Bimbang

1215 Words
Binar tak menjawab, malah tercenung menatap balik mata Arjuna yang telah dipenuhi oleh harapan. Bibirnya terkunci rapat seolah menolak untuk menjawab tawaran tiba-tiba dari Arjuna. Sepersekian menit mereka bertahan dalam posisi tersebut, hingga terdengar suara mobil berhenti di dekat tempat mereka duduk. Binar yang menyadari dua orang dalam mobil tersebut merupakan mekanik mesin ATM segera beranjak, membiarkan Arjuna yang masih dalam posisinya. "Kartunya ketelen, Mbak?" tanya salah satu mekanik basa-basi setelah turun dari mobil. "Iya, Mas. Lama gak ini ngambilnya?" tanya Binar balik, kali ini dengan Arjuna yang sudah berdiri tegap di sampingnya. "Bentar doang kok, Mbak, santai aja!" Setelah itu keduanya keluar masuk ke dalam ruangan tempat mesin ATM berada dengan pintu terbuka agar Arjuna dan Binar masih bisa melihat kegiatan mereka dari depan pintu. Benar saja tak butuh waktu lama kartunya telah kembali, disodorkan dengan pelan oleh salah satu mekanik. Binar menerimanya dengan rasa lega, mengucapkan terimakasih pada petugas tersebut. "Emang sering kejadian kayak gini, Mbak. Soalnya mesin ini kayaknya pernah diakalin orang." "Iya, Mas ... Sekali lagi makasih ya, Mas!" "Sama-sama, Mbak!" "Ya udah kita pulang dulu, Mas, mari ...." Kali ini Arjuna yang berpamitan, meminta izin kepada dua orang tersebut yang tampak masih mengotak-atik mesin ATM. "Iya-iya, Mas!" Kemudian Arjuna menarik tangan Binar, membawanya menuju motor milik Nala. Mereka harus segera pulang karena Juna baru ingat ia sudah berjanji membawa Aruna menjenguk Ryu. "Nih helm-nya, ayo cepet gue mau jegukin Ryu bareng Una," kata Arjuna tergopoh memakai helm-nya sendiri. Sayangnya setelah Arjuna selesai memakai helm-nya, Binar masih berkecimpung mengaitkan tali helm yang sebelumnya lelaki itu sodorkan. Arjuna mengehela nafas sabar, mengambil alih kegiatan Binar sebelumnya tanpa aba-aba. "Mau ikut jenguk Ryu gak?" tawar Arjuna sembari memasangkan pengait helm yang Binar kenakan. "Lain kali aja deh, gue masih ada tugas." Bohong. Binar tak ada tanggungan tugas lagi setelah tadi pagi, ia hanya ingin menghindari Arjuna untuk beberapa saat. Pertanyaan lelaki itu tadi masih terngiang-ngiang di kepala Binar, tak mungkin ia menghabiskan waktu lebih lama lagi bersama Arjuna. "Yaudah ... Kalo gitu besok lo ada waktu gak?" tanya Arjuna selesai mengaitkan helm Binar. "Mau apa?" tanya Binar balik, memastikan. "Ayo nonton film di bioskop." ### Fakta jika Binar belum menjawab tawaran Arjuna memang sedikit menganggu lelaki itu, banyak sekalian pertanyaan yang bersemayam pada diri Juna. Namun persetujuan Binar untuk pergi bersamanya esok hari sedikit menghilangkan dugaan bahwa gadis itu akan menjauhinya setelah kejadian tadi siang. Arjuna juga tak tahu dari mana ia bisa mengutarakan tawaran spontan itu kepada Binar, terlebih lagi ia tak menyangka respon Binar akan seperti itu. Ya Arjuna pikir minimal ia akan mendapat pukulan di lengan atau dikira sekedar candaan oleh Binar. Semenjak kedekatan mereka terhitung tidak satu kali pun Binar menyinggung masalah status pada Arjuna. Hal itu membuat Juna mengira gadis favoritnya ini hanya menganggapnya tak lebih dari sekedar teman bagi Binar, atau biasa disebut friendzone. Perkiraannya itu juga yang membuatnya menolak untuk menawari Binar menjalin hubungan dengannya, meskipun berkali-kali teman satu kosnya memaksa Arjuna segera menjadikan Binar kekasihnya. "Juna!" seru Aruna membuyarkan lamunan Juna. "Hay!" balas Juna yang berada dalam mobil. Kaca mobilnya terbuka jadi bisa ia pastikan kembarannya bisa melihat responnya. Aruna berjalan sedikit berlari agar segera sampai di luar gerbang, tempat mobil Arjuna terparkir. "Gue nginep dah ya di apartemen, besok jemput abis lo pulang dari kampus," ujar Aruna bersamaan dengan tubuhnya memasuki mobil kembarannya. "Ada apa nih? Tumben-tumbenan," heran Arjuna. "Gak ada apa-apa, emang gue gak boleh ya nemenin ponakan gue??" seloroh Aruna sinis. Arjuna membalasnya dengan memutar matanya malas, tak akan ada habisnya jika berdebat dengan Aruna. "Na .... " Arjuna memanggil kembarannya setelah teringat sesuatu. "Hm ... Apa?" tanya Aruna dengan mata terfokus pada ponsel. "Si Binar ada deket sama cowok gak sih?" Aruna kali ini menoleh, menatap heran ke arah kembarannya yang baru saja mengutarakan pertanyaan konyol itu. "Bego! Mana bisa dia deket sama cowok kalo tiap hari lo kintilin?" balas Aruna dengan nada suara kesal. "Gue abis nembak dia ... Tapi gak dijawab anjir!!" gundah Arjuna sembari memukul kemudi mobilnya, meluapkan rasa kesal. "Lo nembak Binar??! Seriusan??" Atensi Aruna kini teralihkan sepenuhnya pada Arjuna, gadis itu kini malah memposisikan dirinya agar berhadapan langsung dengan sang kembaran. "Iyalah ... Ngapain juga gue bo'ong!" Arjuna mengembuskan nafas panjang. "Cuma ya itu, belum dijawab sampe sekarang." "Kapan???" "Tadi siang, pas gue nemenin dia nunggu kartu ATM ketelen di mesin." "Oh tadi ... Masih mikir-mikir mungkin si Binar, tunggu aja!" "Ngapain mikir lagi sih?! Kata lo juga dia gak ada deket sama siapa-siapa kan?" Aruna terdiam, seolah sedang memikirkan sesuatu. Bergantian menatap Arjuna dan jalanan di depan, gelagat ini membuat kembarannya keheranan. "Ada apa sih emangnya?!" tungkas Arjuna yang risih dengan kelakuan Aruna. Aruna sendiri tampak tengah menimbang-nimbang perihal sesuatu yang terus berputar memenuhi kepalanya, ada satu hal yang sebenarnya tidak seharusnya ia ungkapkan kepada Arjuna. Tidak terlalu beresiko juga karena ia yakin Arjuna tak akan mudah membuka mulutnya. Hanya saja Aruna masih ragu. "Gue kasih tau ... tapi lo harus janji ya?" tawar Aruna memastikan. "Apa?" "Janji dulu!" "Iya-iya janji!!" "Yasinta suka sama lo." "Hah?!" "Aneh kan? Dari sekian banyak cowok di kampus kenapa dia sukanya sama lo? Yang padahal semua orang juga tau lo suka sama Binar." Aruna diam sejenak, membenahi posisi duduknya. "Lo juga pasti tau Binar orangnya gimana kan?" "Terus gue harus gimana?" tanya Arjuna gundah sendiri. "First off all lo harus mastiin Binar mau sama lo, dia tuh gemini plin-plan banget orangnya." Arjuna menatap malas kembarannya, masih saja mempercayai tahayul seperti itu. "Terus lo harus sebisa mungkin nutupin dulu hubungan lo dari Yasinta. Gue gak mikir dia orang jahat ya, tapi kebanyakan tahun ini cewek-cewek rada gila buat dapetin cowok yang mereka mau. Bisa aja dia liat tutor di t****k kan?" "Lo kayaknya harus ngurangin scroll t****k dah, Na, otak lo udah tercemar ini!" kata Arjuna sambil menujuk kepala gadis itu. "Ck! Pokok intinya lo harus backstreet dulu kalo mau pacaran sama Binar. Gue udah ngasih lampu ijo, sekarang terserah elo mau kayak gimana jalanin hubungan sama si gemini Binar." Arjuna mengangguk. "Perasaan lo gak bertepuk sebelah tangan, cuma ya itu lo harus pinter-pinter buat nutupin dari Yasinta. Sebenarnya gue gak boleh ngasih tau lo kayak gini, karena gak supportif, tapi kasian gue liat lo galau mulu!" Arjuna tak membalas lagi, fokusnya teralihkan karena kendaraan yang mereka tumpangi sudah memasuki area apartemen. Inginnya sih Arjuna ikut naik sebentar untuk melihat Ryu sejenak, pasti bayi gembul itu masih terjaga karena belum terlalu malam. Arjuna tidak bisa ikut menginap sebab memang bukan jadwalnya menemani Ryu, lagi pun ada banyak tugas yang harus ia selesaikan malam ini untuk ia serahkan kepada dosen besok. Jadi ia memilih untuk melihat sebentar keadaan putranya itu. "Bawain tas gue ya, Jun!" pinta Aruna yang melangkah mendahului Juna meninggalkan parkiran. Sepanjang langkahnya menuju unit apartemen pikiran Arjuna terus berputar, bertanya-tanya soal Yasinta yang tanpa ia duga menaruh hati padanya. Padahal setahu Juna ia tak pernah satu kali pun berurusan dengan gadis itu, hanya sesekali melihatnya berjalan keluar kos atau tengah bersama Binar di kampus. Tidak ada hal logis yang mendasari atau menjadi pelopor perasaan suka itu berkembang di hati Yasinta, bahkan Arjuna hanya sekedar tahu namanya karena kerap kali Una dan Binar berbicara menyingung gadis itu. Aneh. Namun apa bedanya dengan Juna yang bisa suka Binar tanpa perlu mendapat afeksi lebih dari Binar? Kamu juga aneh, Jun! ####

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD