‘Aahh, Mas Aka …’ Aiyaz semakin bersorak menang saat pikiran Caca mulai menggelap. Entah apa yang ada di otaknya saat ini. Dia sadar kalau tidak seharusnya berbuat lebih terhadap Caca. Tapi wanita ini selalu menggoda hari-harinya hingga membuatnya tidak tahan. Caca sangat menikmatinya. Aroma wangi tubuh Aiyaz membuatnya lupa diri. Tidak ada hal lain yang ia pikirkan selain mencari kesenangan atas bibir Aiyaz yang berulang kali menarik bibirnya, dan dia sangat menyukai itu. “Hhmphhtt …” Tubuh Caca sudah terkunci pada sandaran ranjang. Kepalanya terdongak ke atas saat Aiyaz hendak menarik bibirnya dan membuatnya sulit untuk menjangkau bibir seksi itu. Aiyaz mengerang. Caca benar-benar membuatnya dilema. Bagaimana mungkin ia me