40 - Panggilan

2043 Words
          “Yap, dan pernyataannya yang pertama lah yang bisa membuat kita tahu, apakah pemikiranku tentang Sayuri yang memiliki ambisi untuk balas dendam pada keluarga Boyd benar atau tidak,” balas Seong Chung – Cha dengan mata yang kembali terlihat jahil.           “Kyle, Emil. Untuk melihat kemampuan Sayuri apakah dia benar – benar cocok dengan tim kalian, dan untuk mengetahui apakah kesimpulanku ini benar … berikan dia dua buah pilihan untuk menjalankan misi, yang satu harus memiliki sangkut paut dengan keluarga Boyd atau pun salah satu anggota keluarga itu, dan satu lagi ambil misi yang kalian sukai,” lanjut Seong Chung – Cha.           “Kami … akan melakukannya, Atasan Chung, tapi tidak sekarang,” balas Kyle. “Apa kau lupa beberapa hari ke depan Sayuri akan mengikuti tes untuk masuk ke sekolah yang dimiliki oleh keluarga Emil?”           Seong Chung – Cha menepuk keningnya sendiri seakan melupakan hal itu, kemudian membalas, “Ah, benar juga. Emil, tentu dengan kemampuan seni bela diri yang dimiliki oleh Sayuri, dia akan diterima di sekolahmu, ‘kan?”           “Tentu saja. Kemampuan seni bela dirinya tidak perlu ditanyakan lagi, meski pun Sayuri tidak memiliki sertifikat atau pun pelatihan formal, aku bisa menjamin kalau Sayuri akan diterima di sekolahku setelah berbicara pada ayah,” balas Emil sambil menganggukkan kepalanya satu kali. “Tidak hanya itu, meski … nilai akademisnya tidak memenuhi standar, setelah kau mengumumkan kalau Sayuri bergabung dengan divisimu sebagai anggota kehormatan, aku yakin ibuku akan melakukan sesuatu. Apalagi setelah Sayuri mendapatkan sertifikat sebagai anggota kehormatan divisi kita.”           Seong Chung – Cha menarik napas di antara giginya yang terkatup rapat, kemudian berkata, “Ah, benar juga … ibumu selalu merebut anggota kesayanganku! Pastikan ibumu tidak melakukannya lagi pada Sayuri, Emil!”           Emil terkekeh pelan sambil mengangkat kedua bahunya. “Atasan Chung, kau tahu sendiri, ‘kan? Jika memang apa yang kau perkirakan tentang ambisi milik Sayuri itu benar,  kau tidak perlu khawatir kalau ibuku akan merebut Sayuri darimu.”           Seong Chung – Cha mengerutkan dagunya terlihat tidak senang. “Ugh, apa yang tidak bisa diberikan oleh ibumu? Secara teknis sumber daya milik ibumu lebih banyak dari pada diriku!”           “Berarti itu juga menjadi tugasmu untuk tetap memberikan Sayuri apa yang ia inginkan, Atasan Chung,” tambah Kyle. “Di sini Sayuri memanfaatkan kita untuk menggapai ambisinya, yang kemungkinan membalaskan dendamnya pada keluarga Boyd. Di sisi lain, kita memanfaatkan Sayuri untuk … memberikan kita informasi yang tidak kita ketahui, ‘kan?”            Seong Chung – Cha mengusap dagunya dengan pelan, kemudian membalas, “Benar, sih. Entah kenapa di saat seperti ini kalian menjadi lebih pintar dibandingkan denganku. Coba saja setiap kalian menjalankan misi, otak kalian bekerja sebaik ini.”           Emil memutar kedua bola matanya sambil menggelengkan kepalanya pelan. “Setidaknya saat ini aku dan Kyle sedang memaksa Fein untuk menggunakan otaknya sedikit.”           “Oh … pantas saja yang kembali untuk mengintrogasi orang – orang yang kalian tangkap itu Kai dan Fein,” kata Seong Chung – Cha dengan mulutnya yang membentuk huruf ‘o’ kecil.           “Ketua Chung, sepertinya kau melupakan sesuatu yang lain,” kata Kyle tiba – tiba.           “Apa? Apa lagi yang aku lupakan?”           “Bagaimana dengan … permintaan Sayuri untuk mengikuti tes kepemilikan senjata api?” tanya Kyle. “Apa kau benar – benar akan mengizinkannya?”           “Sepertinya tidak dalam waktu dekat ini, Kyle. Meski saat ini peresmian keanggotaan Sayuri hanya tinggal menunggu waktu,” balas Seong Chung – Cha, “memberikan izin kepemilikan senjata api kepada seseorang yang baru saja bergabung sebagai anggota kehormatan, tanpa adanya edukasi formal seperti kalian akan sedikit rumit. Apalagi mengingat umur Sayuri, ia belum legal untuk memiliki salah satunya.”           “Kalau begitu aku akan menyampaikan hal itu kepadanya jika ia menanyakan hal itu,” balas Kyle. “Apa itu berarti ia akan mendapatkan sertifikat yang telah membantu kita, sekaligus uang yang dijanjikan untuknya bersamaan dengan peresmian keanggotaannya?”           “Itu benar. Ada lagi yang ingin ditanyakan?” tanya Seong Chung – Cha.           “Tidak ada,” jawab Kyle. Di sebelahnya, Emil pun menggelengkan kepalanya.           “Bagus. Kalau begitu, aku akan kembali ke markas utama. Pastikan kalian bersikap baik pada Sayuri,” kata Seong Chung – Cha sambil berjalan ke arah pintu kamar untuk pergi meninggalkan ruangan itu. “Meski pun Sayuri memiliki kemampuan yang sangat mengerikan dan pengetahuan yang tidak kita ketahui, dia tetap seorang gadis yang ingin menikmati masa mudanya.”           .           .           Sayuri baru sadar kalau kedua kaki dan tangannya terasa dingin ketika ia baru saja kembali ke kamarnya. Ternyata, berbicara langsung dengan atasan dari unit khusus reserse kriminal membuatnya tegang secara tidak sadar.           Meski akhirnya ia mendapatkan apa yang dimau, tekanan yang diberikan oleh Seong Chung – Cha tanpa sadar membuat tubuhnya seperti ini.           Sayuri yang masih memiliki ingatan tentang kehidupannya membuat pemikiran serta mentalnya lebih kuat dibandingkan dengan tubuhnya.           Sayangnya, tidak ada waktu baginya untuk beristirahat. Karena masih banyak hal yang harus ia persiapkan untuk masa depan.           Masih ada tiga hari untuknya mempelajari semua materi sebelum tes masuk ke sekolah yang ada di kota C, atau sekolah yang ternyata dimiliki oleh keluarga Emil dimulai.           Mengingat tes itu akan berlangsung tidak lama lagi, sepertinya ia akan menghabiskan waktunya di pusat kota sampai hari di mana tes itu diadakan.           Sayuri, yang awalnya ingin meminta Kyle atau Emil mengantarnya ke perpustakaan terdekat untuk mencari materi yang lebih sulit kembali mengurungkan niatnya setelah ingat kalau ia belum mengabari nyonya Agnes lagi.           Benar saja, puluhan pesan dan panggilan tak terjawab langsung memenuhi layar ponselnya. Ketika Sayuri akan mengirim pesan pada nyonya Agnes, panggilan masuk langsung tertera di layarnya.           Tentu saja, nyonya Agnes yang meneleponnya. Entah kenapa melihat nama nyonya Agnes, tubuh Sayuri kembali terasa panas – dingin. Tapi karena tidak ada pilihan lain, ia langsung menerima panggilan itu.           “Sayuri! Kenapa kau tidak membalas dan mengangkat teleponku sebelumnya!?” sahutan dari nyonya Agnes langsung membuat gendang telinga Sayuri sakit. Seharusnya ia tidak langsung menempelkan ponselnya tepat di telinga. “Apa kau tidak tahu seberapa khawatirnya aku!? Jika saja kau tidak mengangkat telepon ini lagi, mungkin saat ini aku sudah menyusulmu ke kota J dan langsung melaporkanmu sebagai orang hilang!”           “Maafkan aku, Nyonya Agnes! Aku sedang mengisi ulang baterai ponselku dan meninggalkannya di kamar hotel yang diberikan oleh penyelenggara turnamen!” balas Sayuri, kemudian ia menambahkan sebelum nyonya Agnes kembali memarahinya, “aku juga terlalu … asik mempelajari buku yang belum pernah kutemui sebelumnya, sehingga aku lupa waktu!”           Sayuri yakin nyonya Agnes masih ingin berkata banyak. Terdengar nyonya Agnes yang terus menarik dan menghembuskan napasnya berkali – kali sebelum akhirnya berkata, “Tolong jangan membuatku lebih khawatir lagi, Sayuri. Ini pertama kalinya kau pergi ke kota besar sendirian dan kau terus menghilang selama berjam – jam tanpa memberi kabar! Bagaimana aku tidak khawatir!?”           “Maafkan aku, Nyonya Agnes …”           “Jika kau terus seperti ini, aku tidak akan mengizinkanmu untuk pergi sendirian lagi!” tambah nyonya Agnes.           “Apa itu berarti kau tidak akan mengizinkanku masuk sekolah yang ada di kota C?” tanya Sayuri dengan suara yang dibuat memelas.           Sayuri kembali mendengar nyonya Agnes yang menarik napasnya berulang kali. “… Tentu saja jika kau diterima, aku akan mengantarmu dengan sangat bangga, nak. Tapi tolong, jangan menghilang tanpa kabar dan membuat jantungku semakin melemah.”           “Aku berjanji akan terus mengabarimu lagi setelah ini. Nyonya Agnes, apa kau sudah makan?” tanya Sayuri yang berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.           “Jangan mengkhawatirkanku yang pasti makan tepat waktu di sini. Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu!” balas nyonya Agnes. “Lalu jangan coba – coba untuk mengalihkan pembicaraannya, karena aku belum selesai memarahimu.”           Sayuri tertawa miris, ternyata nyonya Agnes lebih tajam dari pada yang ia duga. “Iya, maafkan aku. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, ya? Ummm … kalau begitu bagaiaman jika nanti aku meneleponmu lagi dan membuatmu berbicara dengan … teman seperjuanganku?”           “Teman seperjuanganmu? Maksudnya?”           “Ini, di pesan sebelumnya aku kan sempat bilang kalau aku ikut turnamen seni bela diri …”           Belum sempat Sayuri menyelesaikan perkataannya, tiba – tiba suara nyonya Agnes kembali menggelegar menyakiti telinganya. “Benar juga! Apa maksudmu dengan mengikuti turnamen seni bela diri, hm? Kau saja tidak pernah mengikuti pelatihan seni bela diri, dan berani – beraninya kau mengikuti turnamen!?”           “Ugh, Nyonya Agnes, tolong dengarkan—”           “Seharusnya kau yang mendengarkan! Dengarkan aku dengan baik, anak muda …”           Sayuri menepuk jidatnya berkali – kali dan hanya bisa pasrah mendengar ocehan dari nyonya Agnes sampai telinganya terasa panas.           Semua kemungkinan buruk dan yang dapat melukai Sayuri disebutkan satu persatu oleh nyonya Agnes, bahkan ia malah memarahi Sayuri meski pun ia mendengar Kredit  yang Sayuri dapatkan.           Sampai akhirnya, ia mendengar ketukan pelan di pintu yang menyambungkan kamarnya dengan kamar Kyle dan Emil.           Dengan cepat dan perasaan senang yang memenuhi dadanya, Sayuri membuka pintu itu dan langsung melihat Kyle yang mengangkat kedua alisnya dengan bingung.           “Nyonya Agnes, Nyonya Agnes! Kebetulan teman seperjuanganku baru kembali ke kamar setelah menyelesaikan urusannya dengan penyelenggara turnamen,” kata Sayuri cepat memotong perkataan nyonya Agnes. “Bagaimana jika kau berbicara padanya agar kau yakin aku baik – baik saja dan turnamen itu bukan tipuan?”           Belum sempat mendengar jawaban dari nyonya Agnes, Sayuri langsung memberikan ponselnya kepada Kyle sambil berkata ‘tolong aku’ tanpa bersuara.           Meski terlihat jelas kalau Kyle kebingungan, ia tetap menempelkan ponsel yang baru saja diterimanya ke telinganya. Dari jauh, Sayuri bisa mendengar rentetan pertanyaan dari nyonya Agnes pada Kyle yang tidak tahu apa – apa.           Untungnya, Kyle cepat tanggap dan membalas pertanyaan demi pertanyaan yang diberikan oleh nyonya Agnes dengan sabar dan menggunakan nada bicara yang akan membuat siapa pun menjadi tenang.           Sepuluh menit berlalu, dan akhirnya Kyle mengembalikan ponsel itu kepada Sayuri. Dengan hati – hati, Sayuri berkata, “Bagaimana, Nyonya Agnes? Aku tidak berbohong kalau aku baik – baik saja, ‘kan?”           Nyonya Agnes mendengus keras sampai Sayuri bisa mendengarnya dengan jelas. “Ini terakhir kalinya kau membuatku khawatir, mengerti!?”           “Baik, aku mengerti. Ah, karena aku membutuhkan waktu unutk … menerima hadiahku, sepertinya aku akan menjalankan tes sekolah C di pusat kota saja. Tidak apa – apa, ‘kan?”           “Apa uang yang aku berikan cukup untukmu menginap di sana, nak? Jangan paksakan dirimu dengan tidur di tempat umum,” balas nyonya Agnes.           “Tenang saja, Nyonya Agnes! Walau pun tidak cukup, aku bisa menggunakan Kredit yang aku dapatkan dari turnamen itu terlebih dahulu,” balas Sayuri. “Kalau begitu, aku akan meneleponmu lagi nanti, ya? Karena aku masih harus mengisi beberapa formulir.”           Nyonya Agnes mendesah panjang sebelum membalas, “Baiklah, jangan lupa makan, ya? Dan jangan anggap semua ini selesai begitu saja. Kita akan bicara dalam waktu yang saaangat panjang setelah kau kembali pulang.”           “Tentu saja nyonya Agnes, tentu,” balas Sayuri sambil tersenyum miris, “kalau begitu, aku tutup ya?”           Kyle terkekeh pelan setelah Sayuri menutup panggilan dari nyonya Agnes. “Aku tidak tahu kau bisa membuat ekspresi itu di wajahmu, Sayuri.”           Ujung bibir Sayuri langsung tertekuk ke bawah. “Karena kau telah membantuku, aku akan memaafkanmu kali ini.”           Kyle kembali terkekeh pelan sambil membungkukkan tubuhnya sedikit untuk meminta maaf. “Aku hanya bercanda. Ah, aku datang ke sini ingin memberi tahumu kalau … kami membutuhkan beberapa hari lagi untuk memberikanmu ‘hadiah’ yang seharusnya kau dapatkan.”           “Tidak masalah. Aku juga yakin kalian membutuhkan waktu untuk memeriksa latar belakangku dan menyiapkan segala hal untuk menjadikanku anggota resmi unit khusus divisi yang dipimpin oleh Kakak Cha, ‘kan?” balas Sayuri.           “Tepat sekali. Benar yang dikatakan oleh Emil, kau yang mengerti situasi dalam waktu singkat itu memang tidak pernah mengecewakan, Sayuri,” puji Kyle. “Untuk memudahkan semuanya, sepertinya kami masih belum bisa mengantarmu kembali ke kota J. Apa tidak masalah?”           Sayuri menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan itu. “Tidak masalah. Penjelasanmu sebelumnya cukup membantu, sepertinya Nyonya Agnes tidak akan menyusulku ke kota J.”           “Bagus. Kalau begitu, apa kau membutuhkan sesuatu?” tanya Kyle.           “Selain helm VR untuk bermain Lord’s Regime, besok pagi tolong antar aku ke perpustakaan terdekat,” balas Sayuri. “Aku masih perlu mempelajari beberapa hal agar aku diterima tanpa bantuan siapa pun ke sekolah pilihanku,” tambah Sayuri sambil tersenyum tipis. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD