Rebutan Kunci Lagi

1531 Words
*** Pagi hari Ibu Lisa bangun dari tidurnya, seperti biasa, ia akan bangun menyiapkan sarapan untuk anak dan suami tercintanya, perlahan Lisa menuruni tangga dan berjalan menuju dapur. Ktung..! ktang..! Ktung..! ktang..! Terdengar suara berisik dari arah dapur membuat Ibu Lisa mengerutkan dahinya. “pagi-pagi siapa yang masak?” gumam Lisa penuh tanya, ia meneruskan langkahnya menuju dapur dan melihat anaknya sedang sibuk memasak. "Good morning sayang," ucap Lisa membuat Disha terkejut. "Eh good morning mommy," sahut Disha dengan spatula di tangannya sedang mengaduk nasi goreng. "Tumben anak mommy pagi-pagi sudah bangun dan masak?" tanya ibu Lisa keheranan. "Iya mommy, Disha sekarang sudah punya suami, jadi Disha harus bisa masak dong!" ujar Disha tersenyum sumringah. "Oh begitu, coba mommy cicip," kata Ibu Lisa menyicip sedikit nasi goreng buatan Disha. "Bagaimana mom?" Tanya Disha melihat mommy nya sedang mengunyah nasi goreng buatannya. Ibu Lisa menerka-nerka rasa dari nasi goreng itu "Hmmm lumayan. Disha bisa tahu bikin nasi goreng dari mana?" tanya Ibu Lisa, tidak percaya Disha bisa membuat nasi goreng yang enak. "Dari kang utub," jawab Disha. "Kang utub? Kang Utub siapa?" Tanya Lisa tidak mengerti. Disha terkekeh melihat mommy-nya yang kebingungan. "Utub si YouTube mommy, ih mommy gak canggih deh," ucap Disha menjelaskan. "Oh YouTube! Habis Disha bicara gak jelas, pake bilang utub, mommy kira tukang kebun kita yang ajarin Disha,” celetuk Ibu Lisa. "Huuu! itu mah kang Ucup mom bukan kang utub," Seru Disha merasa lucu. Ibu dan anak itu terkekeh bersama. Tak lama kemudian Ibu Lisa terpikir tentang malam pertama Disha dengan Bima. Dengan pelan Lisa bertanya pada Disha. "Disha, bisakah mommy bertanya sesuatu?" "Iya mommy tanya saja." "Semalam Disha gak ngapa-ngapain kan sama pak Bima?" Sejenak Disha terdiam, lalu menatap mommy nya dengan lekat. "Menurut mommy apa yang dilakukan suami istri didalam kamar?" Tanya Disha balik. Lisa mengerutkan dahinya tak mengerti pertanyaan Disha. "Maksud Disha apa? Jadi semalam Disha..." Tanya Lisa dengan perasaan mulai tidak enak, wajahnya seakan kaku, jantungnya berdegup kencang, ia tak mampu membayangkan Disha melewati malam pertamanya bersama seorang pria dewasa. "Ha-ha-ha." tiba-tiba Disha tertawa melihat wajah Ibu Lisa yang menegang. "Tidak lah mommy, Disha gak ngapa-ngapain sama pak Bima, paling cium-cium aja, gak papa kan mom?" Lisa menarik napas lega setelah mendengar ucapan Disha barusan. "Oh mommy kira, kamu ini hampir bikin mommy jantungan, yah gak papa kalau cium-cium. Tapi ingat! Disha harus selesaikan sekolah Disha dulu yah," ujar Lisa menasihati. "Ya mommy tenang saja, lagian pak Bima juga belum siap melakukannyam" "Hah?! Masa sih? memang pak Bima bilang begitu semalam?" Tanya Lisa tak percaya. Disha mengangguk. "Iya katanya tunggu sampai Disha lulus sekolah." "Oh baguslah kalau begitu," ucap Lisa merasa lega. Selesai membuat nasi goreng, Disha mematikan kompornya lalu menatap mommy nya. "Dah selesai mom. Disha mau ke atas dulu yah, mau bangunin honey Disha," ucap Disha tersenyum kemudian pergi meninggalkan Mommy nya. Lisa hanya tersenyum menggelengkan kepalanya, kemudian mulai menyiapkan piring di meja makan untuk sarapan keluarga kecilnya itu. *** Setelah Disha sampai dikamar, ia melihat Bima yang masih tertidur nyenyak bertutupkan selimut yang hangat, Disha pun menghampirinya lalu duduk disamping menatap wajah Bima dari dekat. "Wah tampan juga honey, gak salah Disha memilih honey jadi suami Disha," gumam Disha sambil terkikik pelan. Perlahan Disha mulai mengangkat tangannya mencoba membelai wajah Bima. Beberapa saat Disha menahan tangannya. Mata Disha tiba-tiba menjalar kearah bawah dari balik selimut yang dipakai Bima, dengan pelan Disha menyibak selimut itu. ---- Bima yang masih menutup matanya tiba-tiba merasakan sesuatu yang hangat dan nyaman dibawah sana. Seperti antara mimpi dan nyata, Bima menahan gejolak hasratnya namun semakin lama perasaan itu semakin nikmat, Bima mencoba menyadarkan dirinya dan membuka matanya. Sejenak Bima memicingkan matanya melihat kearah bawah sana. “Hei!” Bima terperanjat saat melihat Disha berada disampingnya sedang melakukan hal yang gila. "Disha apa yang kamu lakukan?" Pekik Bima langsung menarik tangan Disha. Ia bangkit dari tidurnya lalu mengatur kembali calana piyama yang ia kenakan. "Maaf honey! tadi Disha penasaran habis lucu sih," kata Disha terkekeh dengan suara kecil. "Apa?! Lucu? Astaga ini bukan mainan Disha!" pekik Bima lagi merasa geram. "Disha hanya pegang kok honey, masak gak boleh?" Ucapnya dengan tatapan nanar, seolah-olah hal itu biasa saja. "Pokoknya gak boleh.. kita gak boleh bersentuhan itu selama kamu masih sekolah Disha, Paham!" "Iya honey, paham!" sahut Disha dengan mimik wajah cemberut. Sesaat kemudian mereka sama-sama terdiam, Bima segera turun dari ranjang bersiap untuk mandi. "Honey mau kemana?" Tanya Disha. "Mau mandi." "Ikut.." "Tidak boleh! Awas yah jangan masuk kamar mandi!” Seru Bima sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah Disha. "Huuu.. pelit !" Seru Disha. Bima hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Disha yang omes dan konyol. Setelah Bima masuk kamar mandi, Disha membaringkan tubuhnya seraya mengingat kembali apa yang ia lakukan pada Bima tadi membuatnya tersenyum gelitik. "Ternyata lembut dan bentuknya aneh yah," gumam Disha terkikik dengan suara kecil. Sepuluh menit kemudian Bima keluar dari mandi masih dengan handuk yang dililitkan di pinggangnya. "Disha tidak mandi?" Tanya Bima melihat Disha yang masih berbaring diatas tempat tidur. "Disha gak mau mandi kalau bukan honey yang antar Disha ke kamar mandi." "Kamar mandi cuma dekat, masa harus diantar." "Pokoknya Disha gak mau mandi kalau honey gak antar kesana." "Jadi mau kamu apa sekarang hah?" Tanya Bima berdecak pinggang. kali ini permintaan Disha yang aneh membuat Bima sedikit geram. "Pokoknya anterin Disha ke kamar mandi.” Disha kekeh dengan ucapannya. Bima pun menarik napas panjang, karena ia tidak punya banyak waktu, sementara ia harus mengenakan pakaiannya. tidak mungkin ia memakainya dihadapan Disha. "Baiklah sekarang saya antar kamu ke kamar mandi," ucap Bima meraih tangan Disha. "Bukan begitu, Disha mau digendong," pinta Disha. "Apa?!" Pekik Bima. "Ya sudah, kalau gak mau, berarti Disha gak sekolah hari ini,"ketua Disha mengancam. 'astagfirulloh kuatkan hambamu, baru satu hari aku bersamanya sudah hampir membuatku tidak waras.' batin Bima merasa kesal. Dengan terpaksa Bima menuruti kemauan gadis itu. "Baiklah," ucap Bima akhirnya, perlahan Bima menunduk, lalu mulai menggendong Disha ala Korean style. "Horeee!" Seru Disha saat Bima menggendongnya, sesekali Disha menggoda Bima ingin menciumnya tapi Bima selalu menghindar. "Sudah, cepat mandi!" Titah Bima setelah menurunkan Disha di kamar mandi. "Okey siap honey," sahut Disha, tersenyum lalu menutup pintu kamar mandi. Bima kembali berjalan ke arah lemari mengambil pakaiannya lalu mengenakannya dengan segera sebelum Disha selesai mandi. Sepuluh menit kemudian... "Honey! Honey!" panggil Disha. "Iya ada apa?" Sahut Bima sembari mengatur kemejanya. "Tolong ambilkan handuk Disha dong!" Titah Disha dari balik pintu kamar mandi. Bima mengambil handuk Disha yang tergantung di pada hook dinding dekat lemari lalu mengantarnya ke kamar mandi. "Thank you honey," ucap Disha setelah menerima handuknya. Bima kembali ke meja milik Disha untuk menyisir rambutnya. Tak lama kemudian Disha keluar, Bima sudah rapih dan siap dengan pakaian kantornya. "Disha kan mau ganti baju, jadi sebaiknya saya keluar," ucap Bima. Bergegas untuk keluar kamar. "Tidak boleh?! honey disini aja temani Disha ganti baju!” Disha menghalangi Bima pergi. "Apa?! Tidak mau!" tolak Bima. "Pokoknya honey tidak boleh keluar!" Disha menoleh kearah gagang pintu. Dengan cepat Disha pergi ke arah pintu itu lalu menguncinya. Kunci itu kini sudah berada di tangan Disha. "Disha jangan! kembalikan kunci itu," pekik Bima, mencoba meraih kunci itu. "Gak mau!" Disha menolak. "Arrrggghh!" Bima menggeram karena kesal. Dengan cepat Bima menghampiri Disha untuk merebut kunci itu. Namun Disha lebih lihai. Ia memasukkan tangannya yang memegang kunci kedalam handuknya. "Disha kembalikan kunci itu.. saya mau keluar!” pekik Bima seraya mencari keberadaan kunci itu. "Ih.. honey mau apa sih? mau pegang punya Disha yah?" Kata Disha menggoda Bima. "Astaga! siapa yang mau pegang? saya cuma mau ambil kunci itu Disha!" Teriak Bima semakin geram. "Gak mau! gak mau!" Disha menolak seraya menledek Bima. Merekapun saling berebutan kunci itu membuat suasana kamar menjadi berisik. Sehingga tanpa sadar keributan itu terdengar oleh Pak Adit. "Disha! kenapa itu berisik?" Teriak Pak Adit dari luar kamar. "Tidak Daddy," sahut Disha. Mereka terhenti sejenak dan saling menatap satu sama lain. Disha menatap wajah Bima seraya tersenyum mengejeknya. Tangannya masih bertahan didalam handuk agar Bima tidak bisa merebut kunci itu. Karena kesal Bima pun menggendong Disha lalu meletakkannya diatas ranjang. Bima menggenggam kedua tangan Disha menahannya keatas. "Saya tahu pasti ini yang kamu ingin kan Disha?" Bima menindih Disha dan mulai mencium bibir Disha dengan lembut disana. Disha juga membalas ciuman Bima dengan lembut, tak lama kemudian ciuman Bima sedikit turun ke bawah membuat bulu roma Disha meremang. Disha menggigit bibir bawahnya karena merasakan geli luar biasa. Bima mulai membuka sedikit bagian atas handuk Disha, sehingga tampak pemandangan dua pegunungan yang sangat indah, membuat Bima tak tahan melihatnya dan ingin menyentuhnya. Perlahan Bima mulai mendekatkan wajahnya kearah pemandangan itu lalu, “ kamu menikahi putriku hanya untuk menjaga nya bukan menyentuhnya!” Tiba-tiba ucapan Daddy Disha terngiang dipikiran Bima, membuatnya mengurungkan niatnya untuk menyentuhnya. Bima mengangkat kepalanya, lalu mengatur kembali handuk Disha, "Cepat ganti baju.. kita hampir terlambat!" Bima merebut kunci itu seraya mengangkat tubuhnya. "Kenapa tidak dilanjutkan honey?" Tanya Disha. Tangannya menahan dasi Bima. "Maaf Disha , saya belum siap," ucap Bima melepas tangan Disha dari dasinya, kemudian pergi keluar dari kamar. Disha pun menggeram kesal karena Bima telah membuat perasaannya menggantung. "Arrrgghhh... Sebal! Sebal! Sebal! kenapa sih honey tidak mau menyentuh Disha?!" pekik Disha seraya memukul-mukul kasurnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD