1

1304 Words
Michell Darmawan, cucu pemilik kampus yang menjadi mahasiswa abadi di tempat milik keluarga besar Mamahnya terlihat memberi arahan pada beberapa manusia. Pasukan Pemikat Shella, begitu Michell menyebut para dayang termasuk Harnandito Haryo- Sahabat laki-laki itu. “Eh Upin&Ipin kesayangan gue mana? Nggak boleh ketinggalan itu pusaka!”, tanya Michell tak mau jika barang andalannya sampai terlewat. Dito menggelengkan kepala tak percaya. Dari jaman mereka masih ingusan, apapun yang berbau kartun Negara tetangga itu tak pernah terlewat dari hidup Michell. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya yang satu itu. “Aman! Banernya dibawa si Alit noh.” Celoteh Dito. “Udah gas aja. Keburu si Shellanya kabur!”, saran Dito mengingat ia tahu jika gadis dambaan Michell tergolong mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). “Bismilah dulu, Nyet, bismilah. Biar cinta Babang diterima.” Kelakar Michell lalu mengadahkan dua tangan ke udara. “Berangcut, Gaes!” Bak mahasiswa ingin demo, Michell melangkahkan kaki diikuti para dayangnya. Sampai dilapangan basket, Michell berteriak lantang pada semua orang untuk menahan Shella. Matanya cukup jeli untuk membedakan gadis buruan dengan cabe-cabean busuk. “Tahan bidadari gue, Wei!”, tentu saja siapapun untuk akan titah pangeran Darmawan yang tersohor itu. “Pasukan siap!” teriak Michell memberi aba-aba. Dibelakang Michell, Alit dan kawan-kawan membentangkan baner Upin&Ipin bertuliskan ‘Michell cinta Shella,’ setelah itu anak ke dua dari Dipta Darmawan- pengusaha ter-uwu tahun ini mengangkat bukti cintanya pada Shella. Michell mengangkat bikini merah menyala ke udara. Dengan senyum andalan, ia menatap Shella, “Shell, mau nggak jadi cewek gue biar gue bisa belajar ena-ena?!”, bukan hanya Shella. Pasukan pembawa baner upin-ipin dibelakang Michell ikut tercengang, termasuk Dito tentu saja. “Ap-pah?!” gagap Shella berharap apa yang ia dengar salah. “Jadi cewek gue Shell! Gue pengen belajar ena-ena sama lo.” Enteng sekali. Bak udara yang ringan, Michell mengulang kata-katanya. Shella mengepalkan jemari. Tak mau menanggapi aksi nggak punya otak Michell, ia membalikkan badan setelah mengutuk keras otak udang laki-laki itu meninggalkan Michell dengan patah hatinya karena ditolak. “Woi cewek aneh! Gue kurang apa? Ganteng, keren, kurang apa gue weiiii?!”  teriak Michell membahana membuat Shella berhenti melangkah dan membalikkan tubuh, “kurang lo satu! Otak lo, kurang sekilo!” Glodak!! Michell jatoh.. ‘Demi sempak Upin&Ipin kesayangan para lelaki Darmawan, berani banget nih cewek,’ pikir Michell. Masa anak Papa Dipta yang ganteng, unyu, kesayangan cabe-cabean dikatain g****k sih?! Eh kurang sekilo maksudnya itu kan?! ‘Ntar coba gue tanya papah di rumah,’ batin Michell nggak paham sama kalimat sarkas yang Shella layangkan padanya barusan. “Mich! Mich! Lo nggak papa kan?!” Sahabat sejati Mich- panggilan kesayangan Michell, melayangkan pertanyaan. Harus banget?! Padahal tanpa ditanya harusnya Dito paham dia lagi nggak baik-baik aja. “Bantuin gue!” Mich mengulurkan tangan, meminta bantuan Dito agar ia bias berdiri. Ia terus mandang Shella. Gadis itu sama sekali tak menganggap dirinya. Lempeng aja udah. Jalan aja kaya kampus tuh tol jagorawi. ‘Tuh anak orang, pastinya masih perawan kan?! Pengen deh gue ena-ena,’ batin Mich sambil tertawa setan. “Gila lo ketawa-ketawa sendiri!” Dito bergidik- ngeri, melihat Mich yang malah cengengesan. “To, To! Apa gue perkaos aja ya itu anak?” tanya Mich berharap Dito bakalan bilang ‘iya’, lumayan kan dia dapet dukungan. Ya meskipun sesat tapi tetep aja kan Mich punya suara. “Hah?! Perkaos apaan? Shella mau lo beliin kaos gitu?!” “Aelah, Dito anaknya Bapak Haryo Botak! Perkosa weh maksud gue, perkosa!” Saking entengnya jawaban Mich, Dito melayangkan tabokan maut. ‘Emang nggak tanggung-tanggung Michell kalau bego,’ batin Dito gemas dengan kelakuan sang sahabat. “Sakit Oneng! Pala gue nih!” Aduh Mich sambil memegangi kepalanya yang baru saja Dito tabok. “Sekate-kate nih anak Papah Dipta. Sok-sok’an mau perkosa. Jaenab! Lo ngomong aja ditinggal pergi sama si Shella.” Dito lalu terbahak. Anak itu bahagia banget bisa bikin Mich mati kutu habis ditolak cewek. Terlebih itu Shella. Cem-ceman Michell dari anak itu jadi junior mereka. ‘Sialan nih Ibab! Nggak usah dijelasin juga kali kalau gue ditinggal. Bikin tengsin aja, Anjing!’ Berbeda dengan Mich dan Dito yang masih bisa haha-hihi, disepanjang koridor kampus Shella terus aja ngedumel. “Udah feeling sih gue, pasti sial! Kan bener! Tuh orang emang pembawa sial dari pertama ketemu juga!” kesal Shella monolog dengan dirinya sendiri. Shella malu. Bayangkan kalau jadi dia, mau ditaruh mana muka?! Di tembak di depan banyak orang dengan spanduk gambar Upin&Ipin dan sebuah lingeri merah menyala. Apa tadi tuh mahasiswa abadi bilang? ‘Shel mau nggak lo jadi pacar gue? Biar gue bisa belajar ena-ena.’ “Arrrggg..” mengingat cara nembak Michell, Shella rasanya pengen banget mutilasi anak itu. “m***m sialan!” Shella berpikir keras— Sebenarnya Michell itu mau nembak atau ngajak berantem? Mulai saat ini Shella akan menghindari Michell. Kalau perlu lima meter setelah mencium aroma badan laki-laki itu, ia harus kabur ke belahan dunia lain. “Shel, Shel! Tadi katanya lo abis di tembak ya sama Kak Michell?” ‘What? Sumpah demi apa?’, Shella rasanya pengen banget jahit mulut Nadin— sang sahabat. Nggak bisa lihat apa situasi nggak mendukung buat ditanya-tanya! Tampangnya kurang serem?! Makan beling  juga deh Shella biar pada tahu kalau dia lagi ngamuk. Belum juga Shella menjawab pertanyaan Nadin, orang yang baru saja ditanyain tiba-tiba nongol. Tolong bilang kalau Shella nggak akan satu kelas lagi sama yang namanya Michell Darmawan?! ‘God! Nggak lagi dong,’ batin Shella melas. Sumpah dia kapok banget satu kelas. Shella nggak mau jadi bahan kejahilan seniornya itu. Mich yang melihat gadis pujaan di depan mata langsung menarik lengan Shella. “Lu ikut gue ke belakang!” kata Mich sambil menyeret paksa Shella, membuat Shella berteriak histeris meminta bantuan Nadin untuk diselamatin. Adegan Mich menarik Shella membuat seisi kelas heboh. Dalam sejarah, baru kali ini Michell Darmawan terlihat menginginkan seorang gadis. Biasanya laki-laki itu yang diburu para kawanan cabe. “Sssttt.. Udah diem! Di sini aja sama gue, Ayang.” Michell mendudukan Shella ke atas pangkuan, memenjara tubuh sang gadis agar tak kabur dari jerat cintanya. Sontak hal ini memancing huru-hara. Kelas tiba-tiba saja menjadi riuh! Banyak anak menjerit iri, menginginkan posisi Shella saat ini. “Cantik deh cewek gue.” Gemas Mich lalu mencium pipi Shella, membuat gadis itu shock hingga melotot tajam. Pipinya kotor, termajah sama cowok sinting. “Michell! Gue bunuh lo, Micheelll!” “Auh! Auh! Sayang, Sayang sakit kepala gue, Yang. Rambut Babang, Sayang.” Jerit Mich karena Shella saat ini menjambak dan membenturkan kepalanya berulang kali ke tembok kelas. “Mati lo, Mati! Pipi gue udah nggak perawan lagi. Kurang ajar ya lo!” Shella semakin beringas sampai nggak sadar kalau posisi badannya berubah berhadapan dengan Mich. “Gue gorok lo Ya, Michell!” Shella terus menjambakki rambut Michell, tak membiarkan amarahnya menurun sedikitpun demi membalaskan kekesalan pada Mich. “Auh, Yang, udah. Sakit, Yang.” “Yang, Yang palak lo peyang! Gue abisin lo senior kampret!” Shella benar-benar tidak sadar dengan posisi tubuhnya sekarang. Kaki yang terbuka dan tubuh yang saling berhadapan dengan Michell membuat mereka semakin jadi tontonan publik. Beberapa anak bahkan mengabadikan momen apik keduanya demi mengisi story **. “Mau ngapain lo?” tanya Shella. Jemarinya dengan cepat menarik rambut Michell ke belakang, menjauhkan wajah lelaki itu. Shella mulai merasa terancam. “Mau cium cewek gue dong.” Cup! Mata Shella terbelalak saat Mich lancing mencium bibirnya. Memundurkan kepala, Shella memasang ancang-ancang berniat membalas kemesuman Mich yang telah merenggut kesucian bibirnya. Dugh! “Arrrgg.. Kepala gue!” jerit Mich, “jangan b**m dong Shel! Parah nih!” keluhnya sembari memegangi keningnya yang di hantam kepala Shella. Hingga suara seseorang menghentikkan tingkah anarkis Shella. “Kalian! Apa yang kalian lakuin dikelas saya?!”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD