The Feeling II

1010 Words
Aleah pov Bangun pagi dan tidak menemukan Cleon setelah merasa lebih baik karena pria itu tidak pergi dari sisiku sama sekali, membuatku merasa sedih. Aku tidak mau kekanak-kanakan dan menjadi kuat, tetapi aku malah semakin menjadi beban yang membuat Cleon terus merasa khawatir dan meninggalkan pekerjaannya. Aku terus saja menangis memikirkan hal itu setelah mandi dan sarapan. Aku tidak tahu mengapa aku jadi begini. Rasanya aneh dan janggal. Aku terus menerus merasa sedih dan menangis, padahal aku bukanlah tipe orang yang seperti itu. Aku akan bersedih dan menangis sebentar lalu segera melupakannya, bersikap biasa dan melakukan hal-hal yang membuat perasaanku lebih baik. Sekarang malah tidak mau melakukan apapun karena perasaan sedang dalam suasana yang benar-benar buruk. Menangis dan meratapi hal-hal menyedihkan, padahal Cleon sudah berulangkali bilang dia tidak mempermasalahkan apapun yang ada padaku. Perasaan seperti ini sangat menyebalkan, tapi juga begitu sulit untuk ditepis karena semua pikiran buruk yang memojokkanku itu benar. Tidak mau dilihat semakin buruk, aku menyuruh mereka untuk meninggalkan aku sendirian dikamar. Perasaan yang buruk begini lebih cocok untuk diratapi sendiri dibandingkan ada orang lain yang hanya memperhatikan tanpa bisa memberi solusi. Kegelapan dan kesendirian adalah temanku meskipun aku sudah menikah dan punya teman hidup yang mencintaiku. Semua ini seolah mengatakan ini adalah takdirmu yang tak akan bisa diubah Aleah. Tak tahu sudah berapa lama aku terus termenung begini, pintu kamar tiba-tiba terbuka dan muncul Cleon disana dengan wajah paniknya. "Sayang..." Pria itu berjalan cepat, membawaku dalam pelukan hangatnya. "Jangan bersedih terus. Aku tidak bisa melihatnya, hatiku terasa sakit." Kecupan demi kecupan menyerang kepala dan keningku. Sekarang setelah memeluk Cleon barulah perasaanku terasa lebih baik. Cleon melepaskan pelukannya dan membuat kami saling berpandangan, "bagaimana jika kita pergi liburan? Sepertinya itu akan bisa mengurangi kesedihanmu." "Maksudmu kita Honeymoon?" "Ya bisa dibilang begitu, jadi bagaimana? Kau mau kan?" Aku sangat ingin pergi berlibur, selama ini aku tidak pernah berlibur dalam artian sebenarnya karena kondisiku yang tidak bisa terkena sinar matahari ini. Aku bisa nonton konser dinegara yang dekat, dengan banyak resiko yang tentunya tidak terkena matahari. Tapi hal seperti itu cukup sulit, apalagi honeymoon berbeda dengan nonton konser yang hanya beberapa jam. Liburan seperti itu harusnya menjadi hal yang menyenangkan tetapi untukku yang kondisinya begini, tidak mungkin kan kami pergi liburan tapi hanya bisa keluar dimalam hari? Cleon pasti ingin liburan yang sesungguhnya, seperti pasangan-pasangan lain. "Apa yang kau pikirkan sayang? Apa kau tidak mau?" "Bukan begitu, aku ingin. Sangat ingin pergi berlibur. Tetapi bagaimana bisa dengan kondisiku yang begini?" "Aku sudah memikirkannya. Kita akan pergi berlibur ke Alaska. Meskipun dingin tetapi disana jarang terkena sinar matahari. Kita bisa berjalan-jalan kapanpun." Aku terperangah mendengar ucapan Cleon, pria ini bahkan mencari tempat liburan yang cocok untukku tanpa bersikap egois. "Jadi jangan pikirkan apapun. Aku akan menyelesaikan semuanya, dan kamu hanya perlu menikmati liburan ini." Aku tersenyum lalu mengangguk, kembali memeluknya. "Terimakasih Cleon." "Sama-sama sayang. Ciumnya mana?" Dia menunjuk bibirnya dengan jari telunjuk, meminta untuk kucium sebagai imbalan terimakasih. Aku tertawa kecil, merasa malu dan gemas secara bersamaan. "Terimakasih sayang." Ku kecup bibirnya singkat, tapi sayangnya ketika aku ingin menjauh Cleon menangkap wajahku dan melanjutkan ciumannya. Astaga. "Ayo sekarang kita makan siang. Kamu tidak boleh terlambat makan sedikitpun, Mommy saja tadi menanyai kabarmu." "Benarkah? Lalu apa kamu jawab apa?" "Aku bilang kamu baik-baik saja disini. Lain kali aku kan ajak kamu makan malam di istana ya." Aku tersenyum kecil mengingat perihal istana, Cleon terus saja lupa mengatakan tentang ini. "Ah iya, aku lupa memberitahu kamu tentang ini. Sebenarnya aku bukan cuma pemimpin di pack, tetapi aku juga pangeran mahkota dari kerajaan Werewolf. Jadi tentu Mommy dan Daddy adalah Raja dan Ratu." Aku menganggukkan kepala pelan, "aku sudah tahu. Makanya kemarin aku menangis." Cleon terlihat mengerutkan keningnya, "kenapa begitu? Apa itu terdengar buruk?" Wajahnya terlihat khawatir juga kecewa. "Awalnya aku kira kamu hanya manusia biasa yang tampan dan sukses. Aku tidak percaya diri bersanding denganmu yang sempurna. Lalu aku cukup terkejut ternyata kamu bukan manusia biasa, aku merasa kita sangat berbeda. Dan sekarang aku tahu kamu bukan cuma seorang werewolf tapi pangeran mahkota kerajaan werewolf. Jujur saja aku sangat tertekan." Aku mencoba untuk mengulas senyum, tapi tatapan sendu Cleon malah membuat bendungan air mataku bocor. "Sayang maafkan aku karena tidak berpikir sejauh itu. Kamu pasti sangat terkejut dengan semua ini. Aku berjanji akan membahagiakan kamu. Aku tidak suka melihatmu bersedih, karena kamu adalah hal paling berharga yang aku punya." Usapan lembut dirambutku terasa seperti langsung menyentuh perasaan. "Untuk itu, ayo kita bersenang-senang sedikit dengan pergi berlibur. Aku harap kamu bisa menikmati liburan kita kali ini." Aku mengangguk menyetujui ajakan Cleon. Aku berharap setelah liburan perasaanku menjadi lebih baik. "Baiklah. Ayo sekarang kita makan siang, aku sudah lapar." Ketukan pintu dan suara Karina dari luar menginterupsi obrolan kami. "Masuklah." Karina beserta tiga orang maid membawa makan siang untukku dan Cleon, "kenapa dibawa kesini? Padahal aku mau makan dibawah." Ujarku. "Aku yang menyuruh mereka membawakannya kemari. Untuk makan siang dibawah kamu masih punya banyak waktu sayang, sekarang ayo kita makan." Cleon membuka tutup saji makanan, semuanya makanan yang bisa aku makan seperti biasa. Rasanya jika ada Cleon disisiku semuanya menjadi baik-baik saja dan rumah ini menjadi cukup nyaman. Dengan penuh perhatian Cleon menyuapi aku makan meskipun aku sudah menolak dan ingin makan sendiri. Pria itu tidak mau kalah dan tetap mau memanjakan aku padahal pria itu tidak perlu melakukannya. Semua hal yang telah Cleon lakukan sangatlah manis dan berarti untukku. Walaupun aku selalu bilang aku tidak pantas untuknya, tetapi aku tidak yakin bisa rela melihat Cleon bersama dengan wanita lain. Aku tahu aku sangat egois. Tapi tidak apakan jika egois dengan suami sendiri? "Kita akan berangkat lusa. Mungkin besok malam kita bisa ikut makan malam bersama di istana sebagai perkenalan resmi untukmu." "Iya, aku setuju. Apapun yang kamu katakan aku akan mengikutinya." Tak tahu bagaimana kedepannya hidup akan berlanjut tetapi aku yakin bahwa perasanku pada Cleon dan kepercayaanku yang sudah amat dalam padanya ini adalah hal yang tepat. Hal yang paling tepat yang pernah kulakukan didalam hidupku. Vote and Comment guys!!! TheHalfsoul❤
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD