Setelah sampai di dalam kamar, pria tampan itu pun menurunkan Sinta dari dalam gendongannya dan Sinta berdiri tepat didepan pintu yang baru saja dikunci oleh pria tampan itu.
"Errr … ini … ini kamar kamu?" Tanya Sinta yang semakin gugup dan tanpa dia sadari, dia menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dadanya.
Melihat itu, pria tampan itu pun tertawa dan dia merasa sangat gemas melihat sikap Sinta yang menurutnya benar-benar sangat polos.
Sehingga, pria tampan itu pun segera berjalan meninggalkan Sinta untuk mengambilkannya segelas air putih, karena dia tahu kalau Sinta pasti sudah sangat kelelahan.
"Ini, minum dulu! Kamu terlihat sangat pucat sekali!" Ucap pria tampan itu sambil menyodorkan gelas yang berisi air putih itu.
Melihat itu, Sinta segera mengambil gelas itu, lalu menghabiskan satu gelas air putih dalam satu tegukan.
"Ahhh … terima kasih ya!" Ucap Sinta sambil memberikan gelas kosong itu kepada pria tampan itu.
Pria tampan itu mengambilnya dan menaruh gelas kosong itu ke atas meja.
"Kamu lucu sekali, bahkan minum pun tidak mencerminkan seorang w*************a. Kamu ini, benar-benar sangat menggemaskan sekali, baby!" Ucap pria tampan itu yang tiba-tiba saja, memanggil Sinta dengan sebutan baby.
Sinta pun kembali menundukkan kepalanya, karena wajahnya memerah karena malu.
"Ba … baby? Kenapa kamu memanggil aku … seperti itu?" Tanya Sinta dengan polosnya, karena dia pikir baby itu adalah bayi dan dia Dimata pria tampan itu seperti bayi.
Padahal, bukan itu maksudnya.
"Ahemm … kamu sekarang jadi milikku. Jadi aku bebas memanggil kamu sesuka hatiku, jadi …." Pria tampan itu menghentikan ucapannya dan langsung menarik tangan Sinta secara tiba-tiba.
Sinta yang belum siap bahkan merasa sangat terkejut pun langsung kehilangan keseimbangan dan tubuhnya pun langsung jatuh kedalam pelukan pria tampan itu dan wajahnya menabrak d**a bidangnya untuk yang kedua kalinya.
"Awww … sakitnya!" Ucap Sinta sambil mengusap lembut dahinya dan dia kembali mengangkat wajahnya untuk melihat wajah pria tampan yang kini sudah memeluk dirinya kembali.
Sinta melihat wajah pria tampan itu dari jarak yang sama dekatnya seperti sebelumnya, namun ditambah pencahayaan lampu yang redup di dalam kamar itu, membuat Sinta semakin terpesona dengan wajah pria tampan yang ada didepannya karena wajahnya jauh lebih terlihat tampan dari sebelumnya.
Tiba-tiba, muncul sebuah pikiran yang melintas dari dalam pikirannya Sinta, jika pria tampan yang sedang memeluknya saat ini, terlihat jauh lebih tampan dari Jeffery. Dahulu Sinta menganggap jika Jeffery adalah pria yang paling tampan di kota ini, tapi ternyata ada pria yang jauh lebih tampan darinya dia terlihat sangat sempurna dan tidak ada celah dari wajahnya.
Sinta menatap wajah pria tampan itu dengan tatapan penuh kekaguman seperti melihat lukisan indah yang Tuhan buat begitu sempurna.
Sementara itu.
pria tampan itu juga sama dengan dirinya. Dia melihat wajah Sinta yang sangat cantik dan mencium bau harum kembali dari tubuhnya, bau yang membangkitkan hasrat terpendam didalam tubuhnya. Dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk bersenang-senang dengan wanita. Baginya wanita makhluk yang sangat merepotkan dan hanya bisa mengganggu dirinya.
Tapi hari ini, wanita yang sekarang berada tepat dihadapannya terlihat sangat menarik dan keinginannya untuk memilikinya semakin besar. Tubuh pria tampan ini semakin terasa panas, apalagi tubuh bagian bawahnya sepertinya bangun karena bersentuhan dengan Sinta.
Pria tampan itu Semakin mengeratkan pelukannya dan dia seperti tidak mau melepaskan Sinta sedikit pun.
"Baby, siapa nama kamu?" Tanya pria tampan itu kepada Sinta.
Dia sengaja bicara didekat telinganya Sinta, agar Sinta bisa membaca keinginan dirinya yang sudah mulai tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.
Mendengar itu, Sinta merasakan menggigil di seluruh tubuhnya, apalagi suara pria tampan itu terdengar sangat seksi dan membuat desiran di dalam hatinya semakin tidak bisa dia kendalikan. Desiran yang mendorong dirinya untuk, memiliki pria tampan itu.
Namun, Sinta langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali, agar dirinya tidak terpengaruh dengan pikiran semacam itu.
Lalu, Sinta pun menjawab pertanyaan pria tampan itu dengan suara yang gagap.
"Na … nama … nama … a ... a ... aku Sinta," jawab Sinta sambil menundukan wajahnya karena dia sudah tidak bisa menahan rasa gugup yang bercampur dengan perasaan aneh yang terus berdesir didalam hatinya itu.
Mendengar itu, pria tampan itu tersenyum aneh dan tangannya pun mulai bergerak untuk menyentuh beberapa bagian tubuh Sinta yang sensitif.
"Hhmm … apa yang mau kamu lakukan?" Tanya Sinta yang merasakan geli diseluruh tubuhnya dan tanpa dia sadari, tubuhnya telah menggeliat dan menciptakan sebuah gesekan diantara kedua kulitnya dengan pria tampan itu. Walaupun masih terbungkus oleh pakaian, gesekan itu menciptakan perasaan yang berbeda untuk pria itu.
"Baby, kamu sedang menggoda ku?" Ucap pria tampan itu dengan suara berat dan tangannya semakin bergerak ke bawah hingga, menyentuh bagian paha Sinta yang terasa lembut dan juga mulus itu.
Sementara itu.
Saat pahanya disentuh, Sinta terasa ada serangan listrik kecil yang menyengat tubuhnya membuat dirinya terasa merinding diseluruh tubuhnya.
Tapi, Sinta berusaha untuk menahannya, agar dia tidak berteriak sehingga Sinta hanya bisa menggigit bibirnya dengan kuat.
"Ya Tuhan, kenapa rasanya seperti ini? Aku … aku bisa gila jika terus seperti ini!" Gumam Sinta di dalam hatinya, dia terus menggigit bibirnya dengan kuat, agar dirinya tidak lepas kendali.
Namun, tangan nakal itu semakin bergerak ke dalam rok yang dia pakai karena saat ini, Sinta memakai dress yang panjangnya hanya sampai selutut dan pria tampan itu terus bergerak hingga pangkal pahanya.
Merasakan geli dan juga perasaan aneh yang terus membuat tubuhnya merasakan hawa panas yang tidak bisa dia jelaskan.
Sinta pun menggeliat kembali dan dia berusaha mati-matian untuk tidak mengeluarkan suara yang akan memancing pria tampan itu semakin liar.
Melihat itu semua.
pria tampan itu tersenyum nakal dan senyuman itu sudah seperti pria meesum yang siap menerkam Sinta saat itu juga.
Segera, Dia mencubit dagu Sinta dan memaksanya untuk melihat kearah wajahnya.
pria tampan itu tersenyum seperti iblis saat melihat wajah Sinta yang memerah karena dia sedang menahan semuanya "Baby, nama kamu sangat indah. Seindah wajah cantik kamu ini. Apalagi saat ini, kamu benar-benar terlihat sangat menarik dan itu membuat … aku … ingin menerkam kamu saat ini juga," ucap pria tampan itu dan tanpa banyak bicara lagi, pria tampan itu langsung menyambar bibir merah Sinta dan dia mulai mencium bibir Sinta dengan rakusnya. Sinta merasa terkejut, dia belum pernah melakukannya, dia hanya bisa diam dan tak merespon ciuman itu.
pria tampan itu melepaskan bibir Sinta dan berkata, "Shitt! bibir kamu sangat manis baby."
Setelah itu, pria tampan itu kembali menciium Sinta lebih agresif, dia melumat habis bibir Sinta dan memaksanya untuk membuka mulutnya, Sinta tidak bisa melawan ciiuman kasar yang dilakukan pria tampan itu. Sinta bersikap pasrah dan mengikuti apa yang pria tampan itu lakukan.
Sinta ingin sekali menangis tapi dia harus bertahan, demi neneknya dia harus bisa melewati malam ini dengan sebaik-baiknya.
Sinta mengikuti cara pria tampan itu dalam menciiumnya, dia membalasnya membuat pria tampan itu semakin bersemangat untuk melanjutkannya.
Ciuman panas itu berpindah ke pipi, telinga, leher dan tulang selangka. dia menciium Sinta dengan penuh hasrat sehingga dia banyak meninggalkan banyak bekas tanda cinta disana.
Lalu, tangan pria tampan itu pun mulai bergerak dan dengan cepatnya, dia melepaskan pakaian Sinta satu persatu hingga tidak ada satu helai pakaian pun yang menempel pada tubuhnya.
Sementara itu, Sinta yqnga merasakan ciiuman panas yang terus menghujani tubuhnya tiada henti. Membuat Sinta tidak bisa menahannya lagi, dia merasakan dirinya terbang ke langit dan seperti berada di dunia cinta yang indah bersama pria tampan yang belum dia tahu namanya itu.
Hingga, kesadaran Sinta pun mulai menghilang, lalu dia mulai mengerang bersamaan dengan suara desahan- desahan kecil mulai keluar dari bibirnya.
Mendengar suara Sinta yang begitu seksi membuat api hasrat si pria tampan itu pun semakin berkobar hingga membakar akal sehat pria tampan ini.
Pakaian Sinta sudah menghilang dan yang terlihat hanya tubuh polos tanpa busana, kulit putih bersih dan bersinar membuat pria tampan ini semakin bersemangat untuk memakan Sinta secepatnya.
Setelah dia puas membuat Sinta tidak berdaya dibawah pesonanya.
Pria tampan ini pun segera menggendong tubuhnya Sinta dan meletakkannya diatas tempat tidur. Pria tampan itu langsung membuka handuk kimono yang sedang dia pakai ditubuhnya dan setelah itu, dia melemparkannya secara sembarang.
Sejenak, pria tampan itu kembali menatap wajah cantik Sinta yang sudah memerah karena dia sudah kehilangan kendali dirinya.
Pria tampan pun tersenyum kembali dan tanpa bicara apapun lagi, dia segera naik diatas tubuh Sinta dan kembali menghujani Sinta dengan banyak ciiuman panas yang lebih agresif dari sebelumnya dan jejak cinta yang dia tinggalkan jauh lebih banyak dari sebelumnya.
Setelah itu.
Tangannya mulai menyentuh kedua gundukkan kenyal yang menurutnya sangat lucu dan juga sangat menggemaskan itu, lalu dia pun mulai memainkannya, menghisapnya dan meninggalkan banyak tanda cinta disana.
Sinta semakin kehilangan kendali, dia mendesah dengan suara yang lebih keras.
"ahh ... ahhh ... jangan ... ahhh ...." Suara Sinta yang terdengar sangat indah membuat pria tampan itu semakin menginginkan dirinya dan dia swgeda berhenti bermain-main dengan tubuh Sinta.
"Baby, kamu benar-benar sudah tidak sabar lagi ya! Baiklah, ayo kita memulainya sekarang," ucap pria tampan itu dengan penuh semangat dan secepatnya, dia memaksa Sinta untuk membuka kedua pahanya tapi Sinta merapatkannya kembali.
Sinta menatap kearah pria tampan itu dan berkata, "Mas … ahh … Pak! Atau siapapun anda, akuhh … akuh .. ahh .. akuhh .. mohon janganhhh ...." Sinta belum selesai bicara, karena bibirnya langsung ditutupi oleh bibir pria tampan itu dan dia tidak peduli dengan permohonan Sinta yang menolaknya dan dia masih terus memaksa membuka kedua pahanya Sinta. Setelah berhasil, dia pun melepaskan bibirnya Sinta, lalu kembali memberikan banyak cumbuuan panas pada setiap inci dari kulit tubuhnya Sinta.
Saat ini.
Sinta tidak bisa mengatakan apapun karena bibirnya sudah dibungkam oleh pria tampan itu.
pria tampan itu pun mulai memasukkan miliknya kedalam bagian tubuh milik Sinta.
