Mobil berhenti. Ashel menatap bangunan tinggi di sisi jalan. “Itu kantornya.” Fariz menunjuk bangunan tinggi di sana. “Sesuai yang kuperintahkan, okey?” Fariz menatap Ashel intens. Dia menyerahkan map biru di atas dashboard dan disambut oleh Ashel. “Baik, Pak.” Ashel turun dari mobil. Fariz menunggu di mobil. Beberapa menit kemudian, dia menatap Ashel yang berjalan kembali ke arah mobil setelah selesai melaksanakan tugasnya. “Ashel, kembalilah ke resepsionis dan berikan ini.” Fariz menyerahkan sebuah pena kepada Ashel lewat jendela mobil. Ashel terbelalak. “Pena ini, Pak?” “Iya.” Ya ampun, bosnya itu memang sangat aneh. Kenapa tidak tadi sekalian saja Fariz menyuruhnya memberikan pena tersebut? Kenapa Ashel harus bolak-balik? Kayaknya beneran deh bosnya yang satu itu