44 - Tugas

2356 Words
          Ketika Sayuri menunggu Austin, ternyata matahari sudah sepenuhnya tenggelam di Lord’s Regime. Restoran yang sering dikunjungi oleh Austin tidak terlalu jauh dari Akademi, mungkin karena belum ada fitur tambahan yang membuat para pemain merasakan lapar, haus dan kelelahan, jalan yang memiliki banyak toko seperti restoran atau pun penginapan hanya dipenuhi oleh NPC.           Meski begitu, karena keadaan di luar zona aman Lord’s Regime lebih berbahaya dibandingkan dengan siang hari, banyak pemain yang berkumpul di tempat lain seperti alun – alun kota atau rumah pelelangan untuk menjual item yang mereka dapatkan dari dungeon atau drop monster yang mereka dapatkan sebelumnya.           Untuk para pemain yang tidak memiliki equipment yang bagus atau pun tim yang tetap, mereka biasanya memanfaatkan malam hari dalam Lord’s Regime untuk mencari uang tambahan dan membeli kebutuhan lainnya agar mereka lebih kuat dari pada sebelumnya.           Melihat perlahan – lahan keadaan di sekitar Sayuri mulai berubah, ia kembali mengingat bagaimana permainan ini akan terus berkembang ke depannya. Meski pun di kehidupan sebelumnya ia sering mengunjungi Ander di malam hari, hal itu tidak pernah membuatnya merasa bosan untuk melihatnya lagi dan lagi.           Suasana yang Ander perlihatkan ketika siang dan malam hari cukup berbeda. Di siang hari, seluruh gedung yang ada di Ander memiliki kesan klasik karena seluruh bangunannya berwarna putih dan cahaya yang menyinari Ander dari atas seakan menghujani Ander dengan cahaya yang menyucikan segalanya.           Pada malam hari, kesan yang sering diperlihatkan oleh Ander berubah total. Lampu … atau dalam Lord’s Regime disebut sebagai ‘Kristal Cahaya’ dengan warna yang berbeda – beda membuat seluruh bangunan yang ada di Ander seakan berubah warna karena  diterangi oleh cahaya dari kristal terdekat. Taburan bintang yang begitu jelas di atas langit Ander pun terlihat bagai debu berlian.           Jika Ander pada siang hari disebut sebagai kota suci, Ander di malam hari mungkin bisa mendefinisikan apa yang disebut sebagai ‘kota penuh fantasi’.           Bunyi dari lonceng kecil yang ada di bagian atas pintu restoran menarik perhatian beberapa orang yang ada di dalam restoran yang disebutkan oleh Austin ketika mereka berdua memasukinya.           Sayuri sedikit menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas indikator yang ada di atas kepala setiap ‘orang’ yang ada di dalam restoran itu. Seperti dugaannya, mereka semua hanya NPC.           Mungkin karena restoran ini bawaan langsung dari Lord’s Regime, atau dengan kata lain pemilik dari restoran ini merupakan NPC bukan dari perusahaan yang bekerja sama dengan developer Lord’s Regime untuk membuka cabangnya di dalam permainan, gaya restoran yang baru saja dimasuki Sayuri bergaya abad pertengahan.           Semua meja dan kursi terbuat dari kayu tua, restoran itu tidak menggunakan kristal cahaya sebagai sumber cahayanya tetapi puluhan obor dan juga lilin yang terpasang di kandil yang ada di langit – langit restoran, dindingnya juga terbuat dari batu.           Restoran itu dipenuhi oleh suara tawa atau pun diskusi dari para pengunjung dan juga nyanyian dari penyair yang menggunakan harpa atau pun seruling.           Seorang NPC perempuan yang terlihat seperti pramusaji langsung menghampiri Austin dan Sayuri. “Austin, kau datang lebih cepat dari biasanya!” sapanya dengan senyuman bak mengalahkan mentari. “Dan apa ini … Austin, kau berteman dengan seorang petualang? Selamat datang di Hungry Bites! Ini pertama kalinya seorang petualang berkunjung ke tempat ini!”           “Senang berkenalan denganmu …”           “Panggil saja Nina!” balas pramusaji itu sambil mengedipkan sebelah matanya dengan genit.           “Nina,” lanjut Sayuri. “Senang berkenalan denganmu. Panggil saja aku Red Lily.”           Nina terkekeh pelan sambil menunjukkan tempat duduk yang kosong untuk Austin dan Sayuri. “Untuk dua orang, ‘kan? Austin, apa kau akan memesan menu biasanya?”           Austin menganggukkan kepalanya, kemudian berkata, “Ah, tolong tambahkan porsinya sedikit. Kemungkinan malam ini aku perlu begadang sampai tengah malam ... atau mungkin lebih …”           “Lagi? Bukankah sebaiknya kau perlu istirahat?” tanya Nina, sambil menuliskan sesuatu di catatan kecil yang ia bawa. “Bagaimana denganmu, Nona Red Lily?”           Ketika mendengar pertanyaan itu, sebuah jendela hologram langsung muncul di depan wajahnya. Puluhan menu yang sebagian besar sudah ada sejak abad pertengahan langsung menyambutnya. Karena semua makanan tersebut tidak memiliki buff tambahan, Sayuri memilih yang terlihat paling enak.           “Kalau begitu … pai daging dan anggur sebagai minumannya,” balas Sayuri. Dalam Lord’s Regime, lidah akan merasakan cita rasa yang sama seperti apa yang ada di dunia nyata. Itu berarti, ‘anggur’ yang dimaksudkan di sini mirip seperti apa yang ada di dunia nyata. Sayuri yang memang sudah dewasa dan sering meminum minuman beralkohol tidak akan masalah untuk meminumnya lagi.           Lagi pula, dalam Lord’s Regime tidak ada batasan usia untuk meminum minuman beralkohol karena tidak akan ada debuff mabuk atau semacamnya.           Nina kembali mencatat sesuatu di kertasnya, kemudian berkata, “Pilihan yang tepat sekali, Nona Red Lily! Menu itu merupakan salah satu menu terenak di restoran kami! Tunggu sebentar, ya?”           Setelah Nina pergi meninggalkan meja mereka, wajah Austin kembali serius dan ia bertanya, “Lalu … apa kau bisa ceritakan apa yang terjadi di Claydale?”           “Singkatnya, jalanan menuju Claydale ditutup karena ada wabah penyakit yang menyebar di sana,” balas Sayuri. “Wabah itu membuat penderitanya batuk parah dan membuat luka pada tenggorokkannya dan ada beberapa di antaranya juga menderita demam tinggi. Sadar kalau penyakit itu mudah menular ke orang lain, Kepala Desa memilih untuk menutup jalan menuju Claydale dan tidak membiarkan siapa pun masuk atau keluar dari sana. Karena itu, keluargamu tidak sempat membalas surat darimu karena tidak ada yang bisa mengirimnya ke pos terdekat.”           Wajah Austin terlihat menjadi pucat, dengan suara yang sedikit bergetar ia kembali bertanya, “Se— sebelumnya kau berkata kalau semuanya sudah baik – baik saja di Claydale. Apa masalahnya sudah selesai?”           Sayuri menganggukkan kepalanya. “Itu benar, untung saja ada seorang dokter ahli Alkimia yang menjadi sukarelawan untuk meneliti dan mencari obat yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Dengan memanfaatkan item yang aku dapat dari hutan yang ada di dekat Claydale, ia berhasil menemukan obatnya.”           Austin mendesah panjang sambil mengusap dadanya beberapa kali. “Untunglah kalau begitu … setelah mendengar ada wabah yang menyebar dan ingat kalau di Claydale belum ada ahli Alkimia, aku berniat untuk meminta tolong kepada profesorku untuk mencarikan obatnya. Tapi melihatmu yang kembali dan mengingat perkataanmu sebelumnya kalau semua sudah baik – baik saja di Claydale, aku memilih untuk mendengarnya sampai selesai.”           Sayuri terkekeh pelan, kemudian berkata, “Aku tidak akan meninggalkan penduduk desa yang sedang butuh pertolongan begitu saja, Austin.”           [Sistem: Hubungan pertemanan dengan Austin (NPC) meningkat!]           Melihat hubungan pertemanannya dengan Austin tiba – tiba meningkat, Sayuri kembali takjub dengan sistem Gaia yang membuat setiap NPC memiliki sifatnya masing – masing.           …           Semoga saja di kemudian hari Austin tidak mudah tertipu oleh pemain Lord’s Regime yang lain karena ia terlalu baik …           “Terima kasih banyak, Red Lily!” kata Austin kembali menggenggam kedua tangan Sayuri dengan erat, namun seakan menyadari sesuatu, wajahnya berubah seketika. “Tapi … sebuah wabah tidak akan muncul begitu saja, ‘kan? Pasti ada alasannya …”           “Itu benar. Kau juga tidak perlu khawatir, Austin. Aku dan teman – temanku sudah mengetahui apa penyebab dari wabah itu,” balas Sayuri. “Tidak terlalu jauh dari Claydale ada sebuah rumah tua yang memiliki saluran air bawah tanah yang cukup luas. Di sana, monster banyak berkembang biak dan membuat air yang sering digunakan oleh penduduk desa Claydale tercemar.           “Masalahnya adalah, kemungkinan besar monster itu akan terus berkembang biak, dan aku serta teman – temanku saja tidak cukup untuk mengawasi mereka,” lanjut Sayuri.           Wajah Austin kembali terlihat khawatir. “La— lalu bagaimana? Aku tidak  yakin penduduk Claydale yang lain dapat melakukannya sebaikmu.”           “Aku akan memberi tahu teman – teman petualangku yang lain untuk membantu penduduk Claydale dalam menangani hal ini, dan kemungkinan tiga sampai dua hari lagi mereka akan mulai membasmi monster itu,” balas Sayuri. “Penduduk Claydale juga tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Aku yakin teman – temanku yang lain dengan senang hati akan melakukannya.”           Austin mendesah lega, kembali mengusap dadanya beberapa kali. “Untunglah … dengan ini sesuatu yang aku khawatirkan bisa berkurang …”           “Apa ini ada hubungannya dengan desamu, Austin?” tanya Nina yang tiba – tiba datang dengan membawa pesanan makan malam mereka.           Melihat dan mencium aroma dari pai daging di depan wajahnya membuat perut Sayuri terasa lapar, padahal fitur itu belum ditambahkan ke dalam Lord’s Regime …           Hal yang pertama ia lakukan setelah log out dari Lord’s Regime hari ini, ia harus memesan pai daging. Ah, sayangnya ia tidak bisa memesan anggur karena ia belum dewasa … sebaiknya ia kembali memesan anggur untuk mengingat bagaimana rasanya.           “Benar, Nina! Akhirnya aku bisa kembali tenang,” balas Austin dengan semangat. “Tunggu … setelah ini aku bisa benar – benar tenang, ‘kan?”           Sayuri terkekeh pelan sambil mulai memotong pai yang ada di depannya. “Mhm, kau bisa mulai tenang.”           Austin dan Nina sama – sama mendesah lega. Kemudian mereka saling pandang dan tertawa satu sama lain. Setelah selesai menyuguhkan makan malam mereka, Nina meninggalkan meja mereka dan kembali bekerja.           Sayuri membiarkan Austin menelan makanannya beberapa suap terlebih dahulu sebelum berkata, “Sebenarnya, Austin. Aku dan Kepala Desa membicarakan hal ini sebelumnya …”           “Hm? Membicarakan apa?” tanya Austin dengan mulut yang sedikit penuh.           “Mengingat kemungkinan besar kalau Claydale akan dikunjungi oleh banyak … petualang sepertiku, aku dan Kepala Desa melihat kemungkinan bisnis baru yang dapat membantu perkembangan desa Claydale,” balas Sayuri.           Kemudian, ia merangkum dan mengatakan apa yang dibicarakan olehnya dan Kepala Desa. Tentang ide bagaimana Claydale bisa membuka beberapa toko atau jasa yang dapat membantu para pemain Lord’s Regime sekaligus mencari pemasukan untuk desa Claydale dan semacamnya.           “Luar biasa! Aku bahkan tidak memikirkannya sampai sejauh itu, Red Lily,” kata Austin setelah selesai mendengar perkataan dari Sayuri.           “Masalahnya adalah … Dokter Dean satu – satunya ahli Alkimia di sana, dan kemungkinan besar setelah seluruh penduduk Claydale sembuh, Dokter Dean akan kembali ke rumahnya,” tambah Sayuri.           Austin mengedipkan matanya satu kali, setelah beberapa detik berlalu mulutnya membentuk huruf ‘o’ kecil dan ia berkata, “Oh … sepertinya aku mengerti, Red Lily. Sayangnya aku belum sepenuhnya menguasai Alkimia, mencoba untuk membuat kembali Healing Potion yang biasa dijual pada petualang saja belum bisa aku lakukan dengan sempurna. Apalagi aku mendapatkan tugas untuk membuat Healing Potion yang berbeda dari resep ramuan yang ada di akademi oleh profesorku …”           Ah … sepertinya perhitungan Sayuri sedikit meleset. Karena saat ini masih di tahun pertamanya Austin mempelajari Alkimia, sistem Gaia belum membiarkan Austin keluar dari Ander.           “Hmm … kalau begitu apa kau bisa membantuku dengan mengajarkan temanku tentang Alkimia, Austin?” tanya Sayuri yang memikirkan ide lain untuk usahanya kelak.           Austin menyebarkan pandangannya ke sekitar, sebelum menjawab dengan suara yang pelan, “Red Lily, karena kau temanku, aku bisa membantu … teman – temanmu ini untuk mempelajari Alkimia dasar asalkan akademi tidak mengetahuinya.”           Sayuri terkekeh pelan, kemudian membalasnya dengan suara yang pelan juga, “Terima kasih, Austin. Kau sangat membantuku.”           “Tidak – tidak, aku merasa kalau apa yang aku lakukan ini tidak bisa mewakilkan rasa terima kasihku karena kau telah membantu Claydale, Red Lily,” balas Austin sambil menggelengkan kepalanya cepat.           “Kau tidak perlu memikirkannya, Austin. Aku melakukannya karena aku memang ingin melakukannya. Jangan memikirkan sesuatu tentang balas budi atau semacamnya,” balas Sayuri kembali mengunyah pai dagingnya.           [Sistem: Hubungan pertemanan dengan Austin (NPC) meningkat!]           …           Austin, kau terlalu baik.           “Ngomong – ngomong, aku ingat perkataanmu sebelumnya kalau kau perlu … begadang sampai larut malam?” tanya Sayuri.           Sendok yang hampir masuk ke dalam mulut Austin terhenti di udara, dengan tawa yang miris ia membalas, “Ah … seperti biasa profesorku memberikan tugas yang menurutku cukup sulit.”           “Tugas? Oh, apa tugas yang kau bilang sebelumnya? Untuk membuat ramuan yang resepnya tidak ada di akademi?”           Austin membalas pertanyaan Sayuri dengan anggukan kepala yang lemah sambil mendesah panjang.           “Apa resep ramuan itu harus … kau yang buat sendiri? Maksudku, bagaimana jika resepnya sudah ditemukan oleh seseorang tapi belum tersebar luas?”           Austin sedikit mengerutkan keningnya, kemungkinan sedang mengingat – ingat dengan jelas tugas yang diberikan oleh profesornya. “Sepertinya … tidak masalah. Asalkan akademi tidak memiliki resep ramuannya …”           Sayuri ingat kalau pemain bisa memberikan resep ramuan yang ia dapat pada NPC jika pemain belum mempelajari resep tersebut. Sebelumnya, ia mendapatkan resep R – Potion dari Dokter Dean.           Masalahnya … apa Austin yang menerima resep ini dari Sayuri bisa mengajarkannya kembali pada pemain yang kelak akan ia rekrut untuk menjadi bagian dari rencananya?           Sistem Gaia pasti tidak akan memperbolehkan dirinya meminta resep itu lagi kepada Dokter Dean …           Tapi jika Austin bisa mengajarkan resep itu lagi kepada pemain Lord’s Regime yang lain, Sayuri akan sangat diuntungkan karena resep itu tidak akan terbatas untuk satu orang saja.           Sayuri harus bertaruh mengenai hal ini … dan pilihan kedua sangat, sangat, sangat membuatnya untung …           Entah kenapa, dengan susah payah Sayuri menelan ludahnya sebelum berkata, “Austin, aku memiliki sebuah resep yang ditemukan oleh Dokter Dean untuk menghilangkan penyakit yang ada di Claydale, dan aku yakin resep ramuan ini belum tercatat oleh akademi Ander.           “Awalnya aku berpikir untuk memberikannya kepada … teman – temanku kelak setelah mereka menguasai Alkimia,” lanjut Sayuri. “Tapi … jika aku memberikan resep ini kepadamu, dan kau yang berhasil untuk mempelajarinya atau bahkan menyempurnakannya … apa kau bisa menulis ulang resep ini untuk dipelajari kembali oleh teman – temanku?”           Austin mengedipkan matanya beberapa kali dengan pandangan kosong. Apa itu berarti saat ini NPC yang ada di depannya sedang mencari sebuah celah yang telah ditentukan oleh sistem Gaia?           …            “Aku bisa,” balas Austin yang matanya kembali fokus pada Sayuri. “Aku bisa melakukannya. Jika aku tidak bisa melakukan hal semudah itu untuk temanku … bahkan untuk penyelamat desa Claydale … tidak hanya aku, Kepala Desa bahkan seluruh penduduk desa Claydale pasti akan merasa malu dan tidak bisa memaafkan diri kami sendiri.”           Mendengar gelar yang baru saja didapatkannya tadi siang membuat Sayuri ingin jungkir balik. Ternyata gelar itu tidak hanya sekedar pajangan! Apakah itu berarti ia bisa meminta apa pun pada NPC yang tinggal di desa Claydale, asalkan mereka dapat melakukannya? []                      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD