"Sialan!" Saka mengusap wajahnya dengan gusar setelah mengusir kakak iparnya. Pria itu tak pernah segeram itu. Ia biasa mendapatkan perkataan yang tidak mengenakan dari Pram atau Ani. Namun, mendengar Sela menjelekkan Sania, hatinya tiba-tiba tidak terima. Ia sendiri merasa bahwa Sela terlalu berlebihan. Apakah Saka memang menunjukkan kepeduliannya terhadap Sania di depan banyak orang tadi? Pria itu kemudian mengambil ponsel. Lantas, menimang-nimang benda itu sejenak. Ia tak tahu, apakah harus menghubungi Sania atau tidak. Nyatanya, ia tidak berhak bertanya atau sekadar mencari tahu kabar wanita itu. Benar, Sania adalah kakak iparnya. Sebaiknya ia tidak melakukan kesalahan yang sama kali ini. Sementara itu, Sela kembali ke kamarnya dengan perasaan kesal. Bisa-bisanya sang adik ipar ber