Sedikit demi sedikit miliknya pun masuk ke dalam tubuhnya Sinta yang masih rapat dan tubuh suci Sinta yang yang belum disentuh boleh pria manapun selain dirinya.
Saat bagian tubuh pria itu masuk, Sinta merasakan seluruh tubuhnya menegang dan saat itu juga, Sinta berteriak sangat keras, karena rasanya seperti tersengat listrik tegangan tinggi yang menyerang seluruh tubuhnya.
"Ahhh ... tolong hentikan, ahhh ... tolong … tolonghhh … hentikan! Ini … ini … sangat menyakitkan. ahhhh ...." Teriak Sinta yang terus memohon kepada pria tampan itu, untuk menghentikan gerakannya.
Bahkan Sinta terus memukul dadanya agar pria tampan itu mau menghentikannya.
Namun, bukannya dia menghentikannya, tapi di langsung menarik kedua tangan Sinta dan mengaitkan ke lehernya. Pria tampan itu tersenyum seperti iblis yang sudah mendapatkan kemenangan, karena sudah berhasil masuk walaupun butuh banyak usaha.
sambil menatap menatap wanita cantik yang berada dibawah kendalinya dan dia yang masih memohon agar dirinya mau melepaskannya.
Perasaan pria tampan itu tidak bisa dia kendalikan dan entah mengapa, saat melihat Sinta seperti itu, api hasratnya semakin menggila dan dia tidak tidak peduli sama sekali dengan permohonan Sinta itu.
Dia pun mendekatkan bibirnya ditelinganya Sinta, lalu berbisik pelan dengan suara serak nan seksi.
"Baby, panggil aku sayang, ayohhh panggil aku sayanghhh ...." Pintanya dengan suara terengah-engah.
Mendengar itu, Sinta tidak bisa menolaknya karena pria tampan itu mulai menggerakkannya lagi dan itu membuat rasa sakitnya kembali terasa.
Seketika, Sinta pun kembali menjerit kesakitan dan merasakan seluruh tubuhnya sakit semua terutama bagian tubuh bawahnya terasa terkoyak seperti dicabik-cabik.
Namun, pria tampan itu menikmati permainannya, dia mendesah penuh kenikmatan.
kenikmatan yang belum dia dapatkan selama ini.
"Babyhhhh ... ahhh ... ayohhh babyhhh, panggil aku sekaranghhh ... ayohh," ucap pria tampan itu semakin menggila dan gerakkan ternyata semakin cepat.
Sinta menangis dan berteriak kesakitan. Bersama dengan butiran-butiran air mata pun mulai berjatuhan dengan deras, dia menahan sakit yang luar biasa yang belum pernah dia alami selama ini.
namun, tidak lama setelah itu mengapa rasa sakit itu berubah menjadi sebuah kenikmatan.
Sinta menatap pria yang ada diatasnya yang sudah menggila, dia terus bergerak tiada henti dan memberikan dirinya banyak ciiuman panas yang tidak terhitung jumlahnya.
Sinta yang sekarang merasakan kenikmatan yang luar biasa, dia berhenti menangis, lalu suaranya pun langsung berubah menjadi sebuah suara desahan-desahan yang sangat menggoda.
"Ahhhh ... ahhh ... ahhh .... sayanghhh ... ahhh, pelan-pelan, ahhh ... sayanghhh."
mendengar Sinta yang terus memanggilnya sayang, pria tampan itu semakin bersemangat, dia menggerakannya dengan sangat cepat membuat Sinta semakin keras memanggil dirinya.
"Ahh ... babyhhh kamu benar-benar sangat lezat, ahhh ... ahhh ... babyhhh ...," pria tampan itu terus memanggil Sinta tiada henti, dia begitu menikmati percintaannya malam ini.
***
Satu jam pun berlalu.
Sinta sudah mulai kehabisan tenaga, suaranya yang mendesah dengan keras semakin melemah, karena dia sudah sangat kelelahan, pria tampan itu sudah tidak tahan lagi, dia melakukan pelepasan terakhirnya.
" Ahh ... sangat nikmathhh,"
setelah dia disusul dengan Sinta yang juga melakukan pelepasan terakhirnya.
Sinta merasakan tubuhnya sudah tidak memiliki tenaga sama sekali bahkan tanpa terasa, dia pun melepaskan cengkraman tangannya yang dari tadi memegang leher pria tampan itu.
Dengan mata setengah tertutup dan suara yang masih terengah-engah Sinta berkata, "Pak! mas atau siapapun itu, aku ... aku ... tidak sudah tidak kuat lagi," ucap Sinta yang setelah itu, dia memejamkan matanya karena sudah benar-benar tidak sanggup lagi.
Sedangkan pria tampan itu, dia juga sedang menutup matanya dengan menaruh kepalanya diatas bahu kirinya Sinta, lalu menikmati pelepasannya yang sangat luar biasa indahnya.
Hingga, setelah dia selesai, pria tampan itu perlahan membuka matanya kembali, lalu dia menatap kearah Sinta yang masih berada dalam kendali tubuhnya.
Pria tampan itu pun tersenyum kecil, lalu mengecup lembut keningnya Sinta.
"Terima kasih atasan layanan kamu malam ini, kamu benar-benar sangat nikmat, baby!" Ucap pria tampan itu.
Setelah itu, dia pun bangun dan membaringkan tubuhnya tepat disebelah Sinta, lalu pria tampan itu mengulurkan tangannya dan memasukkan tubuh Sinta ke dalam pelukannya. Sinta hanya bisa mengedipkan matanya dengan lemah dan dia tidak bisa mengatakan apapun lagi.
Setelah itu, pria tampan itu mencium kening Sinta dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua yang tidak memakai apapun.
Pria tampan itu memeluk erat tubuh Sinta dan berbisik di telinganya, Sinta.
"Baby, apakah kamu tidak ingin tahu siapa aku?"
Mendengar itu, Sinta mengedipkan matanya dan menjawab dengan suara lemah.
"Kamu … kamu pria yang sangat tampan kan?" Ucap Sinta sambil memejamkan matanya.
Sementara itu,
pria tampan itu tertawa kecil saat mendengar jawaban Sinta yang menurutnya sangat lucu.
"Hehehehe ... aku memang tampan, jadi tidakkah kamu ingin tahu siapa aku?" Tanya pria itu kepada Sinta.
Mendengar itu,
Sinta menarik napas pendek, namun dia tidak mau membuka matanya yang terasa sudah lengket seperti ada lem yang menutupi matanya itu.
Dengan sekuat tenaga, singa mengumpulkan suaranya yang tersisa, Sinta pun menjawab pertanyaan pria tampan itu.
"Hhhmm … Memangnya kamu siapa? kamu hanya p****************g yang memesan aku dari Maya kan? Kamu pria yang bisa memberikan aku uang yang banyak dan bisa …." Sinta menghentikan ucapannya karena dia tidak sanggup untuk bicara lagi.
Mendengar itu,pria tampan itu terkejut, dengan apa yang diucapkan Sinta. Dia pria yang terhormat dan masih perjaka sangat jauh dari kata 'hidung belang' dan saat ini, wanita berada didalam pelukannya mengatakan dirinya p****************g yang memesannya.
pria tampan ini merasa marah, karena dirinya dikatakan seperti itu.
Pria tampan itu melotot dan hendak mengatakan pada Sinta, namun Sinta sudah menutup matanya karena dia benar-benar sangat lelah.
Melihat itu,
Pria tampan itu tertawa sendiri saat melihat wanita yang berada dipelukannya sudah tertidur.
"Hahahaha … dia benar-benar sangat menggemaskan!" Ucap pria tampan itu sambil tertawa sendiri.
Setelah itu, dia mencium ringan bibir Sinta dan berkata lagi, "Bby, kamu menang! besok kamu akan tahu siapa aku dan besok, kamu harus mebuang kata hidunh belang, karena aku ini pria yang masih suci sama seperti kamu," ucap pria tampan itu sambil terkekeh sendiri.
"Baiklah! Sekarang kamu tidur yang nyenyak, karena besok aku ingin memakan kamu lagi," ucap pria tampan itu, dia tersenyum sendiri sambil memeluk Sinta dengan eratnya.
Saat memeluk Sinta. Entah kenapa dia tidak ingin melepaskan wanita ini.
Pria tampan ini menutup matanya dan mereka berdua pun tertidur melewati malam yang panas nan indah untuk pria tampan itu tapi malam yang menyakitkan untuk Sinta.
-bersambung-.
Dhini_218
Only on: Dreame n Innovel