bc

Hey, Mbak Nikah Yuk!

book_age18+
2.3K
FOLLOW
15.6K
READ
HE
age gap
arranged marriage
heir/heiress
sweet
bxg
brilliant
office/work place
secrets
like
intro-logo
Blurb

#Summer Update Program#

.

Spin-Off Dokter Dingin Incaran Nala!

.

Aku, Arumi Sadia Mecca. Seorang gadis biasa yang sedang memperjuangkan kehidupan yang layak untuk kedua orang tuaku.

.

Memiliki kemampuan memasak yang sangat baik, membuatku mendapatkan pekerjaan sebagai juru masak di sebuah rumah sakit besar di sebelah kampung tempat tinggalku.

.

Mendapatkan pekerjaan yang sangat menyenangkan membuat aku lebih semangat mengumpulkan uang untuk melunasi hutang yang di miliki oleh Ayah dan Ibuku.

.

Namun, ketenangan hidupku mulai terusik ketika seorang pria datang membawa kedua orangtuanya untuk melamarku.

.

Aku hanya mengenal dia sebagai sepupu sahabatku, hanya itu saja! Tapi entah kenapa dia selalu datang membuat hari-hari ku menjadi tidak tenang.

.

Haruskah aku menolak lamaran dari pria itu karena status sosial kami yang jauh berbeda?

.

Apa sebaliknya, Aku harus menerima lamarannya? Agar aku bisa segera melunasi hutang yang dimiliki keluargaku.

.

Ikuti kisah perjalanannya Arumi dan Elang dalam novel yang berjudul 'Hey Mbak, Nikah Yuk!'

