BAB 11

1421 Words

Saat Varel melihat kondisi Pras sebelum berangkat sekolah, ternyata membantah telah terbaring tanpa sadarkan diri, tetapi masih nyaman. Varel langsung membopong ke mobil. Yang ada di pikirannya sekarang adalah Pras harus baik-baik saja, dia enggak mau Pras meninggalkan dirinya disimpan ini, yang Varel punya hanya Pras. Berbagai u*****n keluar dari mulut Varel, sebab macet ini menjadi penghambatnya untuk sampai di rumah sakit lebih cepat. Harapan Varel, semoga setelah ibukota negara pindah ke Kalimantan, Jakarta tidak lagi macet, tidak ada lagi orangutan yang dipenuhi karena padatnya penduduk yang mengelakkan ini. "Varel mohon bertahanlah, Pa." Varel hanya bisa berdoa agar Tuhan melindungi Papanya, mengundang mereka bersama dalam waktu yang panjang, tidak menerima Varel hidup dalam pen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD