Bujuklah untuk rujuk

1027 Words
Darren tergesa memasuki ruangan rawat Kevin, ia menarik nafas lega karna kondisi anaknya tidak seperti ia khawatirkan. Ia menemui mamanya yang terlihat murung di depan jendela. " Ma..." panggil Darren, seketika wanita paruh baya itu menoleh dan berhamburan memeluk putranya. " Tadi mama menelpon bu Dinar, katanya Intan tidak mau menemui kamu lagi. Setelah kontraknya habis, ia akan melanjutkan sutdinya ke luar negri. Ia sudah mengurus bea siswanya nak. Kasihan Kevin. Dia begitu merindukan ibunya " Intan terpaku di tempatnya berdiri, mantan mertua yang dulu begitu membelanya walau pada akhirnya juga terhasut olehAnne tak melihat kehadirannya. Intan menatap nanar ibu dan anak yang saling berpelukan itu. " Ma...." Intan mulai berani buka suara. Ia melangkah pelan mendekati mantan suami dan mantan mertuanya. Nyonya Gladis reflek menoleh, suara itu sangat akrab di telinganya. " Intan " lirihnya. Wanita dengan rambut yang sudah memutih itu memandang anaknya. Darren mengangguk lalu berjalan ke arah brankar Kevin. Ia mencium kening anaknya dan membisikkan sesuatu. " Aku keluar dulu " ucap Darren saat melintasi dua orang wanita yang ia cintai. Ya..dua orang, satu ibunya dan satu lagi mantan istrinya. Wanita yang dulu begitu mengharapkan cintanya, mengharapkan tatapan kasihnya, dengan berurai air mata bibir itu bercerita betapa besar cinta dalam hatinya. Apakah sekarang cinta itu masih bersisa setelah perbuatan keji yang diterima oleh orang yang sangat ia cinta. Darren mengusap wajahnya, sungguh ini adalah hukuman yang paling menyakitkan yang ia terima. Tatapan yang dulu menghamba sekarang begitu dingin. Semua itu karena perbuatannya. " Nak Darren " panggil sebuah suara. Darren menoleh, ia tergugu menatap wanita paruh baya yang menghampirinya, rasanya ia tak punya muka menghadapi seorang ibu yang telah ia sakiti anak perempuannya. Mukanya sebagai laki-laki yang baik seakan tertampar saat ia melihat wanita itu terus menangis di rumah sakit, sementara ia datang bukan untuk menjenguk melainkan menyampaikan kalau ia akan menceraikan Intan. Sungguh perbuatannya tidak bisa dimaafkan. " Bu...." Darren meraih tangan mantan mertuanya dan mencium punggung tangan yang sudah keriput itu dengan takzim. Dinar, ibu Intan mengusap kepala mantan menantunya. " Maafkan saya bu " ucap Darren lemah. Dinar merasakan matanya basah. Ia tahu mantan menantunya itu sedang menangis sambil mencium tangannya. " Yang tabah ya, kita sama sama berdoa semoga Kevin baik baik saja " " Darren, dokter Wahyu ingin bicara " ujar nyonya Gladis, ia terkejut saat melihat mantan besannya bersama Darren. " Ya ma " Darren beranjak, ia pamit pada mertuanya dengan mengangguk hormat. Darren mengetuk ruangan dokter Wahyu. Dokter sekaligus pamannya. Laki laki setengah abad itu menyenyuminya dan mempersilahkan keponakannya duduk. " Intan sudah datang ? " Darren menjawab dengan anggukan. Ia tertunduk dalam, sudah berkali kali pamannya memintanya untuk segera mencari Intan demi kesehatan Kevin. Meminta mantan istri yang sudah ia ceraikan dengan cara yang menyakitkan untuk menemani Kevin yang sedang sakit. Dulu, ia tak percaya kalau Kevin bisa sembuh dengan kehadiran Intan. Intan bukan siapa siapa bagi Kevin, ia hanyalah seorang pengasuh, mereka sama sekali tak punya ikatan darah. Tapi Darren lupa kalau mereka punya ikatan batin yang sangat kuat. " Saya percaya, Intan tak membiarkan anaknya menderita, ia akan tinggal di sisi Kevin tapi belum tentu mau tinggal di sisimu " Darren menutup matanya, meredakan rasa sakit yang tiba tiba menyerang hatinya. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh rasa bersalah yang amat sangat. " Mintalah dia untuk rujuk " ucap dokter Wahyu yang membuat Darren mengangkat kepalanya. Ia menatap mata pamanya seakan apa yang diminta dokter Wahyu adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan meski ia ingin itu terjadi. " Apa dia mau Om ? dulu aku sudah sangat menyakitinya " " Kenapa tidak kamu coba ? ini demi kesembuhan Kevin " Darren menghela nafas, ia bisa melobi rekan rekan bisnisnya yang terkenal ekstrim. Ia bisa mendebat siapa saja yang menentang keputusannya. Kali ini ia harus mengaku sebagai jendral yang kalah perang di mata Intan. Ia bersedia menyerahkan jiwa dan raga untuk dieksekusi menuju kematian asalkan dia dimaafkan. " Bujuklah untuk kesembuhanmu juga " " Aku tidak sakit om..." bantah Darren tapi ia mengerti apa yang dokter wahyu maksud. Ia mengakui kalau jiwanya sedang sakit, jiwanya sedang merindukan perempuan yang selalu menyediakan kebutuhannya, perempuan yang berusaha menjadi istri yang baik di matanya tapi berakhir sia sia, berakhir untuk disakiti. " Kami tidak punya obat Malarindu Darren " dokter Wahyu memukul kening keponakannya dengan gulungan kertas. Darren menyembunyikan senyumnya. Jujur, ia memang merindukan perempuan itu. Merindukan wajahnya yang selalu mengungkai senyum saat ia bangun, meski ia membalasnya dengan wajah datar. " Aku harus kembali ke kantor om " pamit Darren setelah membaca pesan dari sektretarisnya, hari ini ia harus memimpin rapat yang beberapa hari yang lalu sempat ia tunda. Ia harus memperingatkan seluruh pimpinan divisi untuk tak berkomentar apa apa atas tindakan Intan. Ia mengirim pesan bernada ancaman pada mereka. ibu Kevin marah besar pada saya karena saya tidak menjaga anak kami dengan baik. Jangan membuat berita apapun, jika ada isu yang buruk keluarga saya, kalian saya pecat ! Darren sampai di kantor dan menemui Dimas yang sedang menunggunya di ruangan kerja tim dokumentasi itu. " Intan mengundurkan diri pak, katanya ia akan menjaga anaknya " Darren menatap Dimas tak percaya. " Tapi kami sudah siapkan gantinya " " Bukan itu Dimas, apa Intan tidak bersedia menemani Kevin, apa dia mau memaafkan saya " buru Darren tak percaya dengan ucapan Dimas, ia seakan mendengar keajaiban. " Dia mau menjaga anaknya, soal memaafkan bapak saya tidak tahu " jawab Dimas dengan wajah kesal. Saat mendengar kisah Intan di masa lalu, hati siapa yang tidak hancur saat melihat kondisi Intan yang memprihatinkan setelah kehilangan bayinya dan diceraikan suami. Sepupunya itu begitu hancur. " Ya...terima kasih Dim, nanti kalau kalian butuh apa apa, bilang saja. Hari ini saya akan mentransfer bonus untuk kalian " ucap Darren sumringah. Ia melihat CCTV diruang rawat Kevin yang terhubung dengan ponselnya. Ia masih melihat Intan duduk di samping Kevin yang sedang terbaring. Darren membaca pesan yang dikirimkan Intan. Aku sudah berhenti bekerja. Aku ingin dibayar dua kali lipat dari gajiku pak Darren. Bukan...tiga...empat...sepuluh kali lipat. Darren membalasnya tanpa pikir panjang semua saham saya untuk kamu asal kita kembali bersama Tak lama balasanpun datang saya menikah bukan untuk uang. sekarang saya hanya butuh uang bapak.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD