"Deket banget Sania sama Saka, Pram. Kamu enggak curiga sama mereka?" tanya Sela ketika mereka sudah sampai di dalam kamar. Pram membuang tubuhnya ke sofa, lantas menimpali ucapan sang istri yang tampak masih kesal. "Curiga apa? Mereka deket karena setiap hari kerja bareng, Sayang. Lagi pula, Sania itu tipe wanita setia. Mana mungkin punya niat jahat," jelas Pram. "Siapa yang tau. Kamu baru kenal dia beberapa bulan aja," sahut Sela lagi. Sejujurnya, ia merasa kesal karena Saka mati-matian membeli wanita itu. Dulu, bukankah Sela yang selalu ia bela. Bukankah dulu kakak iparnya ini yang ia puja. Lantas, kenapa sekarang Saka seolah-olah benci. Apakah karena ia sudah tidak mau melayaninya lagi? Aah ... Sela makin kesal mengingat itu semua. Oke, ia mungkin tidak pernah mempunyai rasa