chap-preview
Free preview
Ajakan Menikah
“Arumi ...” “Iya, Ada apa?” “Ada yang mencarimu. Dia sedang menunggu di depan masjid." Rekan kerja Arumi mengatakan jika ada seseorang yang menunggunya. Rumi penasaran siapa orang yang ingin bertemu dengannya karena merasa tidak memiliki janji. Sesampainya di halaman masjid, gadis itu mencari-cari orang yang menitip pesan pada rekan kerjanya. Arumi lupa bertanya ciri-ciri orangnya hingga membuatnya kesulitan mencari. “Arumi.” Dia menoleh ke arah belakang, ada dua orang yang sedang berdiri di belakangnya. “Kak Elang, yang mencari Arumi?” tanya Rumi dengan menunjuk dirinya sendiri. "Iya. Sejak tadi pagi," jawab Elang. Dia tidak percaya jika sepupu Nala ternyata yang mencarinya. “Sudah makan siang, Rum?” Arumi mengangguk. “Baru saja selesai makan siang, Kak.” “Yah, padahal aku mau ajakin kamu makan siang,” ucap Elang. “Memangnya Kak Elang ada kepentingan apa di sini?” “Bagaimana, kalau kamu temani aku makan siang? Sekalian aku jelaskan kenapa bisa terdampar di rumah sakit ini.” tawar Elang. Dia pandai bernegosiasi. Arumi tidak langsung menjawab, dia berfikir mau menerima atau menolak tawaran Elang. Dia teringat pada ajaran ustadzah nya jika tidak boleh berduaan dengan lawan jenis. “Maaf, Kak. Rumi tidak bisa, soalnya ...” “Tenang saja Arumi, kita tidak hanya berdua. Ada Sekretarisku yang akan ikut makan siang,” potong Elang, dia tahu jika gadis yang ada di depannya sangat membatasi diri dengan lawan jenis. Arumi menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, dia tersenyum canggung pada Elang. Meskipun, hanya beberapa detik. Senyum Rumi sudah berhasil membuat jantung Elang berdesir hebat. Tidak ada pilihan lain, Arumi akhirnya mengiyakan permintaan sepupu Nala. Dia berjalan di depan sementara Elang mengikutinya dari belakang dengan Sekretarisnya. Cafe yang ada di seberang rumah sakit menjadi tujuan mereka bertiga. “Mau minum apa, Rum?” “Jus alpukat saja, Kak.” Elang terkekeh, sejak tadi wajah Arumi sangat tegang. “Ada berbagai macam minuman enak di sini, Rumi. Kenapa kamu pilih jus alpukat?” “Aku suka jus alpukat,” jawabnya singkat. Elang meminta Sekretarisnya untuk memesan makanan dan minuman. Meskipun, Arumi hanya meminta jus alpukat dia tetap memesankan kentang goreng sebagai camilannya. “Sekarang kalau kerja sudah tidak ada teman yang suka jahil sama kamu, Rum?” tanya Elang memecah keheningan. “Iya, Kak. Semenjak Nala resign dapur rasanya sepi sekali.” “Kamu juga jarang makan siang ke kantin ya?” Arumi memandang Elang sebentar lalu menunduk kembali. “Kak Elang tahu dari mana?” “Dari sahabat kamu, katanya sekarang bawa bekal dari rumah. Memangnya tidak ada teman selain Nala?” Elang kini sudah seperti reporter penuh dengan pertanyaan. “Kalau teman ya ada, Kak. Tapi Rumi lebih nyaman makan di ruang istirahat.” Obrolan mereka terjeda saat pelayan mengantarkan pesanan. Elang dan Sekretarisnya langsung memakan makan siangnya sementara Arumi meminum jus alpukat. “Kentangnya di makan, Rumi. Tadi aku yang pesan untukmu.” “Terima kasih, Kak.” Arumi kini seperti terjebak di antara orang-orang asing. Selama makan siang Elang berbincang dengan Sekretarisnya membahas pekerjaan mereka. Dia hanya menjadi pendengar setia tidak paham dengan apa yang sedang dibicarakan. “Maaf ya, Rumi. Tadi ada sedikit masalah yang harus segera aku selesaikan.” “Iya, Kak. Tidak apa-apa.” “Kamu ini lucu sekali. Sejak tadi menghela nafas terus? Gugup atau takut?” Arumi menggeleng, bibirnya mengerucut. “Kalau makan siang Kak Elang sudah selesai boleh Rumi kembali ke dapur?” tanya Arumi, tanpa menjawab pertanyaan Elang. Pria yang ada di depannya melihat jam yang ada di tangannya. “Masih ada waktu 35 menit. Kenapa buru-buru? Aku bahkan belum menjelaskan alasanku ada disini.” “Ya, sudah. Coba jelaskan kenapa Kak Elang bisa berada di Jogja.” “Untuk sementara waktu aku pindah ke jogja, Rumi. Ada pekerjaan disini. Sepertinya kita juga akan sering bertemu,” jelas Elang. “Kenapa?” Arumi melihat ke arah Elang namun hanya sebentar. “Dokter Ace memintaku mendesain gedung rumah sakit yang baru dan Restoran yang akan diberikan untuk Nala. Jadi, untuk beberapa bulan ini aku akan lebih sering tinggal di Jogja.” Arumi tidak mengerti maksud dari Elang yang menceritakan alasan tinggal di Jogja padanya. “Kenapa diam saja, Rumi?” “Arumi bingung mau jawab apa, Kak?” Mendengar jawaban dari gadis yang sedang diincar bosnya, Sekretaris Elang tidak sanggup menahan tawanya. Dia berlari menuju ke toilet agar tidak terkena omelan pedas dari bosnya. Arumi tidak hanya membatasi diri dengan lawan jenis tapi dia juga tipe gadis yang sangat polos dan jujur. Pas sekali dengan kriteria calon istri yang diinginkan oleh Elang. “Yakin gak mau di antar sampai dapur?” tanya Elang lagi. Kini mereka sudah berada di lobi rumah sakit. Arumi sejak tadi ingin kabur dari Elang, namun selalu gagal. Pria itu terus saja memaksanya mengantar sampai depan dapur rumah sakit. “Iya, Kak. Rumi sudah biasa kok pulang pergi sendiri. Jangan khawatir!” “Kalau begitu, hati-hati. Selamat bekerja, Rum,” ucap Elang. “Iya, Kak. Terima kasih.” Arumi bergegas menuju ke dapur karena gugup terlalu lama bersama dengan Elang. Bagaimana tidak? Elang terus saja mencoba merayunya. Padahal, Arumi sudah menunjukkan penolakan meskipun tidak secara terang-terangan. *** Bulan ini sudah masuk musim penghujan. Cuaca di Jogja sering berubah-ubah. Seperti hari ini, siang hari panas waktu sore hujan deras. Arumi yang akan pulang ke rumah malah terjebak di lobby rumah sakit karena lupa tidak membawa payung. “Arumi belum pulang?” Gadis itu mendongak ke atas saat ada yang bertanya. Ternyata ada Ace, Danesh dan Elang yang sedang ada di hadapannya. “Belum, Dok. Nunggu hujan reda,” jawab Arumi. “Bawa payung?” tanya Ace lagi. Arumi menggeleng. “Lupa bawa, Dok. Padahal tadi pagi sudah diingatkan sama Ibuk.” “Pulang bareng aku saja, Rumi. Menurut perkiraan cuaca hujannya akan sampai tengah malam nanti,” saut Elang. Ace melihat sepupunya sedang melancarkan aksinya hanya bisa menggelengkan kepala. Mereka, pamit untuk pulang lebih dulu. “Terima kasih, Kak. Tapi, Rumi nunggu hujan reda saja,” tolak Arumi dengan sopan. Bukannya pergi saat sudah ditolak, Elang justru ikut duduk di kursi tunggu menemani Arumi. “Dingin?” “Nggak, Kak.” Keduanya diam tanpa ada yang bersuara. Memandang ke arah air hujan yang masih turun dengan derasnya. Dengan menghela nafas berulang kali Arumi memberanikan diri bertanya pada Elang. “Kak ...” “Iya, kenapa? Ada yang sakit?” Arumi menggelengkan kepala. “Kak Elang kenapa sejak tadi siang bersikap aneh sekali?” “Maksud kamu? Anehnya di bagian mana.” “Kakak biasanya cuek, kenapa tiba-tiba berubah menjadi peduli sama Arumi?” Elang sedikit memiringkan posisi duduknya agar dapat melihat wajah cantik gadisnya. “Karena aku ingin mengajakmu menikah, Arumi Sadia Mecca!”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
193.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
210.5K
bc

My Secret Little Wife

read
104.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
15.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
4.1K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
16.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook