RAHASIA HATI

3029 Words
pagi itu Avan tersenyum senang. pasalnya saat dia hendak berangkat sekolah sebuah motor Ar200 yang hanya diproduksi 100 seri di seluruh dunia kini bertengger rapi di halamannya. Senyum manisnya lebih terpancar lagi saat melihat ibunya datang memberi surprize. " Happy birthday sayangku.. sweet seventeen .." Ucapnya lalu memeluk Avan hangat. Bena, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Lebih tepatnya hari ulang tahun anak yang dilahirkan Adelia 17 tahun yang lalu. " Ibu.. ibu kapan pulang ??." Tanya Avan senang. Paras cantik yang sama sekali tidak berubah didepannya itu tersenyum manis " Ibu dan ayah Alfis pulang tadi malam sayang.. tapi kami menginap di hotel agar menjadi suprize buat kamu.. " Celetuk Adelia manis. Dilihatnya wajah Avan yang tampak sangat senang. 3 tahun lagi.. Aku harus bersikap baik 3 tahun lagi untuk mendapatkan seluruh harta Joan. Anak itu tumbuh dengan sangat sempurna Andai aku tidak membesarkannya.. Aku pasti akan menikahinya. - Batin Adelia Namun.... " Ibu Adelia..." Teriak Sherrin dari dalam. Senyum diwajah Adelia langsung surut melihat kehadiran gadis itu. " Hai sayang." Ucapnya dibuat semanis mungkin. " Ibu dimana ayah ??." Tanya Sherrin celingak celinguk. " Ayah disini nak." Ucap suara lantang keluar dari mobilnya. " Ayah... ." Sherrin berbinar binar. Berbeda dengan Avan yang menatap sosok Alfis lekat. Pria paruh baya itu tampak sangat pucat, wajahnya terlihat lebih tirus, hal yang sama yang sering dia lihat dari mantan mantan suami ibunya sebelum meninggal, termasuk ayah dari Viona dulu.. " Ibu.. apa kalian sudah menikah?." Tanyanya pada Adelia. Wanita itu membelai wajah Avan lembut " Apa kau harus memikirkan itu? Ayolah sayang.. apa kau tidak mau mencoba motor barumu hmm ??." Adelia mengalihkan topik. Avan tersenyum menatap motor berwarna Black seharga 2 Milyar itu. " Kalau begitu aku akan kesekolah." Senyumnya berbinar binar " Ini kuncinya.. hati hati ya.. malaikat ibu." Ucap Adelia menyerahkan kuncinya lalu mencium pipi halus putranya. Tanpa dia sadari seseorang didalam mobil van hitam mengawasinya di luar. Seorang pria yang sama yang waktu itu bertamu dirumah Viona. Pria itu merogoh hpnya yang masih menyala " Nona .. tuan Avan sudah berangkat" " Bagus.. bunuh dia.. kalau dia mati.. Adelia tidak akan mendapatkan apapun." Perintah suara di seberang melalui handphone. Pria itu tersenyum lalu menyalakan mesin mobilnya. " Sayang sekali.. anak ini sangat tampan dan baik." Senyum orang itu lalu melajukan mobil itu cepat bersamaan dengan Avan yang baru keluar dari halaman dengan motor barunya. Dan...... " Tiiiiiiittttt" Bunyi klakson terdengar begitu nyaring memekakkan telinga. Bersamaan dengan... " BrAakkkkk ". Mobil itu tepat menabrak kasar motor Avan. Avan yang tak sempat menghindar terpelanting kedepan mobil lalu terbanting kejalan raya dengan tubuh bersimbah darah, pria itu tersenyum lalu melarikan diri setelah melindas kaki Avan. " Avaaaaaaaaannnn...!." Teriak Sherrin ketika melajukan mobilnya dan melihat kejadian itu. Adelia pun langsung histeris dan berlari ketempat kejadian memeluk putranya yang penuh dengan darah dengan kaki yang tampak sudah hancur. Sementara itu... " Prangg." Gelas ditangan Viona terjatuh. Air matanya menetes menatap foto Avan dinakasnya. " Tolong maafkan aku.. sayang.. " Ucapnya sedih. Aku Viona , Putri tunggal Andra Raikhan pemilik perusahaan tekstil yang cukup besar diasia. Ibuku meninggal saat aku masih kecil aku bahkan lupa wajahnya selain dari foto Saat usiaku 13 tahun.. Ayah membawaku kerumah nenek sihir itu. Katanya dia mama baruku.. aku tidak menyukainya.. Katanya itu persyaratan jika ayah mau menikah dengannya. Kami harus tinggal dirumahnya. Dan disana aku bertemu Avan.. cinta pertamaku.. Dia sangat baik dan juga penyayang walaupun sikapnya agak dingin. Aku ingin bilang pada ayah bahwa aku sering mengintip Adelia melakukan ritual yang aneh di mension belakang. Tapi aku terlambat.. Ayahku menjadi korbannya.   Dia seorang penyihir.. Penyihir yang menggait pria lalu membunuhnya demi wajah cantik dan keabadiaan Aku sangat membencinya.. Maafkan aku.. Avan Viona terduduk lunglai kemudian menangis serak. Bagaimana kondisi Avan?? Apakah dia meninggal?? *** Satu rahasia lagi... Suara sirine ambulans membawa tubuh Avan kesebuah rumah sakit mewah dan terbaik disana. Darah terus mengucur deras dari kedua kaki dan telinganya, sementara Adelia menangis cemas. " Dokter tolong selamatkan putra saya.. saya mohon selamatkan nyawanya." Pintanya histeris ketika tubuh pemuda yang dirawatnya dari kecil itu dibawa kedalam sebuah ruangan Gawat Darurat. " Tenanglah sayang." Hibur tuan Alfis memegang pundaknya lembut. Sementara Sherrin mondar mandir sambil menggigiti kukunya cemas. Beberapa saat setelah dokter masuk untuk memeriksa kondisi Avan, tampak seseorang berjas hitam tergesa gera hadir dan segera menghampir Adelia yang tengah terduduk sedih duduk. Dia tak lain adalah pengacara tuan Joan. Masih ingat bukan, jika Avan mati maka, Adelia tak akan mendapatkan apapun. Jadi pengacara itu selalu ada disetiap kondisi terburuk. " Bagaimana keadaan Avan?". Tanyanya dengan wajah tuanya yang terlihat prihatin. Adelia hanya menggeleng lalu menangis sedih. " Tenanglah nyonya.. semoga dia baik baik saja." Hiburnya simpati. Bersamaan dengan itu, Dokter keluar dari ruangannya dengan wajah masam. " Bagaimana Putraku?."  Tanya Adelia berdiri pucat. Dokter itu menggeleng pelan " Tuan muda kehilangan banyak darah.. sementara kondisinya sangat buruk. Kami harus melakukan oprasi pengangkatan kakinya, Anda adalah ibu kandungnya bukan.. anda bisa mendonorkan darah anda." Tukas dokter membuat Adelia pucat seketika Donor darah?? Bagaimana ini?? Wajah pucatnya bertambah berkali kali lipat. Dia melirik kearah pengacara yang tampak mengangguk memberi dukungan pada dokter. " Mari bu, kami akan memeriksa kecocokan darah anda." Ucap Dokter semakin membuatnya was was saja Tapi tidak mungkin adelia menolak bukan?? Dengan perasaan tegang bercampur aduk, Adelia terpaksa mengikuti dokter keruang laboratorium. " Silahkan." Senyum dokter itu ramah. Adelia duduk disebuah kursi khusus sebelum dokter memeriksanya dan mengambil sample darahnya Please... God.. save me Save me Save me.. Doanya dalam hati. Dadanya berdegup kencang saat melihat wajah dokter itu mengkerut ketika memeriksa kecocokan darahnya dan darah Avan. Wanita cantik itu menggigit bibirnya panik. Namun.... Beberapa saat kemudian... Saat dokter melepas kacamatanya dan kembali menatapnya... Sebuah ucapan yang sama sekali tak terduga terlontar dari bibirnya, ucapan yang membuat adelia hampir mati rasa. " Ibu Adelia syukurlah.. DNA anda dengan Avan Andreas putra anda benar benar cocok. Kalian memang satu keluarga." Senyumnya. DEG " A.. apa ?." Adelia berdiri kikuk. " Selamat.. darah anda cocok dengan putra anda , Sekarang ikut kami.. kami akan mengambil darah anda untuk tuan muda avan ." Ucap sang Dokter membantu Adelia berdiri Apa katanya?? Bagaimana bisa ini terjadi?? Dia bukan.. Anak kandungku.. Sementara itu.. Diruangan Avan.. Bunyi alat pacu jantung terdengar nyaring. Avan menggeliat menahan sakit disekujur tubuhnya. Suara suara aneh seolah memenuhi otaknya Apa aku sudah mati ?? Suara suara yang entah dari mana datangnya Maafkan aku.. Maafkan aku.. Bunuh anak ini.. Bayi ini tidak boleh hidup Avan seolah mendengar suara suara dari masa lalunya. Suara suara yang seolah tertidur didalam alam bawah sadarnya. Dimana aku?? Avan seolah terlempar ke dimensi lain. " Sayang ...". Sebuah cahaya hangat memeluknya. Siapa?? Dimana aku ?? " Sayang... bangunlah.. ini sudah 17 tahun sejak kau dibangunkan... sadarlah." Ucap suara itu lagi. Avan seolah melihat cahaya berjalan kearahnya dan menghantam tubuhnya. Bangunlah... Bangunlah bersama ingatanmu.. Sayangku.. Bangunlah.. Deg Deg Deg Tubuh Avan menggeliat, dia ingin menjerit. Seluruh kulitnya memerah. Urat urat nadinya tercetak jelas. Dan....... Sesuatu yang misterius terjadi padanya. Semua benda disekitarnya bergetar bersamaan dengan cahaya merah yang memancar dari seluruh tubuhnya yang mengejang hebat Saat tubuhmu berusia 17 tahun.. Saat itulah.. Kau akan terbangun.. Seutuhnya.. " Aaarkhh!." Teriak Avan bersamaan dengan darahnya yang mulai menghilang. Cahaya itu menyelimuti kakinya dan seketika menyembuhkan seluruh lukanya. Menyelimuti seluruh tubuhnya dan seolah masuk disetiap pori porinya. Siapa Avan sebenarnya???? Apa yang terjadi padanya. Beralih ke Adelia... Adelia masih melangkah pucat dengan pertanyaan yang sama. Siapa Avan sebenarnya? " Ibu bagaimana ??." Tanya Sherrin. Namun adelia tak menjawab, lebih tepatnya dia tak mendengar . " Mari bu.. lewat sini." Ajak dokter itu menuju kearah ruangan Avan. Dan... " Klek ". Saat pintu dibuka... Ketika mereka melangkah masuk kedalam... Mata indah adelia membundar kaget. Begitupula dokter disisinya yang seketika memegang dadanya shock bahkan hampir tak mampu berdiri diatas kakinya. Bagaimana tidak, Pemuda berambut brown yang tadinya kritis itu tampak duduk menjuntaikan kakinya santai diruangannya. Dia terlihat baik baik saja bahkan jauh lebih baik. Avan berdiri lalu tersenyum manis kearah Ibunya. " Hai bu...aku tidak apa apa jangan terlalu berlebihan." Ucapnya membuat Adelia hampir terjatuh karena shock. Avan berdiri lalu berjalan kearahnya. " Aku baik baik saja." Senyumnya manis. Namun.. saat Adelia menatap matanya.. Wajahnya memucat. Tatapan Avan berubah, mata biru yang dulunya terlihat cerah tampak bersinar sepucat es. Ada kilatan merah kecil disana. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu... Batin Avan dalam hati Siapa avan sebenarnya????? 189 YEARS AGO   Kembali pada legenda.. Suasana desa ditengah hutan waktu itu masih menyimpan banyak misteri Tak ada yang tau ada sebuah desa disana.. tempat segala misteri tersimpan. Sejak manusia memusuhi sihir dan melakukan p*********n pada penyihir maka disanalah tempat mereka bersembunyi. Sebuah surga yang indah bagi para penyihir tanpa harus takut pada manusia. Dan disanalah.. Aleka hidup, wanita tercantik dan penyihir putih yang sangat baik. Dia hidup tenang bersama suami dan calon bayi didalam rahimnya. " Sayang.. kira kira anak kita laki laki apa perempuan ya ?". Senyum Aleka sore itu seraya membelai lembut perut buncitnya penuh kasih. Suaminya hanya tersenyum lalu memeluknya hangat " Apapun jenis kelaminnya.. aku bahagia.. asalkan tidak kembar atau kita akan kehilangan salah satunya " Ucapnya ditelinga Aleka. Perempuan 18 tahun itu tersenyum lalu bergelayut manja di pundak kokoh suaminya. " Iya.. kau benar ". Ucapnya lirih. "Kembar" Adalah kata terlarang bagi dunia penyihir. Setidaknya setelah 1000 tahun yang lalu, sejak bayi kembar terakhir lahir. Bayi kembar dipercaya membawa kekuatan jahat yang mengerikan. Mereka akan memiliki cahaya merah dan menghancurkan cahaya para penyihir putih. Dulunya pernah ada legenda mengerikan diantara mereka. Saat bayi kembar lahir 1000 tahun yang lalu dan tumbuh menjadi penyihir yang sangat jahat. Mereka merusak dan menguasai seluruh hal yang ada. Bayi kembar mewakili kekuatan bulan merah. Mereka dua tapi satu. Cahaya sihir yang keluar dari tubuh salah satu dari mereka juga berwarna merah. Beruntung, nenek moyang Aleka berhasil membunuh salah satunya dan sesuai kepercayaan.. jika salah satu dari penyihir kembar mati maka yang satunya juga akan "Mati" Itu legenda yang paling ditakuti oleh para penyihir. Hingga malam itu.. Ketakutan mencekam hadir diantara Aleka dan Marks suaminya Ditengah hujan yang mencekam mereka dikejutkan dengan kelahiran bayi kembar mereka. Kebahagiaan yg sebelumnya memancar berganti menjadi ketakutan. " Bunuh anak ini..." Tukas suaminya cemas " Jangan.. aku mohon.. mereka anak anak kita ". Tangis Aleka " Kalau begitu bunuh salah satunya sebelum orang orang tau" Panik suaminya " Kau lupa.. legenda itu?? jika kita membunuh salah satunya maka yang satunya akan ikut terbunuh ." Cemas Aleka. Ditatapnya kedua wajah bayi mungilnya yg begitu polos. " Lalu apa yang harus kita lakukan??". Aleka menatap suaminya hampa. Tidak ada jalan lain.. Ditengah hening malam.. Mark dan Aleka merapalkan sebuah mantra terlarang.. ini demi melindungi anak anak mereka " Maafkan ayah sayang. Suatu saat ayah yakin.. kau akan mendapatkan hakmu." Cium Mark lembut menatap mata biru bayinya yang kemudian diletakkannya didalam Gua. Bayi yang malang.. " Kau laki laki.. kau yang harus berkorban demi saudaramu.. suatu hari ayah yakin.. kau akan lebih kuat dan bisa melindungi siapapun yang harus kau lindungi. Sayang.. kami sangat mencintaimu.." Ucapnya lalu memeluk Aleka yang terus menangis. Apa yang mereka lakukan 189 tahun yang lalu?? Mereka merapalkan mantra membekukan waktu untuk bayi mereka. Bayi malang.. Yang tertinggal sendirian didalam gua Dia terus menangis... Tapi.. Waktunya terhenti. Sementara Mark dan Aleka kembali kerumahnya. Mereka merawat bayi mungil mereka hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik. " Adelia ". YA, ini adalah kisah Adelia sang penyihir putih yang memiliki watak jahat. Gadis cantik yang rela menumbalkan orang tuanya demi keabadian dan orang orang disekitarnya. Wanita yang mengerikan. lalu bagaimana Nasib kembarannya?? Bayi yang waktunya dibekukan?? Flasback Off Adelia bernafas lega sembari menatap putranya dari balik spion. Syukurlah Avan baik baik saja. ini artinya.. Hartanya baik baik saja. Beberapa saat kemudian mobil itu mendarat di depan rumah megahnya. " Avan apa kau baik baik saja nak?". Tanya Adelia menatap wajah tampan yang tersenyum dingin padanya " Aku baik baik saja ibu. Tapi aku ingin ibu mengantarku ke kamar ya." Ucapnya manja. Mendengar itu Adelia tersenyum, dibelainya wajah Avan lembut. " Kau kan sudah besar sayang." Ucapnya " Adelia antarkan saja anakmu.. dia kan baru saja sembuh sudah biasa seorang anak butuh perhatian ibunya ". Senyum Alfis menyarankan. " Kau benar.. ayo sayang ." Adelia menggandeng tangan Avan masuk kedalam rumah. Avan tersenyum melihat wajah pucat ibunya. Benar, Adelia masih bingung dengan kejadian dirumah sakit. Dia mengantar Avan kekamarnya. " Istirahatlah sayang ". Ucapnya membelai rambut Avan yang agak panjang. Avan masih menatapnya dengan senyum misterius. " Ibu keluar dulu ya nak." Namun... " Tunggu ". Adelia tercekat saat Avan memegang pergelangan lengannya dengan tangan kokohnya. Tapi bukan itu yang membuatnya tercekat. Melainkan... Tangan Avan yang terasa panas. Ada kilatan merah disana. " Ada apa sayang?." Tanya adelia menoleh pucat. Avan tersenyum dengan bibir merahnya yang menawan. Tatapan mata birunya tajam kearah Adelia. Dan... " Adelia.. berhenti berpura pura menjadi ibuku ." DeG Deg Apa ini pengaruh obat? Atau memang ada yang salah dengan anak yg dia besarkan ini?? Adelia terkesiap saat Avan berdiri menjajarinya lalu tersenyum dingin, tatapan yang benar benar berbeda. " Menjadi penyihir yang cantik dan hidup selama ratusan tahun dengan keabadian, kau tumbuh menjadi legenda yang menakutkan I B U. " Ucapnya membuat wajah adelia menegang pucat. " Avan nak.. kau sedang kurang sehat. apa kepalamu terbentur?." Dalih Adelia hendak meraba kening pemuda berwajah sempurna itu. Namun... Avan menahan tangannya lalu lagi lagi memperlihatkan senyum manisnya. " Avan Andreas adalah nama bayi yg kau lahirkan dan itu bukan aku.. Adelia .. aku harap kau tidak berniat buruk padaku, atau kau akan menyesal nanti. " Ucapnya dingin tanpa ekspresi. Adelia terkesiap , tangannya gemetar.. Sikap Avan benar benar membuatnya takut. " A.. avan sayang.. sebaiknya kau istirahat ya nak.. ibu akan menunggumu diluar .. sepertinya ada yg salah denganmu, ibu akan memanggilkan dokter ." Panik Adelia mendorong tubuh Avan ke ranjangnya lalu menyelimutinya. Avan bisa melihat dengan jelas Tangan ibunya gemetar. " Selamat istirahat sayang. " Ucapnya pucat lalu mencium kening Avan dan bergegas pergi. Ada apa sebenarnya?? Apa yang terjadi pada diri Avan Andreas?? Seperginya Adelia , Avan tersenyum.. " Sungguh manis melihatmu ketakutan IBU.. tapi kau akan lebih takut saat tau siapa yang kau besarkan ini. " Ucapnya dengan mata berkilat merah. Sementara itu.. Adelia menerobos pintu belakang dengan memegang dadanya yang berdegup lebih cepat. Wajahnya sangat pucat dan keringat dingin mengucur di keningnya. " Aleeeeeex!! ". Teriaknya berlari gusar mencari pelayan setianya itu kesana kemari " Alex dimana kaaauuu?." Teriaknya lagi.. Dia terlihat benar benar ketakutan Siapa?? Siapa dia?? Anak siapa yang aku besarkan itu?? Siapa ?? " Alex!." Teriaknya lagi kali ini dengan mata yang mulai memerah emosi. Entah dimana pelayannya itu. Beralih ke tempat Blake Bau ini.. Bau daging degar ini.. Aku.. Lapar !! Ini senja ketiga Christian dikurung bersama Blake. Pemuda itu hampir sepenuhnya berubah menjadi srigala putih. Ia mengendus tubuh tua Cristian yang tertidur dengan mata lapar . Air liur menetes dari gigi runcingnya. Aku lapar.. Sementara di luar ruangan.. Viona tampak tersenyum pada penjaganya. " Bagaimana mereka ?." Tanyanya " Pria itu mengerikan nona, saya rasa dia akan melahap ayahnya.. " Celetuk penjaga itu. " Bagus.. biarkan saja." Tekan gadis itu tanpa sedikitpun bersimpati. Namun... " Vionaaaaaaaa.... Vionaaa kau dengar akuuu ...?." Sebuah teriakan suara tiba tiba terdengar dari dalam ruangan itu. Suara sangar seolah menahan sakit. Gadis itu hanya memutar matanya mengabaikan " Abaikan saja dia!." Celetuknya membalikkan tubuh.. " Vionaaaa aku akan melakukan apapun yang kamu mau... kau dengar ituuu .. aku tahu kau di sana aku bisa mencium baumu.. aku mau melakukannya... Vionaaaa!!." Teriaknya lagi. Kali ini langkah gadis itu terhenti. Dia tersenyum simpul lalu berbalik.. " Buka pintunya !!" Perintahnya senang " KreKkkkk." Pintu itu di buka. Suara decitan dan cahaya yang masuk menyilaukan mata biru Blake. Tap tap Tap - Bunyi langkah Gadis berambut panjang itu tersenyum dibalik wajah cantiknya. " Kau mengerikan." Pungkasnya menatap paras Blake yang benar benar seperti hewan. " Dengar.. tolong keluarkan ayah dari sini aku mohon.. aku akan melakukan apapun yang kau minta, aku akan melakukannya tapi aku mohon keluarkan dia dari sini.. aku tidak mau menyakitinya." Ucap Blake dengan tatapan hampa Viona melirik kearah Christian yang tampak tak bergerak. Dia pinsan?? Bagus.. orang tua mana yang sanggup bertahan selama tiga hari tanpa makan dan minum. " Aku mohon selamatkan ayahku."  Tutur blake lagi. Kali ini ia terlihat berkaca kaca Viona menarik nafas panjang " Pengawal.. Buka selnya dan bawa situa itu keruang perawatan pribadi. rawat dia dengan baik!." Perintahnya membuat Blake berbinar. Pria pria berbaju hitam tampak membuka sel dan membawakan kursi dorong untuk Chriatian lalu membawanya keluar. " Aku harap kau tidak menghianati janjimu." Senyum Viona masuk kedalam sel lalu menatap wajah Blake dari dekat. Seolah dendam menghilangkan seluruh rasa takutnya. " Aku bukan pria yang suka mengingkari janji. Tolong rawat dia dengan baik. Aku akan melakukannya, apapun yang kau inginkan." Blake bersungguh sungguh. " Bagus.. pelayaaaannn siapkan daging mentah untuk mahluk buas kesayanganku ini!." Teriaknya senang Tapi, raut wajah Blake justru berubah masam mendengar teriakan Viona barusan " Aku tidak mau." Tukasnya menolak " Kenapa?." Viona mengernyit " Karna aku manusia. Aku bukan hewan, daging mentah? Apa kau menghinaku ??" Blake menatap Viona tajam. Viona tersenyum mendengarnya " Apa kau terlihat seperti manusia? Kau ini hanya seekor anjing !!." Hinanya " Bawa aku ke bawah sinar bulan.. kau akan tahu siapa aku sebenarnya." Pinta Blake " Aku tidak akan menurutimu, kau bisa kabur." Viona berkacak pinggang. " Lalu bagaimana caraku mendekati Adelia dengan wujud seperti ini? Apa kau bodoh!". Kesal Blake . Viona terdiam " Kau pikir aku bodoh hah? Kalau aku melepaskan rantaimu kau akan memangsaku. " Celetuk Viona " Aku tidak akan melakukan hal itu . Sudah kubilang aku manusia. Lepaskan aku.. aku akan melakukan apa yang kau mau iblis betina." Teriak Blake emosi Sejenak Viona terdiam. Dia menarik nafas panjang. Lalu.. " Baiklah, jika kau melanggar janji. Aku akan memenggal leher si tua itu sampai putus." Ancamnya membuat Hidung mancung Blake mendengus kesal Sementara itu.. Adelia tampak berkeringat dingin.. dia menatap nanar wajah Alex didepannya. Kata kata dari pelayan setianya itu membuatnya gemetar. Saya menemukan bayi ini seolah tertidur di dalam sebuah goa di tempat asal anda Nona dan saat itu saya melihat hanya dialah yang pantas menjadi putra anda. Karna dia memiliki wajah yang mirip dengan anda dengan mata biru tuan joan. Saat saya mendekat dan menggendongnya keluar Goa.. tiba tiba bayi itu menangis keras seolah dia baru saja dilahirkan. Ada sebuah kertas disisinya. Saya pikir itu sebuah nama " Sean Marks ". DEG DEG DEG Adelia mengingat kata kata terakhir Ibu nya saat dia menghunuskan pedang ke jantungnya " Ternyata legenda itu benar.. ha.. rusnya kau yang ka.. mi singkirkan, bukan... sau.. dara kembarmu." Ujar ibunya malang saat itu. " Kembar.. apa maksudmu ??". " Kau Kejam !.. Kau.. " " Katakan.. kembar apa maksudmu ??" Adelia semakin menghunuskan pedang itu dalam tanpa prikemanusiaan. " Su.. atu hari.. di.. a akan menemukan dan mem..balasmu Adelia.. Karna.. seluruh ingatan Dan.. kekuatan ka..mi terhubung de..ngannya sejak di..a ditidurkan di Gua itu. Kau..akan menyesal." Adelia mematung.. " Apa ada yang salah nona ?". Tanya Alex " Tidak.. kau boleh kembali bekerja. " Adelia melangkah gontai kearah kamarnya. Selama ini dia berusaha mencari kembarannya yang tertidur. Karna menurut legenda, salah satu dari mereka akan memiliki kekuatan bulan merah. Wajah Adelia berkeringat saat mengingat pancaran itu keluar dari tangan kokoh Avan. Dengan kata lain, mereka satu nyawa. Apakah.. Dia.. Bayi itu..... Kembaran yang aku cari?? Kalau itu benar.. Merarti aku sendiri yang membesarkannya.. Ya tuhan.. Anak siapa yang aku besarkan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD