Riyu membenturkan kepalanya berulang-ulang ke meja kasir dengan wajah meringis. “Apa yang harus aku lakukan sekarang. Bagaimana aku harus mengatakannya kepada Mas Ridwan?” “Harusnya aku berusaha lebih keras untuk mencegah mereka. Tapi … tapi aku begitu takut,” rengek Riyu sambil menyapu wajahnya dengan telapak tangan. Riyu terus merasa gelisah. Sepertinya hari-harinya terasa sangat sial selama hidup sebagai Riyu. Apakah ini pertanda bahwa Tuhan sedang marah kepadanya? Apakah ini pertanda bahwa seharusnya Riyu memang tidak melakukan kegilaan itu? Riyu terus merengek, sampai kemudian lonceng di depan pintu berbunyi menandakan bahwa ada pembeli yang masuk. “Selamat da--” Ucapan Riyu terhenti saat menyadari siapa yang datang. Sosok itu adalah salah satu dari lelaki yang sudah menjarah te