“Shel, aku harus cepat pulang. Rupanya Mas Nathan nggak jadi lembur. Dan dia memintaku untuk segera pulang.” Ashel menatap Naifa dengan pandangan heran. Dia bukannya tidak suka Naifa mendadak pulang setelah bilang akan menemaninya tidur, tapi ia tidak suka alasan Naifa pergi hanya demi Jonathan, Jonathan dan Jonathan. “Ashel, kamu marah?” tanya Naifa yang mendapati ekspresi kurang bersahabat di wajah Ashel. Ashel menggeleng. Kemudian memaksa bibirnya tersenyum. “Pergilah. Kepentinganmu, kepentinganku juga. Tapi sebelum pergi, boleh aku tanya sesuatu?” “Apa?” “Fa, apa yang menguatkanmu ketika ada masalah dalam rumah tanggamu?” Naifa meraih lengan Ashel dan membawanya ke pelukannya. Dengan seulas senyum dia berkata, “Allah. Sebesar-besarnya masalah yang menimpa, aku punya Al