Simba

1459 Words

Zen duduk di ruang tamu sambil mengusap kepala Simba, kucing yang ia pungut di parkiran sekolah, sesekali dia melirik ke arah jam dinding kemudian menunggu lagi--menunggu Ariska dan Balinda selesai bersiap untuk pergi ke dokter hewan. Mengembuskan napas, Zen memindahkan Simba ke pangkuanya kembali memanjakan kucing tersebut hingga tiba-tiba sebuah ketukan pelan mendarat di kepala Zen. "Jadi cowok kudu sabar nunggu cewek dandan, ayo." Ariska menggandeng tangan Balinda yang tampak imut mengenakan pakaian warna pink. "Padahal aku bisa sendiri. Enggak musti rame-rame gini, 'kan?" Zen segera memasukkan Simba ke dalam kandang kemudian membawanya ke dalam mobil di mana sebelum keluar dari pintu Ariska sudah melempar kunci mobil yang artinya Zen ditugaskan untuk mengendarai mobil. "Elo enggak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD