KESEPAKATAN HESSA & KAKEK BIAN

1056 Words
Tapi sekarang harapan Hessa dan Ririe ambyar ketika tanpa diduga pembantu yang datang beres-beres teriak kalau Ririe pingsan di dapur saat ingin minum. Hessa langsung membawa Ririe ke rumah sakit dan mengetahui dari dokter kalau Ririe pingsan sebab dia sedang hamil dan butuh asupan gizi banyak. Ririe mengalami anemia itu sebabnya dokter minta dia dirawat. “Sepertinya saat ini aku harus mengabari Kakek Bian, aku juga takut bila mengabari ayah dan ibu di Indonesia nama mereka akan cemar. Padahal mereka akan ikut kontestasi Pemilu berikut sebagai gubernur petahana,” Hessa keluar ruang periksa. Saat itu Ririe masih belum sadar. “Ada apa?” tanya Kakek Bian saat melihat nomor Hessa yang menghubunginya. “Saya ingin bercerita banyak Kek tapi rasanya sulit. Lebih baik Kakek kasih tahu alamat Kakek di Indonesia. Saya akan datang ke Indonesia walau hanya pulang pergi. Asalkan Kakek memberi waktu saya yang pasti sehingga tiba di Indonesia saya tidak membuang waktu dan benar-benar bisa aku bertemu dengan Kakek,” kata Hessa. “Ini Kakek sedang di bandara SOETA menuju Australia. Kakek ingin menemui Anesh yang sedang sakit.” “Saya tunggu kapan Kakek bisa bertemu saya di Brisbane,” kata Hessa yang memang tinggal di Brisbane. ≈≈≈≈≈ “Tepat seperti dugaan Kakek kan? Kakek bilang kalau ada apa-apa kamu harus hubungi Kakek,” kata Bian saat Hessa selesai cerita. Dua hari dari telepon Bian saat di bandara. Mereka bertemu di rumah sakit tempat Ririe dirawat. “Kalau Kakek tidak mau mengakui tidak apa-apa, tapi Kakek tahu adik saya tidak pernah bergaul yang salah.” “Sejak kejadian itu Kakek selalu pantau adikmu. Dia tidak pernah bertemu siapa pun dan Kakek sudah pantau track recordnya dia sebelum malam itu. Kakek sudah tahu dia tidak pernah berbuat buruk. Jadi Kakek yakin itu memang cicit Kakek,” jawab Bian tenang. Dia tak akan mau cucunya dapat pasangan yang salah karena itu siapa pun dalam link hidup Anesh akan kena screening darinya. “Kakek sudah tahu ayahmu akan menjadi petahana kan? Jadi tidak mungkin kasus ini tersebar di Indonesia. Kakek minta kita mengadakan kesepakatan!” “Maksud Kakek bagaimana?” kata Hessa. Dia tidak mau kalau harus menggugurkan kandungan. Biar bayi itu tidak diinginkan sekali pun dia tidak ingin bayinya Ririe digugurkan. Mereka punya iman. Menggugurkan bayi adalah membunuh. “Tidak ada yang akan dirugikan. Kakek tidak ingin bayi itu digugurkan. Kamu tidak usah berpikir buruk. Kakek ini punya moral, kalau tidak punya moral sejak awal Kakek akan langsung cekoki Ririe dengan obat agar tidak hamil saat tahu laporan dari ajudan Kakek yang menjaga Anesh!” “Ingat Kakek tahu ada pil anti hamil yang bisa diminum bila belum 3X24 jam. Tapi saat itu Kakek tidak berikan kan?” “Intinya seperti ini,” kata Kakek Bian. Dia menjabarkan semuanya secara rinci pada Hessa. “Oke deal,” jawab Hessa. Dia agak sedikit tenang begitu Kakek Bian tidak akan menggugurkan kandungan adiknya. Sekarang Kakek Bian ada di ruang rawat, setelah menengok sekilas kondisi Ririe yang sedang tertidur mereka bicara di depan ruang rawat. “Oke Kakek akan pamit. Kakek tahu sekarang mengapa Anesh sakit mual dan muntah setiap pagi, rupanya ada hubungan dengan adikmu.” “Saya tidak mengerti apa maksud Kakek?” “Coba kamu googling apa yang disebut sindrom couvade. Itu yang dialami Anesh sekarang. Tiap pagi sampai siang dia mengalami morning sickness akibat Ririe hamil.” “Saat ini Anesh juga sedang di rawat di rumah sakit ini, hanya beda pavilion,” jelas kakek Bian. ≈≈≈≈≈ “Jadi benar dugaan kita Kak?” tanya Ririe saat dia sadar sedang berada di rumah sakit dan Hessa memberitahu diagnosa dokter. “Iya dugaan kita benar. Jadi bulan depan kita pulang ke Indonesia untuk liburan semester. Habis itu kita kembali ke sini sembunyi sampai bayi kamu lahir. Nanti kalau sudah lahir gampang, kita bilang saja kita adopsi yang penting dia selamat dulu,” ucap Hessa tenang. “Kalau kamu melahirkan atau hamil di Indonesia tentu akan tersiar berita skandal ini. Kasihan karier ayah hancur. Tapi kalau di Australia tidak ada yang kenal siapa kita, paling pun kenal beberapa tapi kan tidak tahu apa jabatan ayah kita. Jadi jabatan ayah aman dan kalau mahasiswa hamil di Australia itu wajar, tidak aneh walau usia kamu masih terlalu kecil tapi setidaknya kamu sudah bisa berpikir dewasa,” kata Hessa saat adiknya sadar. “Aku jadi akan jadi ibu yang terbaik buat dia, walau kehadirannya bukan kemauanku. Tapi aku menerima dengan semangat. Aku akan merawatnya, mencintainya, sejak sekarang aku akan menjaga dia. Menjaga asupan kebutuhannya. Aku tidak mau dia hidup dengan sia-sia. Dia harus mendapat yang terbaik sejak dalam kandunganku,” kata Ririe. Gadis berusia 17 tahun itu emang jadi lebih dewasa dari aslinya. Dia sedang kuliah S1 duduk di semester lima dan kakaknya baru lulus S1. Dua tahun lagi keduanya lulus bersamaan, Ririe lulus S1 dan Hessa lulus S2. ≈≈≈≈≈ “Halo Rie, bagaimana kondisimu hari ini?” tanya seorang teman pada Ririe. “I'm happy like usual,” kata Ririe santai. “Kamu kepengen sesuatu entah makanan entah benda entah apa?” tanya temannya yang lain. “Nggak sih, aku nggak ada yang aku inginkan, aku nggak kayak orang-orang ngidam gitu. Santai saja tapi aku sangat berterima kasih pada perhatian kalian. Kalian sangat baik buat aku dan babyku,” kata Ririe dengan penuh senyum. Mereka baru saja selesai dari kelas dansaat ini jam makan siang. Teman-teman Ririe tahu Ririe jebak oleh seseorang sehingga membuat dia hamil tanpa tahu siapa ayah dari si bayi dan mereka tak ada satu pun yang melecehkan Ririe. Teman-teman Ririe tahu Ririe adalah sosok sopan dan taat beragama tapi tak fanatic, juga tak pernah melanggar aturan apa pun. Ririe juga mahasiswa teladan, baru 17 tahun saja dia sudah duduk di semester lima. Begitu pun kakaknya jadi mereka tahu Ririe memang bukan anak nakal sehingga hamil akan perbuatan bebas. Dia hamila karena di jebak, juga bukan diperko-sa. Ririe juga sangat baik prestasinya di bidang seni mau pun pelajaran. Nilainya selalu mendapat nilai terbaik. Ririe suka seni lukis juga musik itu sebabnya dia mengambil desain grafis dia ingin menjadi desainer dan niatnya dia akan mengambil S2 di Paris. Tapi entahlah karena sudah ada bayi seperti ini mungkin keputusannya untuk mengambil S2 akan dia pending dulu sampai bayinya nanti bisa dia tinggal atau kalau pun dia bawa ke Paris setidaknya tidak mengganggu kuliahnya. Itu niat Ririe nanti.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD