!" rengek Bianca. "Aku juga!" Basil menambahkan, tapi dia lebih tenang dan tidak merengek. "Hanya sebentar, Papa ingin bicara suatu hal berdua saja dengan Mama." "Kenapa hanya berdua?" "Karena ini adalah hal yang penting." "Apa itu penting?" "Penting, adalah hal yang harus segera dibicarakan. Oke, Basil, ajak Bianca bermain di luar." "Sus! Ajak anak-anak main di luar!" Jevais memanggil baby sitter Bianca dan Basil, dan perempuan muda berseragam pink pucat masuk ke dalam ruangan, mengajak kedua anak itu keluar. "Apa kamu yang mengajari anak-anak seperti itu?" tanya Jevais saat ruangan sepi, hanya ada dirinya dan Frey. "Mengajari apa?" tanya Frey balik, pura-pura tidak tahu apa-apa. "Bagaimana bisa mereka mengatakan segala sesuatu tentang Kiyoko. Apa kamu cemburu pada Kiyoko?" "Cemburu? Kenapa aku harus cemburu? Bukankah kamu dan Kyo hanya melakukan pekerjaan secara profesional." "Kalau kamu tidak cemburu, seharusnya kamu tidak mengajarkan membenci Kyo pada anak-anak." "Aku tidak mengajari mereka. Mereka tidak menyukai Kyo karena melihat kamu di lokasi syuting bersama Kyo." "Ck! Itu karena kamu membawa anak-anak ke lokasi syuting." "Aku membawa mereka karena kamu mengingkari janjimu untuk pulang. Mereka menanyakan kamu setiap waktu dan aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan." "Anak-anak tidak boleh mengatakan hal yang buruk tentang Kyo. Kamu harus mengatakan pada mereka soal itu." "Kenapa?" "Demi Tuhan, Frey, Kiyoko adalah partner kerjaku, aku tidak ingin anak-anakku menilai Kyo buruk." Dada Frey terasa bergemuruh saat Jevais membela Kiyoko. "Hanya partner kerja?" "Apa maksudmu?" "Apa kamu tidak memiliki perasaan padanya?" "Frey, apa yang kamu katakan ini? Jangan mengada-ada." "Jadi, kenapa kamu tidak pulang kemarin? Kamu berjanji akan pulang." Jevais menatap Frey dengan tatapan tanya. "Frey, Chen sudah memberitahu jadwalku bukan? Aku ke Surabaya untuk menghadiri rilis sebuah kosmetik baru." "Basil mengatakan melihat video kamu dan Kiyoko dari ponsel Risa." "Video?" "Itu video dari penggemar sinetron kamu. Fans yang menginginkan kamu dan Kiyoko menjadi pasangan sekalipun harus mengkhianati aku istri kamu. Mereka mengunggah video kamu pergi ke apartemen Kiyoko di hari kamu mengatakan pergi ke Surabaya." Sejenak wajah Jevais terdiam. "Aku ke apartemen Kyo untuk menjemputnya. Dia juga diundang ke Surabaya dan aku pikir tidak ada salahnya berangkat bersama. Tidak ada apa-apa antara aku dan Kiyoko, Frey." Frey menghela napas, merasa lelah. "Jev, aku sudah tahu segalanya. Aku sudah menutup media sosialku, aku pensiun dari layar kaca dan mengabdikan diri untuk keluarga dan anak-anak, aku menutup telingaku dari komentar dan kabar apa pun tentang kamu dan Kiyoko, tapi, Tuhan sepertinya ingin aku tahu semuanya. Kamu dan Kiyoko, bukan lagi partner kerja bukan?" "Frey, kenapa kamu mengatakan begitu? Kamu tidak bisa menuduh begitu saja." "Aku sudah melihat bukti kebersamaan kamu dan Kyo di luar syuting." "Frey, ini salah paham." "Aku tidak melihat kesalahpahaman di sini Jev. Aku hanya ingin kamu jujur." "Frey, aku tidak tahu video apa yang kamu lihat atau komentar apa yang kamu baca dari penggemar sinetronku, tapi percayalah semua itu bukan apa-apa. Aku dan Kiyoko hanya teman kerja." "Jevais, haruskah aku memperlihatkan semua video itu hanya agar kamu mengaku? Jev, kita sudah dewasa dan kita bisa membicarakan ini baik-baik." Jevais menatap Frey dengan tatapan putus asa. Dia tidak ingin semuanya berakhir seperti ini. "Frey, aku mencintai kamu." "Dan kamu juga akan mengatakan kalau kamu jatuh cinta pada Kyo?" "Frey, please...." "Jujur Jev, untuk kali ini." Hening sesaat merajai saat Jevais tidak mengatakan apa pun untuk menjawab pertanyaan Frey. Jantung Frey berdebar cepat menunggu ucapan Jev selanjutnya. "Aku tidak tahu sejak kapan, tapi aku dan Kyo semakin dekat, hingga terlalu dekat dan...." "Kamu jatuh cinta padanya?" Frey memotong. Jevais menatap Frey dengan tatapan sendu. "I'm sorry, Frey, aku nggak bermaksud menyakiti kamu." Jantung Frey terasa hendak meledak saat Jevais mengakui perasaannya untuk Kyo. Jevais mengkhianatinya dan jatuh cinta pada Kiyoko, menancapkan belati tajam tepat di ulu hati Frey dan melukainya. Tapi mungkin, hal ini membahagiakan bagi para fans mereka. Para penggemar itu bisa bersorak bahagia, mereka menang, apa yang mereka inginkan telah didapatkan. Jevais Sidharta dan Kiyoko Forest saling jatuh cinta. Perselingkuhan ini didukung banyak orang dan Frey, istri sah Jevais adalah satu-satunya pihak yang dianggap bersalah dan tidak semestinya memisahkan Jevais dan Kiyoko. Lea benar, keingintahuan bisa membunuh seekor kucing, sayangnya, Frey memilih jalan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD