Serangan tanpa ampun

1191 Words

POV Darren Aku pulang setelah beberapa jam menghabiskan waktu galauku di rumah Dimas. Ku lihat, ia membuka tirai. Aku pura pura tidak melihatnya dan melangkah santai ke dalam rumah. Aku tahu ia menungguku pulang. Sudah bisa dipastikan ia minta surat izin itu. Aku mengulur waktu, ingin melihat seberapa marah ia padaku. " Kenapa belum tidur ? " tegurku ketika melihatnya sedang duduk di sofa. " Aku menunggu surat itu mas, besok harus ku bawa. Hans akan membantuku untuk mempercepat proses beasiswaku " omelnya, ku lirik dia sebentar lalu berlalu begitu saja menaiki anak tangga. Ia mengikutiku. " Mas..." tegurnya. Aku menoleh sebentar lalu kembali lagi melangkah. Ia menarik lenganku. Aku mengulum senyum. " Kita bicara di kamar " ucapku sambil menarik tangannya. Kurasa ia menyesal telah m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD