Chapter 15

2002 Words
"Nggak hanya saja .... kamu sadar nggak sih kalau kamu itu ...." Ucap Rean bingung mau mengungkap kan nya seperti apa . " Sadar apaan sih .... Nggak jelas banget sih kamu " Ucap Rebecca yang tak kalah bingung nya dengan apa yang Rean katakan . " Maksud nya aku .. kamu sadar gak sih kalau sekarang panggilan kita udah aku - kamu ha... ha.. ha.. " Ucap Rean tertawa yang mencoba menutupi kegugupan nya dia tidak mungkin bilang kalau Rebecca cantik kan . Mau di taruh dimana muka Tampan Rean ini meskioun Rdean itu orang nya ceplos ceplos tapi dia mikir juga kali apa kah ini akan buat dia malu atau tidak . "Iya juga yah.. aneh nggak sih ? " Ucap Rebecca yang juga ikut tertawa . Rebecca juga baru sadar dengan panggilan mereka berdua tapi Rebecca merasa itu tanda nya mereka udah akrab dan bisa jadi sahabat baik kan ? . Rebecca merasa Rean adalah sosok lelaki yang baik meningat dia yang selalu menyempat kan waktu nya untuk melihat kondisi oma Natasya saat wanita paruh baya itu sendiri  .. yah meskipun mereka baru saja kenal namun entah mengapa Rebecca merasa nyaman untuk menceritakan semua masalah nya kepada Rean .  "Nggak juga sih , kan panggilan itu sebagai tanda kalau kita udah sedekat itu dan nggak canggung lagi . Tapi by the way ... kamu mau kan jadi teman aku di sini ? karena jujur saja meskipun aku udah lama di sini tapi teman aku nggak banyak , sebenar nya sih banyak banget yang mau jadi teman aku tapi aku kan milih - milih juga . kamu menjadi orang yang beruntung karena aku langsung yang nawarin kamu buat jadi teman aku  . " Ucap Rean dan hanya dibalas anggukan oleh Rebecca dan senyum manis yang sudah ada di bibir gadis itu  . "Mau lah .. mau banget malah !  aku juga belum punya teman banyak di sini apa lagi kita kan tetangganya jadi lebih keren. yah meskipun aku orang nya rese sih , he he he  " Ucap Rebecca senang untuk saat ini ia bisa melupakan kenangan yang menyakiti hati nya itu . "Oke berarti mulai saat ini kita temenan yah dan gue bakalan pastiin kalau kamu jadi teman aku aku akan buat kamu lupain semua kenangan yang buat kamu sakit hati dan mengganti  nya dengan kenangan indah di sini   " ucap Rean sambil menampilkan senyum manis nya . Rean sangat terpesona dengan senyum yang di tampil kan wanita yang ada  di hadapan nya ini . senyuman itu membuat Rean tidak berhenti ikut tersenyum namun saat ini hubungan mereka  biar lah semua mengalir sebagaimana mesti nya . Pada saat Rebecca sedang asyik menikmati waktu nya bersama Rean yang notabene nya adalah teman baru nya di waktu yang sama namun kota yang berbeda seorang lelaki sedang menatap ke arah langit- langit apartemen nya seraya mengingat kenangan nya dengan kekasih cantik nya . lelaki itu sangat merindukan gadis kesayangan nya itu .. lelaki itu sudah mengerah kan semua waktu dan tenaga nya untu.k mencari gadis nya namun tidak ada titik terang sedikit pun . mengapa sangat sulit menemukan gadis nya itu padahal Dylan sudah menyewa semua detektif terbaik yang ada di newyork namun tidak ada satu pun yang bisa menemukan gadis nya itu .  Dylan menjambak rambut nya frustasi ketika dia kembali mengingat betapa jahat dan tega nya kelakuan yang dia lakukan pada Rebecca saat itu  . Sekarang seperti nya Dylan sudah benar - benar kehilangan gadis nya itu , bagaimana tidak ... papi nya sampai sekarang belum sama sekali memberikan kabar soal keberadaan Rebecca ditambah lagi dengan Abian yang sudah salah paham dan tidak mau membantu diri nya lagi . itu membuat Dylan benar - benar frustasi !! bahkan sekarang bukan hanya kehilangan gadis nya namun dia juga kehilangan sahabat baik nya dalam waktu yang bersamaan . Abian sudah memutus kan persahabatn mereka dan itu membuat Dylan semakin sulit untuk merebut hati Rebecca kembali karena sekarang sudah tidak ada yang mendukung hubungan mereka lagi .  "Argghhhhh , f**k ! " Teriak Dylan yang sudah diliputi rasa marah . Dylan tidak menyalah kan siapa - siapa namun dia menyalah keadaan yang membuat nya kehilangan gadis nya, andai saja dia tidak terbawa perasaan saat kedatangan madelline di kantor nya saat itu ... arghhhhhh....  terlalu banyak kata andai yang ada di dalam kepala nya saat ini  .  Sekarang Dylan benar - benar menyadari penting nya posisi Rebecca di hidup nya . Rebecca sudah benar - benar sudah mengganti kan posisi madelline sepenuh nya di hati Dylan dan pertanyaan yang selama ini ada di hati Dylan yaitu apa kah dia masih ada perasaan pada Madelline sudah terjawab sepenuh nya . satu - satu nya wanita yang ada di fikiran dan hati Dylan saat ini hanya Rebecca dan selamanya akan begitu .   "Maaf kan aku sayang .. maaf kan aku ... " Ucap Dylan lirih dengan air mata yang sudah mengalir di pipi nya  kembali meratapi nasib nya . bagaimana mungkin kemarin dia sempat kembali ragu terhadap perasaan nya kepada Rebecca hanya karena kehadiran Madelline kembali di hidup nya . harus nya dia tidak sebodoh itu... harus nya di tidak mudah tergoda dengan wanita jalang itu yang Dylan tau hanya ingin harta nya saja  . Dylan kembali meraih kunci mobil nya dia benar - benar ingin menjelaskan semua nya kepada Rebecca dan memohon maaf pada Rebecca meskipun Dylan tau kalau tidak semudah itu memaaf kan kesalahan nya . saat ini Dylan hanya ingin berusaha mepertahan kan apa yang memang seharus nya harus dia pertahan kan.  Dylan sekarang sudah berdiri di depan rumah mewah yang beberapa minggu ini sering dia kunjungi dengan tujuan yang sama yaitu mencari keberadaan gadis cantik nya itu meskipun dia tau kalau hasil nya akan tetap sama yaitu nihil . Dylan merasa ini adalah kejadia yang paling terburuk yang pernah dia alami sela hidup nya .  Rumah yang sering dia kunjungin dulu untuk mengantar jemput kekasih hati nya itu seperti nya nampak kosong dan juga pintu pagar rumah mewah tersebut terlihat tergembok tidak biasa nya seperti ini . biasa nya saat Dylan datang kesini meskioun dia tidak bertemu dengan Rebecca pasti akan ada satpam di depan yang berjaga namun kali ini nggak ada orang sama sekali . Dylan yang penasaran kemana pergi nya penghuni rumah kekasih nya itu akhir nya menanyakan kepada warga yang kebetulan lewat di sekitar rumah Rebecca itu .  "Ma..Maaf bu kalau boleh tau orang yang tinggal di sini kemana yah ? " Tanya Dylan lirih dia benar - benar tidak bisa menyembunyi kan kesedihan nya  kepada ibu - ibu yang kebetulan lewat di sana . wanita tua yang di tanya Dylan pun hanya bisa mentap takjub lelaki tampan yang ada di hadapan nya saat ini , dia seakan sadar betapa tampan nya calon menantu keluarga Devanio ini . Wanita tua itu memang bukan hanya barunperta kali melihat Dhyhlan mengingat dulu hampir setiap hari Dylan kerumah ini .  "Oh keluarga bapak Devanio? " Ucap Tetangga Rebecca memastikan pendengaran nya .  "Iya .. apa kah ibu tau mereka kemana? " Ucap Dylan sambil mengangguk kan kepala nya  seraya membalas pertanyaan ibu tersebut . Dylan menanyakan haql itu karena Dylan tau kalau ibu dari kekasih nya itu sering sekali bercerita kepada tetangga nya . mami Rebecca memang orang yang sangat supel meskipun mereka dari kalangan atas tapi mereka tidak suka ada nya perbedaan kasta semacam itu dan sifat itu sangat persis dengan sifat Rebecca dan itu salah satu alasan yang membuat Dylan jatuh cinta pada gadis nya itu.  "Setau ibu Pak Devanio beserta istri nya sedang menengok anak nya yang sedang berada di luar negeri mas  kata nya sih anak nya pindah kuliah di sana . mereka baru aja berangkat sore tadi " Ucap Ibu itu seraya memandang Dylan yang nampak sangat sedih mendengar kabar itu .  "Oh gitu yah bu .. kalau begitu makasih banyak atas info nya . permisi " Ucap Dylan mencoba tersenyum kepada ibu - ibu tetangga Rebecca itu . Dylan saat ini sangat shock mendengar kenyataan kalau Rebecca pindah kuliah dan itu tanda nya Rebecca benar - benar sangat ingin pergi dan melupakan nya . Dylan yang sekarang sudah berada di kobil nya kembali merasa sedih dan menyesal terhadap Rebecca , Abian dan juga keluarga nya . Apa kah yang papi Devanio kunjungi itu Rebecca ? tapi di negara mana Rebecca berada sekarang ? mengapa sesulit itu melacak keberadaan gadis nya itu?. Dylan pun melajukan kembali mobil nya menuju apartemen milik nya dan Rebecca yang dulu sengaja mereka beli untuk menghabis kan waktu mereka berdua namun sekarang ... Apartemen itu nampak terasa sangat kosong . Hati Dylan saat ini sangat pilu mengingat kekasih nya dan apa yang sedang Rebecca laku kan saat ini ? Apa kah Rebecca baik - baik saja ? itu yang ada dipikiran Dylan saat ini .  Dylan yang sudah tiba di apartement nya akhir nya melangkah kan kaki nya dengan gontai menuju kamar nya  dengan Rebecca dan kembali melangkah kan kaki nya menuju lemari pakaian milik Rebecca dan membuka nya kemudian mengambil salah satu pakaian yang sanagt sering Rebecca kenakan dan menutup lemari itu kembali .  Di apartement ini mereka biasa nya melakukan semua nya bareng - bareng , mulai dari membersih kan sampai memasak bersama . Rebecca adalah otrang yang sangat mandiri mengingat mereka pernah bertengkar hanya karena Dylan yang ingin mengambil pembantu untuk membersih kan apartemen namun Rebecca yang ingin melakukan nya sendiri . Lalu Dylan kembali melangkah kan kaki nya menuju ranjang nya , membaringkan tubuh nya dengan lemah dan memeluk pakaian Rebecca dengan sayang dan mencium nya . Dylan merasa pakaian itu sangat berbau seperti Rebecca . Dylan menghirup pakaian itu dalam- dalam bahkan saat ini Dylan benar - benar tidak bisa sedetik pun  memejam kan mata nya dan hanya menangis seperti anak kecil yang merindukan ibu nya. Dylan tidak pernah merasa kan hal ini sebelum nya bahkan ketika Dylan bersama Madelline dulu padahal saat itu dia sangat mencintai Madelline namun kepergian Madelline tidak membuat luka yang sangat besar seperti ini . Rebecca seperti udara dalam hidup Dylan kalau Rebecca pergi bagaimana bisa Dylan hidup ?  yang di lakukan Dylan saat ini hanya menagis di dalam gelap nya kamar yang dulu nya menyimpan banyak kenangan - kenangan manis yang menghiasi kamar ini . tidak ada satu pun yang tau bagaimana keadaan Dylan saat ini . Bagaimana tidak tertolong nya hati dan perasaan Dylan saat ini . bagaimana bisa tidak ada satu orang pun yang mengerti saat ini nahkan orang tua nya sekali pun ,  mereka hanya bisa menyalah kan semua keadaan ini di akibat kan karena Dylan ! ya meskipun itu benar tapi tidak bisa kah mereka menolong Dylan mencari udara nya .. mencari sumber kehidupan nya kembali ? Seolah tersadar akan sesuatu Dylan mengambil hp nya dan melihat kembali foto- foto beserta video kenangan mereka berdua ketika merayakan hari jadi mereka yang ke tiga  hari dimana saat itu Dylan menyatakan keseriusan nya kepada Rebecca yang tentu saja itu membuat gadis cantik nya itu bahagia .  Lagi - lagi Dylan menetes kan air mata nya . Dylan teringat kembali bagaimana senang nya Rebecca saat ia memberikan Rebecca kado pada saat itu padahal itu bukan merupakan barang yang bisa di katakan mahal karena  itu hanya gelang namun bagi Rebecca itu adalah simbol pengikat hubungan mereka .  Saat ini Dylan tidak butuh apa - apa lagi karena yang ia butuh kan saat ini adalah keberadaan Rebecca kembali di hidup nya untuk sekarang dan kalau bisa selama nya . Tapi itu kelihatan nya sangat mustahil untuk terjadi karena dia ingat mereka sekarang bahkan sudah tidak di kota , negara dan yang lebih menyakit kan nya lagi adalah mereka yang sudah tidak menghirup udara yang sama lagi  Ya Tuhan apa separah itu kah dosa yang di lakukan Dylan ?  Bahkan saat ini Dylan seperti bukan orang yang sama lagi setelah kepergian Rebecca .... Setiap hari selama beberapa waktu terakhir ini yang dilakukan Dylan ketika dia sudah tiba di apartemen nya  hanya menangis dan terus menangis kadang juga dia melamun . bahkan hari yang tidak terasa sudah berganti bulan bukan nya membuat nya membaik namun malahan membuat Dylan semakin kacau .  kasihan  nggak sih dengan keadaan Dylan ?  kalau kalian jadi Dylan gimana perasaan kalian ? 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD